Semua kejadian penting yang perlu kalian tahu dari dalam maupun luar negeri selama 24 jam terakhir tersaji berbentuk ringkasan, dikurasi awak redaksi VICE. Selamat membaca!
Kabar Seputar Indonesia
Ormas Intoleran Bubarkan Kegiatan Bakti Sosial Gereja di Bantul
Aksi intoleran terjadi pada Minggu (28/1) di Kabupaten Bantul, DIY, akhir pekan lalu, namun baru ramai sehari sesudahnya di media sosial. Lebih dari 50 anggota ormas dari Front Jihad Islam (FJI), Forum Umat Islam (FUI), dan Majelis Mujahidin Indonesia memaksa pengelola Gereja Santo Paulus Pringgolayan membatalkan kegiatan bakti sosial, atas alasan upaya 'kristenisasi' terselubung. Majelis gereja menggelar rapat Selasa (30/1) dan akhirnya memenuhi tuntutan ormas. Rencana gereja tadinya sekadar menggelar penjualan 158 paket sembako murah di Dusun Jaranan demi memperingati 32 tahun berdirinya gereja Santo Paulus. —Tempo
Bisnis Migas Lesu, 5 Persen Pilot Helikopter Lokal Terancam Menganggur
Tahun 2018 diperkirakan pengusaha bisnis helikopter akan sedikit suram. Ketua Umum Asosiasi Pilot Helikopter Indonesia (APHI) Yunus Imanuddin menyatakan klien terbesar mereka, perusahaan migas, sudah ancang-ancang menghentikan kontrak sewa akibat masih anjloknya harga minyak dunia. Di Indonesia ada 25 perusahaan helikopter, dengan total 300 pilot. Yunus memperkirakan 5 persen dari keseluruhan pilot asosiasinya terserap dalam industri migas. —merdeka.com
Orang Indonesia Suka 'Curi' Waktu Kerja Buat Belanja Online
Riset konsumen dilakukan lembaga iPrice tentang budaya belanja online di Indonesia. Survei ini menunjukkan banyak konsumen menggunakan akses Internet dan jam kerja untuk belanja online, dengan waktu terbanyak adalah pukul 11.00 siang. Selain itu, data iPrice menunjukkan konsumen bisnis daring di Tanah Air lebih suka belanja lewat desktop, dengan pengeluaran rata-rata Rp557 ribu, dibanding mobile. —CNN Indonesia
Kabar Seputar Dunia
AS Kembali Sebar Nama Kroni Presiden Putin
Kementerian Keuangan Amerika Serikat baru saja melansir 210 nama pengusaha dan pejabat politik berpengaruh asal Rusia. Mereka semua disinyalir kroni dekat Presiden Vladimir Putin. AS sejak empat tahun belakangan menjatuhkan sanksi pembekuan aset kepada kroni presiden Rusia, atas tindakan militer Negeri Beruang Merah mencaplok Crimea, wilayah sengketa di perbatasan Ukraina. Presiden AS Donald Trump disinyalir tidak akan menambah sanksi ekonomi terhadap pendukung Putin, tapi adanya pengumuman nama ini tetap dikecam politikus Moskow sebagai propaganda murahan. —AP
Turki Membombardir Irak dari Udara
Pemerintah Turki mengirim jet tempur, membombardir delapan sasaran terpisah, semuanya di kawasan utara Irak. Serangan kali ini diklaim untuk melemahkan militan. Sasaran yang dimaksud adalah markas Tentara Pembebasan Kurdi, yang sebagian faksinya sejak lama ingin merdeka dari wilayah Turki.—Reuter
Republik Irlandia Gelar Referenfum Soal Aborsi
Republik Irlandia mengumumkan pada Mei mendatang, pihaknya bakal menggelar referendum soal aturan aborsi. Rakyat diminta memilih, apakah UUD yang melarang praktik aborsi perlu dicabut. Sebagai negara mayoritas Katolik, publik Irlandia selama ini tak terlalu tertarik mendukung aborsi. Perubahan UUD akan membuka peluang bantuan aborsi bagi janin yang berusia maksimal 12 pekan secara legal, dibantu dokter.—VICE News
Kabar Menarik Lainnya
Bos Label Rekaman Naungan Universal Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual
Charlie Walk, Presiden Direktur Republic Records Group, dituding melakukan pelecehan seksual terhadap klien. Salah satu yang terbuka mengaku dilecehkan adalah pengusaha Tristan Coopersmith yang pernah berkolaborasi dengannya. Republic Records adalah label rekaman di bawah naungan Universal Music Group. Manajemen Universal mengaku sedang menyelidiki akurasi tuduhan Tristan. Besar kemungkinan Charlie juga pernah melakukan pelecehan sewaktu menjadi petinggi label rekaman Sony.—Billboard
Facebook Berjanji Beranda Kalian Lebih Banyak Diisi Berita Lokal
Raksasa media sosial itu kembali mengubah algoritma pengguna. Kali ini, mereka ingin konten berita lokal, yang dekat dengan posisi riil pengguna, lebih banyak mewarnai beranda. CEO Facebook, Mark Zuckerberg, menjelaskan kebijakan ini didasari temuan bila berita media lokal, “lebih memicu interaksi antar anggota komunitas.”—AP