Kultus

Penulis Anti-Evolusi Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara Karena Punya Budak Seks

Pendakwah muslim karismatik asal Turki itu ditangkap bersama 200-an pengikut kultusnya, dikenai pasal berlapis. Di Indonesia, Harun Yahya dikenal berkat buku-buku menolak teori evolusi Darwin.
Penulis Turki Harun Yahya dihukum penjara 1.075 tahun karena kasus perbudakan seks dan pemerkosaan pengikut
Momen Adnan Oktar [tengah] kala ditahan anggota Kepolisian Istambul pada 2018. Foto dari Dogan News/via AFP

Adnan Oktar, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama pena Harun Yahya, baru saja divonis amat berat oleh Pengadilan Kota Istambul, Turki. Majelis hakim menjatuhkan hukuman penjara amat ekstrem, mencapai 1.075 tahun, atas berbagai pelanggaran pidana berlapis. Salah satu yang dianggap terbukti adalah pemerkosaan pengikut kultusnya, yang mayoritas perempuan. Para korban disebut jaksa menjadi budak seks Adnan. VICE pernah menyorot kultus Harun Yahya dalam dokumenter yang tayang lima tahun lalu.

Iklan

Selain pemerkosaan, Adnan juga dianggap bersalah atas tindak pidana pencucian uang, penipuan, kekerasan pada anak, hingga makar terhadap pemerintah seperti dilaporkan stasiun televisi NTV. Pengadilan turut menghukum dua petinggi yayasan milik Adnan, yakni Tarkan Yavas serta Oktar Babuna, masing-masing dengan hukuman tak kalah ekstrem, yakni 211 tahun penjara dan 186 tahun penjara. Yayasan mereka dianggap pengadilan beroperasi layaknya organisasi kriminal.

Adnan Oktar, kini berusia 64 tahun, ditangkap polisi pada 2018. Dia dikenal sebagai penceramah sekaligus penulis buku-buku Islami populer di Turki. Namun, di mata pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Adnan dianggap dekat dengan Fethullah Gulen yang dianggap dalang kudeta gagal di Turki pada 2016.

Sang penceramah itu sempat membantah tudingan kalau dirinya dekat atau bahkan membantu upaya kudeta. Namun, dalam persidangan pada Oktober 2020, Adnan a.k.a Harun Yahya mengakui bila dia dekat dengan banyak perempuan. Hakim menyebut sang penceramah kontroversial itu meniduri 1.000-an perempuan anggota kultusnya, sebagian adalah korban yang dia perkosa dan dijadikan budak seks.

Iklan

“Saya mengakui memiliki kecintaan yang besar pada perempuan. Cinta adalah fitrah manusia. Cinta adalah fitrah seorang muslim,” kata Adnan dalam rekaman persidangan yang dilansir kantor berita Anadolu.

Saat ditangkap oleh unit kejahatan finansial Kepolisian Turki, dakwaan awal yang dikenakan pada Adnan adalah pencucian uang. Dari penelusuran aparat, ternyata muncul berbagai pelanggaran hukum lain dalam aktivitas kultus yang dia kelola. Selain Adnan dan dua petinggi yayasan, polisi sekaligus menangkap 236 pengikut Adnan, yang kini diadili terpisah.

Adnan, yang menerbitkan buku memakai nama pena Harun Yahya, mulai dikenal publik internasional sejak dekade 1990-an. Ada puluhan buku yang dia tulis membahas konsep Islam yang modern. Namun dia paling dikenal karena mendukung teori kreasionisme, dan menolak adanya evolusi. Adnan Oktar dan para pengikutnya memiliki saluran TV sendiri yang menyiarkan ajaran-ajaran kultus tersebut.



Kultus yang dia dirikan menyasar para perempuan sosialita Turki, mengajarkan bahwa feminisme dan Islam itu saling melengkapi. Adnan Oktar memanggil pengikut perempuannya sebagai "kittens" (anak kucing).

Mengikuti ajaran Adnan Oktar, para perempuan pengikutnya itu lantas menanggalkan hijab dan baju tradisional Turki. Mereka lantas rutin memakai baju-baju desainer, menggunakan make-up tebal, dan melakoni operasi plastik.

Sejak 2011, sepak terjang kultus agama Adnan Oktar sudah sering dikritik oleh ulama Turki, karena dianggap sangat menyimpang dari ajaran Islam, baik mazhab Sunni maupun Syiah. Pada 1999, Adnan sudah sempat berurusan dengan aparat atas tuduhan kekerasan dan dugaan pendirian organisasi kriminal. Namun penyelidikan polisi kala itu tidak diteruskan.