FYI.

This story is over 5 years old.

Ancaman Perang Nuklir

Pertemuan Donald Trump-Kim Jong Un Kayaknya Bakal Berlangsung di Swedia

Rumor ini berkembang gara-gara Menlu Korut melawat Swedia, diisukan mencari lokasi negosiasi dua pemimpin yang bisa membawa dunia ke perang nuklir itu.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Kamis lalu [15/3], dua diplomat papan atas Korea Utara terbang ke Swedia untuk melakukan kunjungan mendadak, mencuatkan spekulasi bahwa lawatan ini dilakukan sebagai persiapan pertemuan antara Donald Trump dan Kim Jong Un. Rumor yang beredar juga menyebutkan bahwa Swedia bakal jadi tempat penyelenggaraan pertemuan empat mata tersebut.

Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho tampak di Bandara Internasional Beijing, disertai Choi Kang-il, diplomat senior korut yang bertanggung jawab atas segala urusan menyangkut Amerika Serikat, seperti yang dilansir kantor berita Korea Selatan Yonhap.

Iklan

Kunjungan ini dilakukan seminggu setelah Donald Trump tiba-tiba mengumumkan bahwa dirinya siap menerima ajakan Kim Jong-un guna berbincang empat mata terkait permasalahan kepemilikan senjata nuklir.

Menanggapi berkembangnya rumor seputar lawatan Yong-ho, pemerintah Swedia segera mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan bahwa Yong-ho berada di Swedia untuk melakukan pertemuan dua hari dengan rekannya, Margot Wallström. Diskusi akan difokuskan untuk membahas “tanggung jawab konsuler Swedia bagi Amerika Serikat, Kanda dan Australia,” demikian tertera dalam pernyataan tersebut. “keduanya juga akan memperbincangkan kondisi keamanan di Semenanjung Korea.”

Beberapa hari sebelumnya, Perdana Menteri Swedia Stefan Löfven mengatakan kesediaannya menjadi fasilitator diskusi antara AS dan Korea Utara.

Perempuan di Ibu Kota Seoul, Korsel, melewati layar raksasa menayangkan sosok Trump dan Kim Jong-un. Foto oleh Koji Sasahara/Associated Press

“Kalau kami bisa membantu, kami akan melakukannya,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers yang digelar awal pekan ini. Löfven mengatakan pada kantor berita Swedia, TT, bahwa hubungan akrab Swedia dengan Pyongyang, memungkinkan negaranya menjadi calon mediator paling tepat dalam diskusi antara Trump dan Kim Jong-un.

“Swedia telah menjadi kekuatan pelindung AS, telah menggeluti permasalahan perbatasan semenanjung Korea sejak 1950, serta memiliki kedutaan di Korut sejak 1970'an. Semua faktor itu membuat Swedia memiliki hubungan akrab dengan Korut, sehingga kami rasa mereka mempercayai kami,” ujar Löfven.

Iklan

Swedia menjalin hubungan diplomatik dengan rezim Pyongyang sejak 1973. Kala itu, Swedia adalah satu dari segelintir negara barat yang bersedia membuka kantor kedutaan di Korut. Swedia selama ini telah berfungsi sebagai perantara hubungan Korut dan AS yang tak menjalin hubungan diplomatis satu sama lain.

Dengan kapasitasnya sebagai “kekuatan pelindung,” Swedia memberikan layanan konsuler bagi warga Amerika yang bermasalah saat berkunjung ke negeri diktator tertutup di semenanjung Korea tersebut.

Baik AS maupun Korea Selatan terlibat dalam persiapan pembicaraan antara Ri dan Wallström, seperti yang dilansir surat kabar Swedia Dagens Nyheter. Swedia juga telah diisukan menjadi tempat pertemuan antara Trump dan Jong-un selain sebuah desa di kawasan demiliterisasi dan Swiss, negara netral tempat Jong-un dididik.

Setelah beberapa bulan yang diwarnai perang mulut antara Trump dan Jong-un terkait ambisi nuklir Korut, pengumuman tak terduga Trump membuat para diplomat kocar-kacir mempersiapkan pertemuan bersejarah yang sedianya bakal digelar Mei mendatang. Kondisi ini makin runyam setelah memecat Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson minggu ini.

Menteri Luar Negeri Korsel, Kang Kyung-wha berkunjung ke Washington kamis lalu menghadiri rapat Departemen Luar Negeri AS guna mempersiapkan pertemuan Kim dan Trump yang tetap digelar meski terjadi pergantian Menteri Luar Negeri, seperti yang diberitakan New York Times.