Aku Sebulan Berinteraksi Sama Kumpulan Orang yang Minum Air Kencingnya Sendiri

urinoterapija

“Halo semuanya, mari kami mulai hari ini dengan segelas air kencing.”

Postingan macam itu sangat wajar muncul di grup Facebook “Terapi Air Kencing: OBAT UNIVERSAL YANG ASLI”. Ini forum diskusi yang mulai kuikuti sebulan lalu, ketika aku melihat ada orang rajin minum air kencing muncul di berita. Sulit membedakan postingan serius dan postingan candaan di grup ini. Tampaknya sebagian besar postingan bernada serius, begitu juga dengan 6.885 anggotanya yang terkesan selalu haus dan menginginkan air pipis.

Videos by VICE

Di kolom deskripsinya, grup Facebook ini mengklaim Terapi Air Kencing (selanjutnya akan disingkat ‘TAK’) dapat “membuka pintu jiwa dan menyembuhkan segala aspek hidupmu.” TAK tidak hanya mengacu pada tindakan minum air kencing sendiri, melainkan juga mandi dengannya dan menghirup aromanya melalui hidung. (Ada satu anggota antusias yang mengomentari hampir setiap postingan; apapun penyakitnya dia terus bersikeras: minum dan hiruplah air kencing melalui hidungmu.)

Sampai sekarang tidak ada bukti ilmiah soal manfaat terapi air kencing bagi tubuh. Namun kitab suci para penganutnya—sebuah buku karangan John W. Armstrong dari pertengahan abad ke-20 berjudul The Water of Life—mengklaim TAK dapat menyembuhkan segala penyakit, “kecuali yang ditimbulkan trauma atau gangguan struktural tubuh.”

Saat bercakap-cakap bareng beberapa anggota grup ini, mayoritas segera menyarankanku baca buku ini, sama seperti banyak orang Kristen mengajak orang lain baca Alkitab. Bedanya dari orang Kristen, beberapa penganut TAK sekaligus merekomendasikan buku yang mereka tulis sendiri.

1551790740467-UT-meme
Ini contoh meme yang diunggah dalam page “Urine Therapy: THE REAL UNIVERSAL REMEDY”

Berbagai postingan di grup Facebook ini sangat mengejutkan dan membuatku melongo.

Contohnya satu ini: Tak lama setelah bergabung dalam grup, ada orang yang bertanya ke forum soal apa yang mereka paling suka tentang terapi air kencing.

“TAK memberiku lebih banyak energi, fleksibilitas, kejernihan berpikir, kemampuan untuk berpuasa lebih lama, dan pengertian mengenai betapa berbahayanya makanan bagi bayi kita,” tulis salah seorang anggota. Ada pula yang menulis: “TAK adalah umpan balik yang bisa mengukur perasaan tubuhmu. Makan daging, ditambah kentang goreng yang berlemak, dan air? Maka kencingmu rasanya kayak tahi.”

Ada juga yang bilang kalau mereka menyukai peningkatan vibrasi setelah minum kencing sendiri. “Kencing berguna membersihkan kelenjar pineal. TAK memberiku pencerahan spiritual. Atapku tiba-tiba terbuka suatu pagi dan aku diselimuti cinta, tidak ada kata-kata yang bisa mendeskripsikan perasaanku. Asli deh. Memang susah dipercaya. Wow. Kami serasa dicintai semesta ini.”

Pada 28 Januari 2019, ada yang bertanya di grup, apakah ia boleh minum air kencing orang lain, karena air kencing keponakannya “jauh lebih gampang diminum.” Salah seorang anggota merespons, kalau postingan tersebut sebaiknya dilaporkan sebagai spam karena membuat orang merasa tidak nyaman. “Mungkin maksudmu tidak aneh, tapi kalimatmu itu creepy anjing,” komentar salah satu penganut TAK.

Selanjutnya awal Februari, ada yang menulis, “Saya sudah beberapa minggu puasa (hanya minum air kencing) dan makan satu kali sehari. Kemarin, saya mengalami sesuatu yang sangat berbeda. Penglihatanku mulai berkedip, seakan-akan aku bisa melihat dimensi lain.”

1551790670472-UT-comment
Screenshot salah satu postingan di grup “Urine Therapy: THE REAL UNIVERSAL REMEDY”


Intinya, grup ini ajaib banget. Bagiku pribadi, minum air kencingmu sendiri adalah keputusan yang cukup suram, bahkan mungkin berpotensi membahayakan. Banyak dokter memperingatkan bila kalian “berisiko memasukkan anasir negatif yang dibuang tubuh kembali ke sistem pencernaan ketika kamu minum air kencing.” Selain itu, sesaat setelah keluar dari tubuh, air kencing dapat terinfeksi bakteri yang bisa berbahaya jika dikonsumsi.

Tapi, di mata orang yang beriman sama TAK, aku mungkin hanya pecundang berpikiran picik, dan dokter-dokter itu salah.

Demi mencari tahu mengapa penganut TAK bisa sangat yakin pada manfaat air kencing, aku bertanya kepada beberapa anggota grup tersebut. Sayang, kebanyakan dari mereka tidak membalas permintaan wawancaraku. Untung masih ada beberapa orang yang dengan senang hati menjelaskan perspektif mereka.

Dave Murphy—di medsos memakai nama alias “Allegedly Dave”—berusia 56 tahun. Dia berasal dari Kota Basildon, Inggris. Ketika sempat tinggal di AS, berat badannya hampir 127 kilogram dan ia mengalami masalah urat di punggung dan bahunya; dulu dia mempunyai paru-paru yang setara orang berusia 70 tahun; tekanan darah dan kolesterolnya tinggi; dia mengalami kerusakan saraf pada kakinya; dan berulang kali mengalami kesakitan setelah menjalani operasi di urat Achillesnya. Intinya, Murphy sakit parah.

Sama seperti keterangan hampir semua narasumberku seputar topik minum air kencing ini, dia bilang dulu dokter tidak bisa melakukan apapun untuk memperbaiki masalah kesehatan yang ia alami. Pada 2011, dalam kondisi putus asa, Murphy mengikuti saran Sylvia Chandler, seorang pengkhotbah metode TAK, yang ia temui di sebuah festival. Sylvia membicarakan keuntungan terapi air kencing, lalu di panggung dia mengajak seorang laki-laki untuk bercerita soal cerita sukses menyembuhkan asmanya setelah mengkonsumsi air kencing sendiri. Hari berikutnya, Allegedly Dave mulai menganut TAK, dan merasa kondisi kesehatannya jauh lebih baik.

“Dokter saat itu tidak mengetahui apa-apa tentang terapi air kencing. Ketika mereka dikasih lihat hasilnya, bahwa aku betulan membaik, mereka enggak mau tahu,” ujarnya. “Sejauh yang saya ketahui, satu-satunya dokter yang baik adalah mantan dokter.”

Murphy mengirimiku sebuah tautan wawancara dari Radio BBC London. Dia bilang itu rekaman saat dia mendebat soal manfaat air kencing dengan seorang dokter. Setelah didengar, wawancara tersebut hanya ucapan seorang ahli medis yang memberitahu seorang laki-laki yang mengkonsumsi air kencingnya sendiri… untuk tidak melakukannya lagi.


Tonton dokumenter VICE mengikuti keseharian seorang pastor dengan lisensi resmi Vatikan sebagai pengusir setan di era modern:


Ketidakpercayaan pada industri medis modern menyatukan penganut TAK. Laki-laki bernama Martin Lara menyatakan orang yang tak percaya manfaat kencing sudah disesatkan oleh industri medis dan farmasi. “Saya tidak bermaksud menyinggung, tapi menurut saya kamu selama ini tinggal di dunia sesat dan tidak memperhatikan apa yang terjadi di lingkunganmu, dan saya berharap kamu akan sadar sebelum kamu dan orang yang kamu cintai terpaksa diperiksa dokter.”

Seorang perempuan dengan nama akun “Leeaura-Zen Holistics” menyatakan sebagian besar dokter “sebenarnya enggak tahu apa-apa tentang kesehatan manusia.” Leah Sampson, perempuan 47 tahun asal Kanada, sempat menulis status seperti ini: “Jika kamu mengharapkan ilmu medis bersedia mengungkap rahasia sejati kesehatan manusia, sama saja kamu mengharapkan Coca-Cola atau KFC mau mengungkapkan resep rahasianya.”

Christiane Cloutier, yang rajin mencuci semua piringnya pakai air kencing dan mengklaim TAK dapat menyembuhkan AIDS, bikin status di Facebook dengan lebih ekstrem lagi. “Perusahaan-perusahaan farmasi besar akan membunuh siapapun yang menemukan obat untuk SEMUA jenis kanker.”

Tingkat paranoia dan ketidakpercayaan pada metode kedokteran di grup ini sudah masuk taraf mengkhawatirkan. Masalahnya begini, jika memang terapi minum air kencing semanjur yang orang-orang ini percayai, kenapa kalangan dokter tidak pernah meresepkannya atau menelitinya secara ilmiah? Begitu pertanyaan yang aku ajukan ada Dave.

Dia lantas menjawab bahwa pandanganku terhadap dunia masih kelewat naif. Dave lalu menyampaikan pernyataan yang sangat luar biasa: Industri farmasi kini tengah berusaha mengurangi 90 persen populuasi Bumi. Aku kemudian bertanya apa yang bakal dilakukan seumpama dirinya terjangkit kanker besok. Dengan penuh keyakinan, Dave mengklaim hal itu tak akan pernah dia alami, sebab dia sudah rajin minum air seni. Misalnya pun dirinya menderita kanker, dia akan lekas mengikuti ajaran pengobatan alternatif dari Dr. John Beard, Dr. Otto Warburg, Dr. Ernst T Krebs, dan Dr. Bruce Lipton. Semuanya adalah “pakar” TAK.

Karena penasaran, aku lantas mencari-cari informasi tentang “Dr. Ernst T Krebs.” Hasil penelusurankau menunjukkan jika Krebs adalah tukang tipu yang a) sama sekali bukan dokter; dan b) dia berulang kali mempromosikan pengobatan alternatif abal-abal untuk mengatasi kanker.

Salah satu admin grup ini, yang memohon namanya dirahasiakan, mengaku awalnya grup ini tak bertujuan mempomosikan terapi urin. Dulu, anggota cuma berdiskusi tentang terapi alternatif itu. Dia sendiri khawatir anggota grup FB ini menerima cemoohan dari netizen lainnya.

“Biasanya anggota grup kayak gini dianggap satu bagiansama kelompok antivaksin karena terapi urin memang gampang sekali dijadikan bahan ejekan. Jadi, dua kelompok ini kerap dianggap sama dan terapi urin sering digunakan untuk membully gerakan anti vaksinasi,” ujarnya. “Memang, penganjur terapi urin umumnya menentang vaksinasi, tapi bukan berarti semua orang itu berpandangan sama seperti kaum antivaksin.”

Belum puas, aku bertanya padanya, kalau memang bermanfaat, kenapa tak banyak penelitian soal konsumsi air kencing? “Pemberian obatkan harus berdasarkan bukti yang kuat. Jika dunia farmasi belum menemukan bukti sahih terapi urin manjur, mereka tak akan meresepkan terapi ini,” begitu jawabnya. “Dulu sih saya bisa dengan enteng bercerita ke dokter bahwa saya minum air kencing sendiri. Dokter saya ini menunjukkan ketertarikannya. Sekarang, dia paling-paling cuma mengeluarkan komentar-komentar menyebalkan seperti ‘Janganlah minum air seni kamu sendiri,’ atau ‘Jangan hirup air kencingmu ya,’ gitu-gitu lah.”

1551791054349-UT-3
Postingan lain yang menakjubkan dari grup FB “Urine Therapy: THE REAL UNIVERSAL REMEDY”

Lee Poulson, lelaki 34 tahun asal London, sekilas tampak sebagai pria yang sangat manis dalam percakapan video kami. Pada 2002, sebagian tubuhnya mengalami kelumpuhan. Kondisinya berangsur membaik setelah melakoni TAK. Menurutnya, rajin minum air kencing membuatnya tak lagi mengalami nyeri dari satu jarinya yang dulu terpotong saat menggunakan gergaji. “Lega sekali rasanya saat tahu kita tak akan sakit lagi selama kamu menjalani terapi urin,” ungkapnya.

Lalu, bagaimana pendapatnya melihat jutaan orang yang sembuh dari sakit dengan terapi dan obat-obat konvensional, tanpa harus mencicipi pipis yang menjijikkan?

“Saya pikir terapi dan obat-obatan konvensional punya fungsi tersendiri. Bedanya kita sering salah sangka kalau kondisi kita membaik berkat obat. Padahal, kita cuma mengenyahkan gejala penyakit tertentu. Saya sih percayanya begitu,” katanya. “Manusia adalah satu-satunya makhluk di muka Bumi yang mengonsumsi makanan yang sudah dimasak. Makanan kayak gitu adalah biang kerok munculnya jamur dan sebagainya. Saya pikir pola hidup manusia saat ini menghalangi kita mencapai potensi yang sebenarnya. Misalkan, kamu punya binatang peliharaan—kadal atau iguana—kamu pasti akan membaca buku dong, mencari tahu apa sih yang boleh dan tidak boleh dimakan hewan-hewan ini. Tapi, manusia makan semuanya. Semua yang ada di lemari pendingin bisa kita sikat. Ngerti kan maksud saya? Sementara kita sendiri belum tentu bisa memakan apa yang kita berikan pada kadal!”

Lee punya sobat kental untuk saling menasehati soal urusan minum air kencing, yakni Fabian Farquharson. Dia pria berumur 37 tahun asal Midlands. Kini, Fabian dan Lee mengampu sebuah acara diskusi berjudul “Alkalise 2 Realise”. Mereka juga jadi moderator grup Facebook yang membahas ‘aged urine’ alias air seni yang sudah diperam jadi mirip wine.

Fabian mengungkapkan keinginannya menolong kaum tunawisma lewat terapi aged urine. Dia mengaku TAK yang dia mulai dua tahun lalu sebaga “laku spiritual”, berhasil membuatnya lebih bugar. Saat ditanya pengobatan macam apa yang dia jalani seandainya kelak dia rerjangkit kanker, tanpa ragu dia menjawab hanya akan meminum aged urine.

“Dulu, saya juga berpikir seperti kamu,” kata Lee. “Beneran loh. Saya mikir kayak kamu sampai suatu hari jatuh sakit. Hidup mereka yang menjalani TAK kebanyakan berubah. Tapi saya mengakui mungkin efek positif minum air kencing ini cuma sugesti yang membuat otak kita percaya tentang berbagai macam kebohongan. Ya pilihannya antara satu dari dua itu lah.”

Begitulah. Setelah jadi anggota grup terapi urin ini, aku bertambah yakin bila alasan orang mempraktikan terapi minum air kencing karena dipengaruhi satu dari dua hal di atas: terapi ini betulan manjur, atau mereka sebetulnya hanya termakan sugesti.

@OhHiRalphJones

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK.