Konten Viral

Menggaji Buruh dengan Uang Recehan, Pabrik di Filipina Ditutup Wali Kota

Kisah buruh Russel Mañosa yang viral di media sosial memicu reaksi keras kepada pabrik tempatnya bekerja.
Dua kantong plastik berisi ribuan uang logam
Ribuan keping uang logam yang diterima buruh pabrik di Valenzuela, Filipina. Foto oleh Pemerintah Kota Valenzuela.

Buruh pabrik di Kota Valenzuela, Filipina, menerima ribuan koin sebagai upah bekerja selama dua hari. Pengalaman tidak menyenangkan ini dibeberkan oleh sepupunya di Facebook akhir pekan lalu. Orang itu mengunggah sejumlah foto kantong plastik berisi uang logam yang diterima Russel Mañosa.

Kisah sang buruh terdengar sampai ke wali kota Rex Gatchalian. Awal pekan ini, dia mempertemukan Mañosa dengan NexGreen Enterprise, pabrik daur ulang plastik tempatnya bekerja. Menurut pengakuan Mañosa, kasir pabrik menyuruhnya menukar sendiri koin-koin tersebut ke bank.

Iklan

Amarah netizen yang memuncak berujung pada konfrontasi pada Rabu. Saat itu, Mañosa yang sudah keluar dari pabrik menghadapi perwakilan perusahaan dengan penuh emosi, Gatchalian memimpin secara dramatis.

Pertemuan mereka bertiga disiarkan langsung di lama Facebook pemerintah kota Valenzuela dan ditayangkan di media lokal.

“Kenapa Anda membayar karyawan dengan uang recehan? Ini penghinaan dan tidak menghargai martabat karyawan,” Gatchalian berseru dalam rekaman video.

Pemilik pabrik, yang menurut kartu identitasnya bernama Jasper Cheng So, mengklaim tidak sengaja menggaji dengan koin. Dia bilang uang recehan itu bukan untuk Mañosa. Namun, Gatchalian dan Mañosa tidak memercayai omongannya. Sang buruh mengungkapkan, dia menerima uang logam setelah mengkomplain perlakuan tidak adil perusahaan terhadap karyawannya.

Jasper akhirnya meminta maaf. “Terlepas dari kesalahan atau tidak, saya bertanggung jawab untuk itu dan siap menerima apa pun. Saya tidak akan melawan,” ujarnya.

Sekretaris Departemen Tenaga Kerja Filipina Silvestre Bello III telah memerintahkan dilakukannya penyelidikan terhadap perusahaan, dan mengatakan pabrik terancam menghadapi tuntutan jika benar terjadi perlakuan tidak adil dalam operasinya.

Izin usahanya telah ditangguhkan oleh wali kota, dan perusahaan wajib ditutup selama 15 hari hingga memenuhi persyaratan pemerintah. VICE World News berulang kali menghubungi kontak perusahaan, tapi tidak ada jawaban.

Follow Anthony Esguerra di Twitter.