Dengan rambutnya berombak berwarna kastanye, tatapan mata yang dalam, bibir bak mawar, tulang pipi yang menawan dan alis yang tebal, Timothée Chalamet punya raut muka yang bisa jadi inspirasi seseorang menggubah lagu. Atau jadi pusat perhatian sebuah film tentang masa akil balik yang bersetting di kawasan pedesaan Italia.
Bahkan muka sempurna Chalamet pernah digambar di atas tuksedo yang dikenakan sejumlah sineas untuk menghadiri malam penganugerahan Oscar.
Makanya, agak janggal kenapa netizen menunggu cukup lama sebelum akhirnya menyatukan wajah Chalamet dengan sejumlah mahakarya seni rupa dunia.
Dua minggu yang lalu, Anna, seorang mahasiswi asal Polandia berusia 23 tahun, memulai akun Instagram @chalametinart, yang menampilkan foto-foto lukisan terkenal dengan wajah obyeknya diganti dengan wajah Chalamet dengan menggunakan program rekayasa foto, Photoshop. “Awalnya, aku melihat sebuah komentar di internet yang bilang ‘Muka Timothee itu harusnya masuk galeri seni,’” kata Anna saat dihubungi VICE. “Aku juga kaget akun Instagram seperti ini ternyata belum ada yang bikin.”
Salah satu lukisan yang jadi korban “keisengan” Anna adalah karya Caravaggio yang menggambarkan seorang bocah lelaki dan sekeranjang buah-buahan. “Inspirasiku membikin akun ini datang dari film Call Me By Your Name. Tiap shot dalam film itu sudah seperti lukisan karena diambil dengan menggunakan kamera lensa tunggal,” ungkap Anna.
“Adegan Elio, dengan rambutnya berombak, bermain gitar dan piano, hingga bersepeda di daerah pedesaan Italia mengingatkan saya pada lukisan Caravaggio Boy with a Basket of Fruit. Penambahan buah persik yang ikonik dalam foto ini harunya enggak dilewatkan begitu saja.”
Lukisan Caravaggio bukanlah lukisan pertama yang dipermak Anna. Mashup pertama Anna sebenarnya adalah lukisan ikonik Edvard Munch berjudul The Scream. Postingan-postingan awal dalam akun @chalametinart awalnya dibuat untuk senang-senang dan prosesnya singkat: cuma sepuluh menit saja. Kini, Anna kadang menghabiskan satu sampai tiga jam untuk memproduksi satu mashup.
Anna sekarang mulai serius menggarap karya-karyanya. Satu mashup buatannya biasanya diproses dengan memanfaatkan sekian jumlah program komputer agar hasil akhirnya mirip banget dengan lukisan asli. Namun, serepot apapun itu, bagi Anna Chalemet sangat meringankan “pekerjaannya.” Dia mengaku: “Raut mukanya bisa dimasukkan ke lukisan dari zaman mana pun. Belum lagi, dia punya kemampuan akting yang jempolan, jago main musik, bisa bicara dalam sejumlah bahasa. Ini yang bikin Chalamet seorang pria Renaissance sejati.”
Akun @chalametinart saat ini sudah memperoleh 51,3 ribu follower—dan pastinya bakal terus bertambah. Akan tetapi, meski punya follower yang banyak, Anna tak berniat mengomersilkan akun Instagram itu. “Sejak aku bikin akun ini lebih dari minggu lalu, aku dapat banyak permintaan untuk memasukkan wajah Timothée ke beberapa lukisan,” katanya kepada VICE.

“Jadi, ini jawabanku untuk salah satu permintaan yang paling banyak aku terima: Maaf aku enggak bakal memasukkan wajah Timothée lukisan karya Michelangelo, The Creation of Adam, dalam waktu dekat."
Simak hasil editan asoy si fans berat Chalamet lewat beberapa contoh postingan berikut: