Video klip Azealia Banks 'aquarius' meniru subkultur seapunk
Mengenang Seapunk yang sempat ngetren banget enam tahun lalu. Cuplikan gambar dari Youtube.

FYI.

This story is over 5 years old.

Subkultur Internet

Subkultur Seapunk Tamat, Kini Waktunya Solarpunk Menguasai Jagat Internet

Mari mempelajari sejarah singkat kemunculan tren Internet seapunk yang kini digantikan solarpunk. Dulu pesohor macam @lilinternet, @rihanna sampai @aezlelaleea pernah ikutan wabah seapunk lho.

Masihkah kalian ingat Seapunk? Estetika bertema cyber-mermaid ini sempat menjadi genre musik tersendiri, memicu gerakan artistik, fesyen, sampai “ideologi” pada 2011 lalu. Nyatanya, tren ini meredup sinarnya hanya dalam setahun. Seapunk gagal bertahan lebih lama daripada vaporwave atau future funk. Salah satu staf Noisey menulis artikel bertajuk “Seapunk Washes Up” pada Maret 2012 untuk mengenang seapunk yang mati dalam waktu singkat.

Iklan

Kalian tidak familiar dengan subkultur ini? Tenang, saya akan menjelaskan sedikit sejarahnya. Tren #Seapunk mulai dikenal ketika @LILINTERNET, mantan DJ yang sekarang berprofesi sebagai produser dan sutradara video musik, ngetwit seperti ini: “SEAPUNK LEATHER JACKET WITH BARNACLES WHERE THE STUDS USED TO BE” pada Juni 2011.

Dari situ, pengguna Twitter dan Tumblr turut mengikuti trennya. Tagar #Seapunk disematkan di setiap postingan meme, lagu, dan gaya berpakaian. Gaya atau postingan yang khas seapunk itu seperti apa sih?

Begini kira-kira: rambut biru kehijauan, nail art, GIF lumba-lumba, ada iringan irama drum-and-bass pakai marimba, kacamata cyberpunk warna-warni, dan latar belakang bermotif laut berombak. Singkatnya, unsur-unsur seapunk ada hubungannya dengan air dan efek jadul.

Seapunk semakin ngetren, sampai-sampai artikel New York Times menyebut fenomena ini “inside joke di internet yang bisa terkenal karena kekonyolannya sendiri." Para bintang pop tidak mau kalah. Mereka ingin terlibat dalam kehebohan seapunk. Setelah menyanyikan single “Diamonds” di Saturday Night Live pada 2012, Rihanna dituduh mencuri dan “mengkomodifikasi” gambar alam berpiksel rendah karya seniman Seapunk Jerome LOL. Di tahun yang sama, video klip “Atlantis” milik Azealia Banks ikut dikritik. Akan tetapi, setidaknya Banks mengakui kalau musiknya memang dipengaruhi oleh tren seapunk.

Memang aneh saat melihat ada sebagian orang marah karena tren Seapunk dicuri artis lain. Padahal, fenomena ini tak ada bedanya dengan meme yang sering beredar di internet dan diunggah oleh banyak orang. Lagipula, bukankah Seapunk mengacu pada budaya internet? Orang bebas bertukar informasi dan hal-hal aneh atau lucu tanpa ada hambatan. Belum lagi, Seapunk awalnya bisa muncul karena meniru dan terinspirasi dari karya seniman kontemporer terkenal seperti Petra Cortright, yang mencontoh GIF low-fi selama bertahun-tahun.

Iklan

Namun, dalam konteks ini, kontroversi seputar apropriasi budaya ini sebenarnya menggambarkan konflik lain. Siapa sebenarnya yang berhak mendapat keuntungan dari luapan produksi kreatif digital ini? Jika kita lihat-lihat lagi, Seapunk menggambarkan konfrontasi antara seniman yang menginginkan bayaran untuk karyanya dan pencipta anonim yang membuat kontennya agar bisa digunakan secara gratis oleh siapa saja. Seapunk menjadi perumpamaan hubungan antara budaya internet dan budaya pop. Pelajaran yang bisa dipetik dari sini: Jangan buat sesuatu di internet kalau kalian enggak mau karyanya diplagiat atau ditiru.

Untungnya, para penggemar Seapunk yang terjebak konflik di internet sekarang bisa gembira dengan kehadiran Solarpunk. Gelombang baru ini secara perlahan muncul di internet pada 2014. Berbeda dari jenis 'punk internet' lainnya, subkultur satu ini memiliki pengaruh politik nyata. Penganut Solarpunk sangat frontal dalam mengungkapkan keinginannya menyesuaikan estetika dengan sudut pandang politik, termasuk kelestarian lingkungan dan produksi lokal.

Sejauh ini, estetika Solarpunk sebagian besar masih memanfaatkan unsur Neovictorian (misalnya, panel surya berkaca patri dan gaya Steampunk), yang tidak benar-benar bisa dipahami begitu saja oleh orang awam (atau biasa disebut normie) karena berbagai alasan. Setidaknya karena solarpunk bukan semata permainan nostalgia yang tersirat.

Estetika Seapunk mungkin tampak sempurna, tetapi Solarpunk memiliki tujuan ideologis yang lebih bermakna bagi pegiatnya di Internet. Mereka bisa menyampaikan pesan berbobot, atau bahkan agenda politik tertentu, melalui lagu yang catchy dan look yang mantap. Bagi para pencipta konten di luar sana, bersiaplah berkarya lagi dalam gelombang solarpunk.

Artikel ini pertama kali tayang di GARAGE