FYI.

This story is over 5 years old.

cina

Festival Yulin di Cina Akhirnya Akan Melarang Penjualan Daging Anjing

Festival Kuliner Daging Anjing baru mulai digelar di Yulin pada 2010 tapi segera menuai kontroversi dan kecaman internasional.
Foto via via Flickr user ddgame0204.

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES.

Semenjak 2010, setiap tahunnya ribuan anjing dibunuh dan dimakan sepanjang 10 hari perayaan Festival Daging Anjing dan Leci di Yulin, Guangxi, Cina—dan tentunya bukan tanpa kontroversi internasional.

Biarpun berbagai kampanye media sosial berhasil menurunkan angka pembunuhan anjing (dan biasanya disajikan bersama buah leci) dari 10.000 menjadi tinggal 1.000 ekor saja, festival tersebut tetap menunai banyak protes dari masyarakat dan grup pembela kesejahteraan binatang.

Iklan

Namun tahun ini kabarnya jumlah anjing yang akan disajikan dalam festival akan turun menjadi…nol. Humane Society International (HSI) dan Duo Duo Animal Welfare Project telah merilis konferensi pers yang mengindikasikan bahwa penjualan daging anjing akan dilarang di dalam perayaan festival 2017.

HSI dalam keterangan tertulis, menyatakan baru saja "mendengar dari berbagai sumber" bahwa pemerintah Yulin "berniat melarang restoran, gerobak kaki lima dan penjual daging di pasar untuk menjual daging anjing" di festival. Tahun lalu, pemerintah setempat melarang pembunuhan anjing di ruang publik yang biasanya menjadi pemandangan normal bagi warga setempat.

"Kebijakan baru pemerintah terhadap pedagang daging anjing setempat ini baru diumumkan beberapa minggu sebelum festival musim panas tahunan tersebut diadakan. Biasanya para pedagang mengirimkan anjing-anjing ketakutan dan kehausan ke tukang jagal setempat untuk dibunuh," tulis Wayne Pacelle, Presiden dan CEO Humane Society Amerika Serikat di lewat blog pribadinya, turut mengapresiasi kebijakan ini, biarpun larangan tersebut masih bersifat sementara. "Keputusan ini memberikan harapan luar biasa, dalam waktu dekat Yulin tidak lagi berpartisipasi dalam konsumsi daging anjing."

Sajian daging anjing di Guilin, China. Foto via Wikimedia Commons.

Andrea Gung, direktur eksekutif Duo Duo Project memuji sekretaris baru pemerintah Yulin, Mo Gong Mung atas "kepemimpinannya yang progresif" dalam perihal menghapus konsumsi daging anjing. Di masa depan, mengkonsumsi daging anjing akan dikenakan denda atau bahkan masa penjara. HSI dan Duo Duo berharap larangan sementara ini akan dijadikan permanen.

Iklan

Namun, ada dugaan bahwa larangan ini mungkin tidak akan ditegakkan. Menurut laporan BBC, beberapa vendor mengaku tidak mendengar apapun soal larangan ini. Banyak warga setempat juga kaget bahwa laporan tersebut justru menyebar di media terlebih dahulu sebelum terdengar di dalam komunitas yang bersangkutan. BBC juga menambahkan bahwa pembahasan seputar pelarangan daging anjing tidak dibahas oleh media CIna sama sekali saat ini.

Peter Li, ahli kebijakan HSI Cina, mengukuhkan bahwa sudah sosialisasi yang dilakukan dan vendor lokal sadar bahwa ada hukuman apabila melanggar biarpun larangan ini tidak diumumkan secara publik. "Pihak pemerintahan Yulin sengaja tidak mengumumkan larangan sementara ini karena takut ditantang oleh media atau masyarakat umum yang akan mempertanyakan 'Kenapa cuman sementara?' dan 'Kenapa gak dijadikan larangan permanen?'" kata Li saat dihubungi MUNCHIES.

Dia juga menambahkan bahwa banyak masyarakat setempat yang tidak tahu menahu mengenai larangan ini karena pemerintah sengaja tidak mengumumkannya secara publik dan langsung berhubungan dengan para vendor.

Saksikan liputan VICE saat mengunjungi Festival Yulin dan penjualan daging anjing selama acara yang kontroversial:

"Sumber di Yulin yang sempat berbicara dengan para vendor daging anjing jalanan mengkonfirmasi dua hari yang lalu dan semalam bahwa pihak aparat Yulin telah melayangkan larangan untuk tidak menjual daging anjing dari tanggal 15 Juni hingga festival berakhir, katanya, menambahkan bahwa masalah semacam ini baiknya diselesaikan di antara pihak-pihak yang terkait saja.

"Bertanya secara hati-hati dan menggunakan dialek setempat bisa mendatangkan jawaban yang lebih akurat. Ketika para vendor ditanya menggunakan aksen Cina Mandarin, mereka cenderung lebih berhati-hati. Mungkin saja pihak pemerintahan setempat sudah menyuruh mereka untuk tutup mulut soal larangan ini apabila ditanya oleh mereka dengan aksen Mandarin, kelompok 'pencinta binatang' atau warga asing dan jurnalis.

Li percaya bahwa kebijakan baru ini akan berhasil. "Larangan ini mengenakan hukuman bagi pelanggar, sebuah dobrakan yang sebelumnya belum pernah dilakukan di Cina. Vendor mengatakan bahwa mereka bisa didenda antara 50.000 hingga 100.000 yuan (Rp96 - 193 juta) apabila tertangkap menjual daging anjing di 'festival' atau dihukum selama tiga bulan. Penalti yang diterapkan lumayan menyeramkan."

Biarpun para pedagang daging mengatakan bahwa konsumsi daging anjing adalah tradisi lokal, karena dianggap manjur mengobati masalah impotensi, festival ini baru dimulai semenjak 2010 dan tidak banyak bukti yang bisa mendukung argumen tersebut. Laporan menyebutkan bahwa hanya sekitar 5 persen warga Cina mengkonsumsi daging anjing secara reguler. Dilaporkan 70 persen penduduk Cina tidak pernah mengonsumsi daging anjing sama sekali—dan tampaknya angka ini akan terus meningkat.