FYI.

This story is over 5 years old.

Masa Depan Bumi

Gerhana Matahari Bakal Berhenti Terjadi Di Masa Mendatang

Bulan makin menjauh dari orbit bumi. Artinya, ada masa penduduk bumi di masa mendatang tidak bisa lagi mengalami gerhana. Pertanyannya, kapan itu terjadi?

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Planet yang kita sebut Bumi ini punya banyak kejutan. Tak cuma jadi satu-satunya planet yang bisa mengakomodasi kehidupan (setidaknya sampai saat ini ya), Bumi juga terbilang royal menyuguhkan tontonan memukau bagi makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Salah satunya pemandangan keren itu adalah gerhana matahari total (Hari ini tanggal 21 Agustus waktu Amerika Serikat, gerhana matahari total kembali dialami oleh penduduk Bumi). Tak ada satupun planet lain yang bisa menyaksikan mekanisme tata surya yang indah ini. Planet-planet terdekat dari Bumi kurang beruntung antara lain karena kalaupun punya satelit—seperti Mars yang punya dua satelit—ukurannya terlalu kecil untuk menghalangi sinar matahari. Jupiter punya selusin bulan, tapi kita tak akan bisa menyaksikan gerhana dari sana: tak ada terra firma yang bisa kita pijak untuk menikmati bayangan satelit yang jatuh di atas planet gas raksasa ini. Makin jauh ke belakang, ada Pluto dan Charon, bulan pluto yang paling besar dan saling menghalangi. Sayangnya dari sana, jarak matahari terlalu jauh. Kalaupun ada gerhana di sana, dampaknya bakal tak sedramatis apa yang terjadi di Bumi. Intinya, Bumi memang ditakdirkan berada di titik yang paling pas, sehingga ukuran matahari dan bulan sama besarnya dari Bumi.

Iklan

Mempertimbangkan faktor-faktor tadi, Bumi bolehlah kita sebut MVP (most valuable planet). Sayang, kehebatan ini tak akan bertahan selamanya. Saat ini, gerhana matahari total terjadi sekali setiap 18 bulan, sebuah frekuensi yang lumayan rutin terjadi, sehingga kita menganggap gerhana matahari sebagai fenomena alam standar (padahal cuma bisa dilihat dengan sempurna di Bumi). Fakta mengejutkan lainnya, suatu saat nanti di masa depan yang masih jauh, Bulan berhenti menutupi cahaya Matahari bagi planet kita.

Gelombang pasang surut yang terjadi antara Bumi dan Bulan membuat satelit Bumi ini perlahan-lahan menjauh. Di saat yang sama, gelombang ini juga melambankan rotasi bumi. Dalam kisaran miliaran tahun, ketika Matahari menua menjadi bintang raksasa merah, orbit bulan dari Bumi bakal 40 persen lebih lebar dari sekarang. Pada saat itu, satu hari di Bumi bisa berlangsung selama 40 jam. Jauh sebelum itu, bulan akan bergerak terlalu jauh hingg tak bisa bisa lagi sepenuhnya menutupi Matahari. Menurut Richard Vondrak, ilmuwan emeritus eksplorasi bulan di lNASA Goddard Space Flight Center, gerhana Matahari total terakhir yang bisa dinikmati dari permukaan bumi akan terjadi 600 juta tahun dari sekarang. Setelah itu, pertunjukan orbit luar biasa ini—yang sudah ditonton oleh manusia selama beberapa milenium—tak akan terjadi lagi. "Yang kita tahu sekarang adalah Bulan bergerak menjauhi Bumi sejauh 4 cm tiap tahun," ucap Vondrak. Kesannya tidak banyak, namun dalam skala waktu semesta, lama-lama kelamaan Bulan akan bergerak terlalu jauh. Dalam kurun waktu 600 juta tahun, Bulan akan bergeser lebih dari 22.000 km. akibatnya, bulan akan terlihat terlalu kecil untuk bisa benar-benar menghalangi cakram Matahari, bahkan ketika dalam posisi orbit yang paling ideal sekalipun.

Iklan

Enam ratus juta tahun lalu, organisme multiseluler kompleks mulai berkembang biak di lautan Bumi di masa Ediacaran. Melihat begitu drastisnya Bumi berubah sejak saat itu sampai sekarang—dulu cuma ada satu benua dan kehidupan sepenuhnya di samudra, kemungkinan besar penduduk Bumi—jika memang masih ada—akan tinggal di atas Bumi yang sudah sangat berbeda.

Umbra Bulan yang jatuh ke Bumi saat gerhana matahari 2016. GIF: NASA Earth Observatory/DSCOVR/EPIC

"Mustahil memperkirakan di kawasan Bumi mana bayangan bulan akan jatuh 600 juta tahun dari sekarang. Kita bahkan tak tahu seperti apa rupa permukaan Bumi saat itu," kata Vondrak. Sistem prediksi gerhana matahari sudah sangat canggih dewasa ini, tapi tetap saja ada batasannya. Setidaknya, sistem ini bisa dimanfaatkan untuk memprediksi gerhana matahari dalam waktu dekat. Misalnya, Fred Espenak, seorang pakar gerhan matahari ternama yang kera dipanggil Mr. Eclipse telah menciptakan "Five Millennium Canon of Solar Eclipses" NASA yang memetakan ribuan gerhana matahari dari tahun 2000 sebelum masehi hingga tahun 3.000. Gerhana matahari yang terdapat dalam panduan tersebut diperkirakan terjadi pada tanggal 26 April 3.000, dengan path of totality kemungkinan jatuh di kawasan Amerika Utara, Samudra Atlantik dan Afrika Utara. Tetap saja, alam semesta bisa seenaknya mengacaukan prediksi ini. sebuah planet asing bisa sekonyong-konyong masuk orbit Bumi, mengacaukan tarian Bumi dan Bulan yang sudah berlangsung selama ribuan milenium. Atau bisa saja, tumpukan gas rumah kaca menghalangi mata kita melihat gerhana matahari. Jika semua halangan ini terjadi—semoga sih enggak—canon buatan Espenak bisa jadi panduan bagi para pemburu gerhana selama 10 abad ke depan.

"Untuk menentukan lokasi geografis di Bumi yang bakal mengalami gerhana matahari di atas tahun 3000 memerlukan estimasi tingkat rotasi Bumi yang telah diperbarui," tegas Vondrak.
Lantaran gerhana matahari memiliki peran sosial yang mendalam sebagai katalis perkembangan ilmu pengetahuan, penanda masa dan ritual keagamaan yang agung, kita kerap membayangkan gerhana matahari total sebagai peristiwa penting kehidupan di Bumi, sepenting bintang di malam hari atau garam di laut. Yang pasti, kita sangat beruntung hidup di Bumi ketika posisi bulan berada di jarak yang tepat, hingga bisa sepenuhnya menghalangi cakram matahari, hingga bisa menampakkan korona (bagian terluar atmosfer) Matahari. Planet biru kesayangan kita ini tak cuma ideal bagi tumbuhnya kehidupan, namun juga berada di masa dan lokasi yang tepat dalam seluruh tata surya untuk menikmati keindahan gerhana matahari total. Cuma seindah apapun sebuah gerhana matahari total, pastikan anda menggunakan pelindung mata yang cukupi ketika menyaksikannya. Bagi anda yang sampai sekarang belum beruntung mengalami gerhana matahari total, tenang, masih ada 600 juta tahun lagi untuk memburunya. Benar gerhana tak akan selamanya kita alami. Tapi woles saja dulu.