FYI.

This story is over 5 years old.

Suriah

Metal Memberi Harapan dan Semangat Perlawanan Bagi Musisi Suriah

Sutradara Monzer Darwish menghabiskan empat tahun menyelesaikan dokumenter 'Syrian Metal Is War', menyajikan seluk beluk kancah metal dari negara yang dikoyak perang itu.
Arsip foto oleh Monzer Darwish. 

Artikel ini pertama kali tayang di Noisey

Terakhir kali saya ngobrol dengan sineas Manzer Darwish, dia sudah bermukim di Belanda sekitar satu tahun lamanya. Darwish malah mulai dikenal di komunitas musik setempat. Sebelumnya, dia dan istrinya harus mengarungi perjalanan berat dari kampung halaman mereka di Hama, sebuah kota kecil di tepian Sungai Orontes yang berada 200 km dari Damascus, menuju pelabuhan mana pun yang paling aman bagi keselamatan mereka. Setelah tiba di Turki, mereka naik perahu karet ke Yunani—sebuah perjalanan menegangkan yang ditempuh selama delapan jam. Dari sana, mereka memutar otak dan memanfaatkan segala yang mereka miliki agar bisa sampai ke Amsterdam. Sepanjang perjalanannya, Darwish mendokumentasikan pengalamannya dengan kamera Canon, satu-satunya barang yang sempat dia bawa dari Hama.

Iklan

Rekaman ini hanyalah sebagian kecil dari proyek besar yang sudah dikerjakan selama empat. Kini, berkat kegigihannya, karya itu sudah bisa ditonton publik. Kampanya crowdfunding yang dilakukan di Swiss berhasil menjaring cukup banyak dana untuk membeli perangkat editing dan membantu Darwsih menyelesaikan Syrian Metal Is War, sebuah film dokumenter yang dikerjakan sesempatnya sejak dirinya dipaksa angkat kaki dari Hama. Saya pertama kali ngobrol dengan Darwish pada 2014, jauh sebelum dirinya terpikir pergi meninggalkan Suriah. Banyak yang terjadi setelah pertemuan kami itu. Namun, semangat dan kegigihan untuk merampungkan proyek ini tak pernah sekalipun redup, bahkan ketika kondisi di sekitar makin tak menentu. Cuplikan dan trailer dokumenter ini sudah berkali-kali muncul di YouTube. Sekarang, keseluruhan film telah rampung dan diunggah ke YouTube.

Darwish menggambarkan narasi utama Syrian Metal Is War sebagai “mosaik antologi beragam realitas yang berbeda, serta pengalaman personal metalhead di Suriah yang diporakporandakan perang. Konsekuensi yang muncul dari situasi itu ditambah curahan hari berisi harapan dari beberapa kawan yang dipersatukan oleh perang dan musik.”

“Film ini dibuat untuk memperkenal dan mengabadikan memori tentang musisi metal serta fan mereka di Suriah. Adegan-adegan dalam film ini diambil antara pertengahan 2013 hingga akhir 2014,” tulis Darwish dalam deskripsi film itu YouTube. “Film ini tak menghabiskan banyak dana. Gambar diambil dengan ponsel pintar dan kamera DSLR." Proses produksi, perjalanan pengambilan film, syuting hingga proses editing menurut Darwish dilakukan secara minimal dan menggunakan metode DIY. "Film ini adalah karya pribadi dan karenanya hanya mengandalkan sumber daya yang saya miliki. Semua rekaman gambar dalam film ini diambil sepanjang perjalanan saya melewati benua, di mulai dari Suriah, kemudian Algeria, Turki, Yunani dan akhirnya Belanda. Master film ini bahkan saya bawa ketika mengajukan suaka. Film ini terus membuat saya bergerak kendati semangat dan sumber daya mulai menipis.”

Hasil akhir dokumenter ini benar-benar menawan dan sangat menyentuh. Syrian Metal Is War bisa dibilang sumbangan karya dokumenter penting bagi kancah metal global.

Syrian Metal Is War bisa ditonton di tautan berikut. Oh iya, jika kalian sedang ada rezeki, silakan memberikan donasi untuk si sutradara di sini.

Kim Kelly adalah editor Noisey; ajak dia ngobrolin musik lewat Twitter. #DefendAfrin