Penggemar My Chemical Romance
Salah satu penggemar yang masih mengagumi My Chemical Romance di masa sekarang.

FYI.

This story is over 5 years old.

Nostalgia Emo

Kami Menemui Sekumpulan Remaja yang Masih Ngefans dan Terobsesi My Chemical Romance

Bodo amat sekarang lil siapa jadi superstar baru. Mereka memilih terus hidup di zaman ketika emo masih juara.

Pertengahan 2005, My Chemical Romance pertama kali masuk dalam kehidupan saya. Waktu itu, saya masih anak ingusan. Disebut remaja saja belum bisa. Video “ Helena” mengalir dari layar MTV2 yang saya tonton menuju jiwa gothic dalam diri ini. Setelah nonton video klip 'Helena', sejauh saya bisa mengingat, MCR adalah segala-galanya bagi saya. Saat Gerard Way—vokalis MCR—ultah, saya niat banget bikin kue bertuliskan nama vokalis itu di atasnya. Kamar saya? Jangan ditanya. Dindingnya habis ditutupi potongan tiap halaman majalah Kerrang! yang membahas band asal New Jersey ini. Sebagai fans yang baik, saya juga pernah menulis fanfiction soal Gerard Way.

Iklan

Dengan berat hati, saya tak bisa membeberkan isi karangan saya itu karena kelewat liar dan mesum bagi gadis berumur 14 tahun. MCR bukanlah band yang sebatas kamu sukai di masa remaja—MCR itu ya bentuk adiksi tersendiri. Nyatanya kini, sepuluh tahun kemudian, saya—perempuan berusia 24 tahun yang merajah nama Gerrard Way di tubuhnya—lumayan terkaget-kaget saat sadar band ini masih punya arti penting bagi beberapa remaja di muka bumi. Maksudnya gini, masih ada remaja yang suka MCR, padahal ketika MCR besar di kancah musik global, mereka sendiri masih balita.

MCR memutuskan bubar lima tahun lalu, tapi fanbase mereka tak lantas ikut bubar jalan. Sebaliknya, kumpulan penggemar band 'emo' yang sok-sokan goth ini berkembang dan membesar. Dengan obsesi yang hampir menyamai kesetiaan anggota sekte aliran sesat, fandom MCR kian hari kian kuat saja. Jika dulu disebut sebagai MCRmy, kini mereka beralih wujud dan mulai merambah Instagram lewat akun macam @gerardsdick dan @ieromance.

Mirip sekte global, penggemar Gerrard Way dkk bercengkrama dengan satu sama lain lewat meme, guyonan internal, serta membahas postingan keseharian anggota MCR. Para penggemar ini sampai mendaulat Gerard Way sebagai ayah yang paripurna (ya memang dalam kenyataannya, Gerard sudah jadi seorang ayah kok).

Bagi mereka tak pernah ketularan virus MCR—atau pernah jadi haters mereka, kecintaan remaja masa kini pada MCR kurang masuk akal. Band ini mungkin pernah sering masuk majalah musik dan merajai tangga lagu, tapi itu terjadi lebih dari sedekade lalu.

Iklan

Sudah gitu, Gerard Way dkk tak merilis apapun lima tahun terakhir. Logisnya, penggemar garis keras MCR di masa jayanya sekarang sudah punya anak juga. Lucunya lagi, penggemar muda MCR ini kemungkinan tak akan kesampaian melihat pujaannya manggung. Makanya, untuk memahami obsesi anak muda masa kini pada MCR, saya ngobrol bareng fans MCR yang masih menjaga nyala api emo—emo ala MCR ya, bukan American Football—menghadapi segala cercaan karena menyukai band tersebut.

"Seperti kata Gerard, MCR itu bukan band tapi sebuah ide."

1530181790553-Screen-Shot-2018-06-28-at-112713

MCR punya banyak arti bagiku. Musik mereka lebih nyambung denganku daripada kata-kata psikolog. MCR mengajarkanku agar mencintai diri sendiri meski orang lain ogah melakukannya. Dan musik MCR mengenalkanku pada banyak orang luar biasa, menemukan diriku sendiri. Lebih dari itu, musik MCR membawa aku masuk fandom mereka yang anggotanya saling menyayangi satu sama lain. Entahlah, aku bakal ngapain kalau aku tak jadi jadi anggota MCRmy beberapa tahun silam.

Sebenarnya, agak nyebelin juga sih jadi penggemar MCR sekarang. Aku cinta mati sama mereka tapi aku hampir enggak mungkin nonton mereka manggung. Untunglah, seperti kata Gerard, MCR itu bukan sekadar game, tapi sebuah ide. Sebuah ide bisa menyatukan banyak orang. Lagipula, MCR belum hilang sepenuhnya kok, anggotanya masih manggung solo. Aku malah sudah nonton gig solo Frank Lero karena dia masih sering manggung di New Jersey (aku sama Frank memang tinggal di sana). Intinya, meski sudah bubar, MCR tetap bisa mengumpulkan banyak orang. Ini alasan kenapa aku masih mencintai mereka.

Iklan

Aku yakin masih ada kesempatan—kecil sih—MCR akan reuni, tapi aku sih enggak ngarep-ngarep banget. Anggota MCR sudah bahagai melakukan hal-hal yang mereka sukai sendirian dan kalau mereka bahagia, aku bisa ikut bahagia kok. Kris, 16 tahun ( @gerardwayfabpage ).

"Aku pikir mereka enggak akan balikan dan aku enggak mau mereka balikan."

1530181678513-Screen-Shot-2018-06-27-at-134233

Jelas sekali, aku cinta MCR—lihat saja nama fanpageku—tapi, beneran deh, MCR itu punya arti yang sangat…tidak umum bagiku. Aku sih menganggap mereka sebagai artefak sejarah, karya seni, enggak cuma sekumpulan makhluk hidup yang bisa nafas seperti dalam pandangan kebanyakan fan MCR. Formasi MCR adalah formasi band yang indah, tapi menurutku mereka bubar di saat yang tepat, saat mereka butuh melakukannya. Aku tahu Gerard meramalkan MCR tak akan bisa bertahan melebihi album ketiga mereka. Aku paham alasannya. Bubarnya MCR memang diperlukan bagi kesahatan—mental dan fisik—semua anggotanya. Jadi, aku engak bisa menyalahkan mereka.

Ada beberapa teori yang berkembang di antara fans MCR. yang pertama dan sangat populer adalah “Teori ‘The Smashing Pumpkins’: Gerard pernah berkata dalam sebuah wawancara bahwa dirinya berharap MCR bakal punya nasib sama seperti The Smashing Pumpkins, yang reuni setelah enam tahun menyatakan bubar. Jika ramalan ini benar, MCR bisa tur lagi pada 2019, tepat enam tahun setelah bubar, mirip seperti apa yang dilakukan The Smashing Pumpkins.

Iklan

Lalu ada juga teori 'The Danger Days album'. Banyak sekali fans yang mengartikan kalimat “killjoys never die” yang berulang kali ditegaskan anggota MCR sebagai sinyal band ini enggak pernah benar-benar bubar. Kisah dalam album Danger Days terjadi pada 2019. Nah, sebagian memahaminya mentah-mentah kalau MCR akan bergabung dan bikin album lagi di tahun itu. Gerard sendiri dalam wawancara pasca MCR bubar mengatakan kalau dia selalu memiliki rencana jauh ke depan. Jadi, teori ini tak salah-salah amat. Tahun 2019 yag diacu dari video-video single dari album Danger Days bisa saja mengisyaratkan reuni MCR pada 2019.

Tapi kalau boleh jujur, aku pikir mereka enggak akan balikan dan aku enggak mau mereka balikan.a Anggota MCR sudah move on. Lagipula, sebetulnya sangat menyenangkan mendengarkan musik masing-masing mantan anggota MCR secara terpisah dan mendeteksi influence masing-masing dari mereka. Eveline, 16 tahun ( @ieromance).

"Mencintai MCR itu sedih sekaligus keren sih."

1530181919159-Screen-Shot-2018-06-28-at-113121

MCR itu lebih dari sekadar band favoritku. MCR itu sudah kayak..agama. Musik mereka banyak mengubah diriku dan menyelamatkan hidupku sekian kali. Aku bangga sekali bisa menyebut diriku seorang 'Killjoy'. Mencintai band yang sudah bubar itu aneh rasanya. Dalam kasus MCR, mencintai band ini terasa menyedihkan sekaligus keren.

Aku menghargai musik dan semua yang pernah mereka lakukan. Tapi, kayaknya, aku masih susah percaya kalau aku enggak mungkin nonton mereka manggung. Kate, 18 tahun ( @danger.revenge ).

Iklan

"Kadang aku enggak sadar MCR sudah bubar."

1530182006466-Screen-Shot-2018-06-28-at-113243

Bagiku, My Chemical Romance adalah “rumah”. MCR itu sudah seperti mesin waktu. Aku bisa kembali ke era mana pun, sesuai suasana hatiku. MCR selalu ada untukku. Aku sudah mencoba menjajal banyak band dan lagu lainnya, tapi aku selalu kembali ke MCR. selalu ada yang hal baru yang bisa ditemukan dalam karya mereka sudah babar. MCR selalu nyaman didengarkan. Hanya ada beberapa band yang bisa seperti ini.

Aku sering enggak sadar kalau mereka sudah bubar. Aku hanya perlu menggali lebih dalam untuk menemukan sesuatu yang baru dari mereka. Aku enggak keberatan dengan album-album lama mereka. Aku bahagia melihat mereka bubar dan masing-masing anggotanya bersolo karir. Lagipula, kalau mereka ingin bubar, ya itu kehendak mereka. Kita bisa bilang apa coba? Aku enggak yakin mereka bakal bergabung lagi dalam waktu dekat. Bakal keren sih kalau mereka reuni, tapi aku ingin mereka melakukannya dengan nyaman. Jessie, 18 tahun ( @gerards_hawaiian_shirt ).

“Melihat foto dari 10 tahun ke belakang, aku kadang merasa mual.”

Aku enggak bisa menjelaskan arti MCR bagi saya, jadi aku sebutkan saja beberapa kata yang mungkin bisa membantu: nostalgia, pemberontakan, pertemanan dan cinta. MCR punya segala lagu untuk setiap momen dan semuanya keren. Mereka bisa menangkap segala bentuk emosi manusia dan mereka sangat menginspirasi aku.

Tapi, aku sudah enggak terlalu terobsesi dengan mereka lagi—fase itu udah lama kewat. MCR tetap band favorit saya. Tapi, dari sudut pandang, seseorang yang pernah sangat tergila-gila pada mereka, mencintai MCR adalah kegiatan yang menyedihkan. Menonton lagi konser mereka dan foto-foto dari sepuluh tahun lalu bikin perutku mual karena sedih. Pasalnya, aku tahu aku enggak bakal bisa datang ke konser mereka lagi. Bagiku, fanbase MCR itu depresif karena semua anggota terus-terus berduka. Bridget, 16 tahun ( @gerardsdick ).

Iklan

“Gerard Way adalah raja emo kami. Titik!”

My Chemical Romance bukan cuma sebuah band bagiku… Band ini banyak membantu saya. Saban kali aku merasa sedih, aku tahu musik MCR akan membuat merasa lebih baik. Aku nyambung banget dengan lirik-lirik mereka dan dalam beberapa hal, MCR memberikan banyak dukungan daripada keluargaku. Mereka sudah selayaknya keluargaku sendiri.

Bagaimananya terobsesi band yang sudah tak barengan lagi? Ya jelas sedih, sebab kamu pengin datang ke konser mereka dan bersemangat menyambut album baru mereka tapi band kesayanganmu itu sudah bubar. Di sisi lain, terobsesi band yang sudah bubar ada baiknya juga sih karena kamu bisa yakin bila tiap anggotanya sehat-sehat saja dan bahagia serta melakukan apa yang mereka ingin lakukan. Sebagai seorang fans, ini bikin kamu ikut bahagia juga.

Itu dia yang tak ditemukan di fanbase band lainnya. Penggemar MCR malah lebih bahagia band kesayangan mereka bubar, tak reuni apaalagi bikin album. Dulu di era Piczo dan MySpace, kalimat “My Chemical Romance menyelamatkan hidup saya” bertebaran di mana-mana. Kini, anak-anak zaman sekarang menirunya begitu saja. Salah satu warisan MCR adalah band ini selalu bisa mamahami anak muda sampai kapapun. Jadi, menyingkirlah Holden Cauldfield, Gerard Way adalah raja emo kami. Titik. Lauren, 19 tahun ( @lolur_not_gerardway ).

Jangan lupa follow Gina di Twitter.

Artikel ini pertama kali tayang di Noisey UK