The VICE Guide to Right Now

Kasus Kriminal Membegal Motor Teman Sendiri Terjadi Berulang di Indonesia

Kasus di Surabaya atau Palembang ini layak masuk kompilasi 'top ten anime betrayal'. Dirampok saja sudah menyebalkan, apalagi dirampok kawan sendiri.
Kasus begal motor teman sendiri terjadi di Surabaya
Ilustrasi pengendara sepeda motor di kala malam via Pxhere

Seorang remaja 19 tahun asal Surabaya rasanya sedang mempertanyakan akurasi nasehat “bertemanlah dengan siapa saja”, setelah mengalami percobaan pembegalan. Sebab kawannya, LC, tega mengkhianati ikrar persahabatan saat ketahuan terlibat aksi begal yang menimpanya.

Dari balik jeruji Mapolrestabes Surabaya, terekam video LC dimarahi seorang perempuan karena membegal kawan sendiri. Video ini diunggah pada 2 September 2020 oleh akun Anggra Jangfoloy dan viral di Facebook.

Iklan

Berikut kronologi pengkhianatan janji pertemanan ini secara sederhana:

Pada 2 September kemarin, LC minta dianterin korban ke rumah kakaknya menggunakan mobil korban, tapi LC yang nyetir. Enggak kunjung sampai, ternyata LC malah membawa mobil berputar enggak jelas arah. Merasa bukan Beyblade, korban curiga apa maksud LC mengajaknya berputar-putar. Sampai pada satu waktu, LC membawanya ke tempat gelap dan sepi di kawasan Universitas Negeri Surabaya.

Dari kesaksian kakak korban bernama Anggra, korban sempat meminta gantian nyetir melihat ketidakjelasan LC. “[Setelah curiga] akhirnya adik saya meminta berhenti untuk ganti posisi nyetir. Kemudian [tiba-tiba] didekati oleh dua orang laki-laki dengan mengendarai Supra X. Terus ngeluarin pisau ditodongkan dan membentak adik saya untuk memberikan hapenya,” kata Anggra.

Beruntung, ada mobil yang melintas. Dua pelaku begal panik dan kabur tanpa berhasil mengambil ponsel korban. Untuk menenangkan diri, LC dan korban langsung balik arah dan pulang ke kos. Di dalam hati korban curiga, mengapa LC kelihatan tenang-tenang saja pas pembegalan terjadi?

Sesampainya di kos, Anggra datang. Entah gimana prosesnya, LC mengaku bahwa dua laki-laki yang mencoba membegal korban adalah temannya sendiri. Bahkan, salah satu pembegal diakui LC sebagai pacarnya. LC bilang terpaksa menuruti pacarnya karena diancam.

FYI, kekerasan dalam berpacaran emang jadi satu isu krusial yang negara ini punya. Pada 2018 saja, ada 1.873 kasus kekerasan dalam berpacaran yang dicatat Komnas Perempuan. Tentu masih banyak kasus yang enggak tercatat seperti kasus LC ini, tentu apabila pengakuan dia emang benar adanya.

Iklan

Setelah mendengar pengakuan, Anggra membawa masalah ini ke ranah hukum. Kepolisian sudah membenarkan informasi tersebut. Saat ini, polisi tengah mengejar dua lelaki pembegal sekaligus terduga pelaku kekerasan dalam berpacaran yang masih buron.

“Benar, LC atau yang bersangkutan merupakan komplotan pelaku pencurian dengan kekerasan atau begal. Saat ini ditahan di Polrestabes Surabaya. Iya, masih kami kembangkan. Mudah-mudahan segera ada petunjuk, sehingga pelaku dapat kita amankan.” kata Kapolsek Lakarsantri Hendrik Wardhana, dikutip Berita Jatim

Perusak ikrar persahabatan karena impitan ekonomi juga terjadi di banyak daerah. Mari kita lihat contoh kasus di Banten, Februari lalu. 

Layaknya teman biasa, Rizal (17) menolong RG saat diminta mengantarkan pulang ke rumah. Di tengah jalan, Rizal tiba-tiba minta berhenti dengan alasan menunggu teman yang lain. Datanglah kemudian DM, teman RG yang lebih tepat disebut sebagai partner begal. Mendadak, Rizal ditendang dan diancam golok oleh DM dan RG. Korban pasrah dan menyerahkan motornya. Mungkin karena takut, mungkin juga karena hilang tenaga mendapati kenyataan dikhianati sahabat.

Pindah ke cerita pengkhianatan lain. Ada pemuda bernama Fikri (23) berkunjung ke kampung halaman di Palembang untuk menemui bibinya, Juli lalu. Di Palembang, ia juga bermaksud bertemu kawan lama berinisial RZ. Hubungan keduanya cukup dekat, sampai-sampai RZ dan Fikri pernah sama-sama merantau ke Jambi selama setahun demi mencari peruntungan hidup. 

“Saya ingin ke rumah bibi di Jalan Letnan Kasnariansyah Kelurahan 20 Ilir, Palembang. Sembari menemui RZ juga di Palembang,” kata Fikri. Kesaksian Fikri yang bilang pulang kampungnya turut bertujuan menemui RZ memperlihatkan kedekatan antarmereka dong.

Fikri kemudian meminta RZ menemaninya ke rumah bibi. RZ berkenan, dengan syarat mampir dulu ke rumahnya sebab charger ponselnya tertinggal. Dalam perjalanan yang seharusnya penuh nostalgia tersebut, RZ tiba-tiba memukul kepala Fikri dengan benda tumpul. Fikri kemudian memberhentikan motor dan turun. Tak disangka, dua orang asing tiba-tiba datang dan menodong Fikri pakai pisau. 

Motor lenyap, ponsel raib, persahabatan kandas.