Entertainment

Aku Menjajal Sneaker Tiruan Balenciaga Triple S, Ternyata Nyaman Banget Sob!

Sepatu Balenciaga KW

Dalam seri tulisan ‘Footloose’, Sophie Helf yang terlahir tanpa kaki, mencoba menjajal dunia sneaker.

Sebagai hadian yang bagi diri saya setelah mendapatkan sepasang kaki yang fungsional (percaya deh, prosesnya panjang dan repot banget), saya memutuskan untuk membeli sepasang sebagai. Namanya juga hadiah, saya berniat membeli sepatu yang enggak cuma berfungsi menutup kaki saya, tapi juga bikin kedua kaki baru saya kelihatan keren. Masalahnya, impian muluk itu harus kandas setelah saya memeriksa saldo tabungan dan limit kartu kredit. Selidik punya selidik, saya hanya mampu menganggarkan maksimal Rp700 untuk membeli sepatu

Videos by VICE

Jelas, dengan anggaran seminim itu, sneaker desainer tak bisa jadi pilihan. Paling banter, saya cuma bisa beli sepasang sneaker Converse. Keren sih, tapi enggak modis. Makanya, pilihan yang tersisa tinggal satu: membeli sepatu desainer versi KW.

Akhirnya, setelah mendapat arahan dari sejumlah teman, saya mengobrak-abrik Ali Express, situs yang jadi sarang sneaker tiruan terbesar sedunia. Misalnya, ada laman sepatu perempuan “Vulcanixe Shoes” benar-benar berisi tiruan sepatu-sepatu bermerk. Saya menemukan sepatu bermerk FINE yang mirip sekali dengan produk-produk FILA.

Selain itu, ada juga Yeezy bootleg yang kayaknya terlalu squishy. Produk-produk aspal ini punya satu benang merah: deskripsi barangnya dipenuhi kata kunci yang memudahkan pencarian. Setelah memilah dan memilih, saya memutuskan membeli sneaker gendut warna kuning, jenisnya turquoise, yang sepintas mirip Balenciaga Triple S—cuma lebih sempit dan agak ramping. Harganya? Bersahabat banget ke kantong. Cuma Rp300 ribuan. Merasa yakin, saya segera membelinya lewat situs belanja.

Dua minggu berselang, sneaker pesanan saya sampai di rumah lewat layanan pos. Rupanya, sepatu pesanan saya sudah melampui perjalanan panjang dari Cina (luar biasa!). Bukannya dimasukkan dalam kotak, snekaer aspal ini cuma dibungkus plastik film. Begitu dirobek plastiknya, bau bahan kimia khas pabrik sepatu langsung menyerbu hidung saya. Pekat sekali sampai saat saya refleks memundurkan sebagian tubuh.

Saya keluarkan sneaker pesanan saya dari plastik pembungkusnya biar bisa saya periksa lebih lanjut. Awalnya, karena ini sepatu tiruan, saya kira bentuknya akan asal-asalan dan punya kelemahan di sana-sini. Di luar dugaan, tampilan luarnya rapi. Solnya empuk dan kayaknya sih dari bentuknya, sepatu aspal ini nyaman dipakai. Oh ya satu lagi: Balanciaga palsu ini ringan sekali.

Di salah satu sisinya, di tempat seharusnya logo “BALENCIAGA” tercetak, saya menemukan nama merk ini: Fashing BALISG yan catnya agak mbleber ke bagian kulit lunak sepatu. Kalau dipikir-pikir, kocak juga nama merk asal-asalan ini. Fashing itu kan secara bebas bisa diartikan bikin khawatir.

Jadi, Fashing BALISG itu maksudnya apa sih? BALISS tuh enggak jelas makhluk atau benda apaan. Yang pasti, nama merek ajaib ini cuma akal-akal agar siapapun yang bikin sepatu ini tak tersandung persoalan hak cipta. Tetap saja nama merek itu bikin saya cengar-cengir, sembari berusaha memasang sepatu itu ke kaki palsu baru saja. Demi menghargai kesungguhan produsennya meniru Balenciaga, saya namai sepatu baru saya “Balonçieggos.”

Saya ikat talinya dan menjajal sepatu itu dengan berjalan keliling rumah. Hasilnya: enggak jelek-jelak mat kok. haknya memang agak ketinggian. Imbasnya, badan saya jadi agak condong ke depan. Solnya sendiri—seperti saya bilang tadi—empuk dan enak dipakai jalan. Warnanya yang terang kontras banget dengan pakaian berwana monoton yang saya pakai. Pokoknya, sepatu palsu ini kelewat bagus kualitasnya.

Memakai Balonçieggos ke luar rumah—entah untuk pergi ke perpustakaan atau berolaharaga Crossfit—terasa seperti sebuah kelakar yang hangat. Kebanyakan orang di sekitar saya tak tahu Triple S, sneaker gembrot yang belakangan jadi pièce de résistance, alias produk Balenciaga yang paling diburu penggemar fesyen kekinian. Makanya, nyaris saban saya buka kartu kalau sepatu saya cuma imitasi, respons mereka seragam, “lho ini tiruan? Tiruan merek apa ?”

Sekali lagi, sepatu bajakan ini memang keren kok. Warna ngejreng, enak dipakai, agak gembrot dan jujur saya lebay. Nilai plusnya ada lagi: sepatu ini enak dipakai dengan kaki palsu. Saya belum pernah tersandung selama pakai Balonçieggos.

Meski begitu, suatu dalam satu sesi terapi, saya mencoba memakai sepatu ini untuk berjalan bolak-balik menyusuri jalur yang kanan kirinya dipasangi tiang pegangan panjang. Melihat sepatu kayak gitu, kaki palsu saya seakan langsung berkomentar, “hati-hati ya, sepatumu keren sih tapi haknya ketinggian.”

Dalam hati saya membatin: bodo amat deh. Nanti juga aku biasa. Kesandung satu dua kali mah biasa selama aku bisa pamer sepatu baru. Balonçieggos sangat indah. Sepatu ini dan kakiku sama-sama palsu dan akan jadi milikku sampai kapanpun.

Artikel ini pertama kali tayang di GARAGE