FYI.

This story is over 5 years old.

Korea Utara

Korut Makin Mengancam Kawasan, Kembali Lakukan Uji Coba Rudal Balistik

Semua negara, termasuk sekutu mereka RRC, marah pada tindakan Kim Jong-un.
Sumber foto: Associated Press

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Korea Utara menembakan empat rudal balistiknya ke perairan negara tetangganya, Jepang, Senin (6/3) waktu setempat. Tindakan ini memicu kecaman internasional. Uji coba tersebut memunculkan kekhawatiran terhadap kecepatan perkembangan program misil berhulu ledak nuklir dari Pyongyang.

Beberapa pakar mengatakan pada VICE News mengatakan bahwa ujicoba rudal balistik tersebut ditujukan untuk mengirimkan pesan bahwa Korea Utara tak akan tinggal diam menanggapi segala usaha untuk menghambat program pengembangan rudal balistik antar benua (ICBM) Pyongyang. Uji coba peluncuran yang dilakukan awal minggu ini dilakukan setelah militer Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan latihan perang bersama pekan lalu. Latihan ini berujung pada kemarahan Pyongyang yang menganggapnya sebagai sebuah provokasi. Program pengembangan rudal nuklir antar benua yang bisa mencapai daratan Amerika Serikat memang telah menjadi momok bagi Presiden Donald Trump. Permasalahan ini telah membuat pejabat keamanan nasional Negeri Paman Sam mempertimbangkan menyerang situs peluncuran rudal Korut untuk menggagalkan program pengembangan rudal mereka, seperti yang ditulis oleh surat kabar the New York Times akhir pekan lalu. Awal tahun ini, Pemimpin Korut Kim Jong-un mengatakan negaranya bersiap kembali menguji coba ICM dalam waktu dekat. Para pakar kala itu belum bisa menduga kebenaran pernyataan tersebut. Beberapa di antaranya malah percaya Korut masih butuh beberapa tahun untuk bisa memproduksi rudal nuklir antar benua yang bisa menjangkau daratan AS. Berikut adalah beberapa hal kami tahu tentang ujicoba rudal balistik Korut awal pekan ini:

Iklan

  • Empat proyektil rudal ditembakan tak beberapa lama setelah pukul 7.30 pagi waktu setempat. Lokasi peluncuran berjarak 1.000 km dari wilayah Jepang. Tiga rudal dilaporkan jatuh dalam perairan Zona Ekonomi Ekslusif Jepang.
  • Menurut keterangan yang diberikan juru bicara Pemerintah Jepang, empat rudal tersebut mendarat 300 km di sebelah barat perfektur Akita.
  • Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa rudal-rudal tersebut, yang diluncurkan dari situs peluncuran di Tongchang-ri, dekat perbatasan Korea Utara dan Cina, menunjukan bahwa "sebuah level ancaman baru." Abe melanjutkan bahwa "kemampuan senjata nuklir dan rudal Korut telah jauh berkembang. Pyongyang makin sudah diprediksi."
  • Peluncuran rudal tersebut mendapatkan kecaman dari berbagai pihak, termasuk mitra terdekat Pyongyang, Cina. Beijing dikabarkan menentang uji coba peluncuran rudal tersebut. Pejabat Presiden South Korea Hwang Kyo-ahn berjanji bakal mempercepat pelaksanaan rencana kontroversial memasang sistem pertahanan rudal buatan AS di wilayah Korsel tahun ini, meski mendapat kecaman keras dari Beijing.

Korea Utara sebetulnya sudah dijatuhi sanksi karena berulang kali melakukan uji coba senjata nuklir dan misil jarak jauh oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Korut sampai sekarang belum memberikan pernyataan tentang tipe rudal yang diuji coba. Negara totalitarian tersebut semakin ngotot melakukan uji coba rudal setelah dijatuhi sanksi. Tahun lalu saja, Pyongyang meluncurkan 25 rudal. Di tahun yang sama, Korea Utara juga melakoni dua uji coba nuklir atas permintaan Kim Jong-un.

Iklan

Namun, baik pejabat dari AS atau Korsel mengatakan tak ada indikasi bahwa uji coba senin lalu menggunakan ICBM—senjata yang ditakutkan bakal ditembakan ke daratan AS. Leonid Petrov, pakar Korea di Australian National University, mengatakan pada VICE News bahwa uji coba rudal awal minggu ini sepertinya tak menggunakan teknologi yang sebelumnya tak pernah dipamerkan Korut. Ini jelas berbeda dengan tes yang dilakukan bulan lalu. Kala itu Pyongyang untuk pertama kali mencoba Pukguksong-2, rudal balistik berjangkauan medium dan berbahan bakar solid. "Dalam hal ini, timing lebih penting daripada detail ilmiahnya," ujar Petrov sembari menambahkan bahwa uji coba ini digelar setelah militer AS dan Korsel melakukan latihan rutin tahunan bersama.

Pyongyang memandang latihan militer ini sebuah sebuah persiapan untuk melakukan invasi dan mengeluarkan peringatan terkait pelaksanaan Latihan Militar Bersama Foal Eagle jumat lalu waktu setempat. Tahun lalu, ketika latihan serupa digelar, Pyongyang membalas dengan melakukan beberapa uji coba peluncuran rudal. Beberapa rudal, menurut Pyongyang, bisa saja dipasang hulu ledak nuklir

"Rangkaian uji coba ini merupakan serangkaian pesan dari Pyongyang yang ditujukan pada seluruh dunia terutama AS bahwa mereka telah siap mempertahakan diri dan bahwa mereka selalu siap berperang," ujar Petrov.

Daniel Pinkston, pakar hubungan intenasional di Troy University, Korea Selatan, mengatakan pada VICE News selain menyangkut pelaksanaan latihan militer bersama, uji coba rudal juga bisa dimaknai sebagai sinyal perlawanan bagi audiens lainnya, terutama ketika Pyongyang gerah menyangkut beberapa permasalahan.

"Ini cara mereka menunjukkan bahwa Korut tak akan mau disuruh-suruh," tutur Pinkston.
Peluncuran rudal ini juga akan membuat hubungan antara Pyongyang dan Beijing memanas. Beijing belakangan makin kehabisan kesabaran lantaran tindakan "nakal" Pemerintah Korut di dunia internasional. Bulan lalu, Cina melarang import batu bara dari Korut sebagai bentuk implementasi sangsi PBB terhadap program rudal Korut. Tindakan ini setidaknya menutup satu sumber dana Korut. Masalahnya, uji coba rudal awal minggu lalu dilakukan pada waktu yang kurang tetap bagi Beijing. Saat itu, kongres besar Partai Komunis Cina tengah berlangsung, sebuah panggung politik yang diatur sedemikian rupa. Di saat seperti ini sensitivitas politik meningkat dan distraksi dalam bentuk apapun haram hukumnya. Seoul berencana untuk memasang sistem pertahahan rudal buatan AS yang dikenal luas dengan nama THADD (Terminal High Altitude Area Defense) akhir tahun. Menanggapi hal ini, Pyongyang mengingatkan bahwa semenanjung Korea "terancam bahaya perang nuklir." Mitra terdekat Korut, Cina, juga telah menunjukan ketidaksetujuaannya terhadap rencana Korsel. Beijing cemas perangkat itu bakal digunakan AS untuk mengawasi militer Cina. beberapa minggu ke belakang, Cina telah memberikan hukuman pada Korsel yang nekat melanjutkan rencana tersebut. Dalam konteks ini, peluncuran rudal balistik Korut seakan tak mengindahkan kecemasan Beijing terhadap rencana pemasangan THAAD. Ini yang jadi pangkal merenggangnya hubungan Pyongyang dan Beijing. Pinkston juga mengatakan bahwa peluncuran rudal tersebut dilakukan di tengah ramainya pembicaraan tentang  rencana serangan AS terhadap Korut guna menghentikan program pengembangan ICBMnya. New York Times melaporkan Sabtu lalu waktu setempat bahwa Pentagon telah menginisiasi perang cyber selama tiga tahun ke belakang untuk menghentikan program misil Korut. Alhasil, banyak rudal Korut yang gagal berfungsi. Namun, menyitir wawancara dengan pejabat dalam pemerintahan Obama dan Trump, kenyataannya program rudal dan senjata Nuklir Korut tak mudah untuk dihentikan.

"Dalam pandangan saya, uji coba ini adalah sinyal Korut untuk mengatakan 'kami juga bisa meluncurkan rudal sebagai balasan' untuk menghentikan usaha-usaha yang mengganggu proses ujicoba ICBM," jelas Pinkston.

Peluncuran rudal balistik Korut diikuti pengumuman pemerintah Korsel tentang peningkatan jumlah hadiah bagi pembelot Korea Utara yag bisa memberikan data rahasia militer Korut. Menurut laporan CNN hari minggu lalu, kini hadiah yang ditawarkan bagi para pembelot berjumlah 1 triliun won (setara Rp11 triliun).