Sepakbola

Maaf Haters, Manchester City Menang Banding dan Boleh Tampil di Liga Champions

Pengadilan Arbitrase menyebut tudingan UEFA cuma benar sebagian. Klub milik pangeran tajir Uni Emirat Arab itu lolos dari hukuman berat terkait aturan FFP.
Sergio Aguero penyerang Manchester City merayakan gol di Stadion Etihad
Foto ilustrasi oleh Peter Powell/EPA

Manchester City lolos dari lubang jarum, setelah beberapa bulan terakhir dagdigdug membayangkan nasib tak bisa tampil di Liga Champions dua musim depan. Sanksi Badan Sepakbola Uni Eropa (UEFA) dimentahkan, setelah klub milik konsorsium asal Uni Emirat Arab itu memenangkan sidang banding di badan arbitrase internasional.

Andai kalah, maka Manchester City dilarang tampil di semua kompetisi antarklub Eropa selama dua tahun berturut-turut. Klub dengan julukan 'The Citizens' itu tahun lalu divonis UEFA bersalah melanggar aturan Financial Fair Play (FFP) yang dipatok regulator sepakbola, agar klub bisa menjaga neraca keuangan secara berimbang.

Iklan

FFP muncul supaya klub kaya tidak mendominasi kompetisi di berbagai level, dengan jorjoran membeli pemain bintang, sementara pemasukan dari stadion atau sponsor tidak sampai separuh pengeluaran. Sedikit catatan, City adalah klub terkaya nomor dua di Inggris (setelah tetangganya Manchester United), berkat sokongan dana seakan tanpa batas dari keluarga kerajaan Uni Emirat Arab yang membeli klub tersebut pada 2008.

City, merujuk keterangan UEFA, dituding menggelembungkan nilai pemasukan dari sponsor untuk mengesanan bisnis mereka sehat. Kabar hukuman buat City sempat disambut gembira suporter klub Premier League lainnya, yang sejak lama menganggap klub kaya raya itu "membeli gelar". Selain hukuman dilarang tampil di Liga Champions, Manchester City juga dikenai denda €30 juta karena melanggar FFP.

Pangeran Uni Emirat Arab Mansour bin Zayed bin Sultan bin Zayed bin Khalifa Al Nahyan, alias Sheikh Mansour, selaku pemilik saham mayoritas City memprotes putusan UEFA. Sheikh Mansour mengerahkan tim pengacara papan atas untuk membawa upaya banding klubnya ke Pengadilan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS).

Menurut pengacara, dalam nota pembelaan, investigasi UEFA didasarkan pada bocoran dokumen keuangan internal yang dicuplik tanpa konteks memadai. Alhasil, apabila dibaca, maka muncul kesan Manchestery City menggelembungkan pemasukan iklan supaya tidak dianggap besar pasak daripada tiang buat menggaji dan membeli pemain top.

Iklan

Dalam putusan CAS yang diumumkan Senin (13/7), Manchester City dinilai tidak sepenuhnya bersalah terkait investigasi UEFA. Manajemen Manchester City menurut CAS memang gagal "bersikap kooperatif dengan otoritas UEFA". Namun, terkait penggelembungan neraca keuangan, tidak ada bukti yang mendukung tudingan tersebut. Laporan keuangan mereka juga dinilai panel arbitrase tidak menyembunyikan pemasukan terselubung yang melanggar FFP.

"Sehingga hukuman berat melarang partisipasi klub di semua kompetisi tingkat eropa, atas kesalahan sikap kurang kooperatif dalam fase pemeriksaan sebelumnya, dirasa panel arbitrase tidak selayaknya dijatuhkan pada Manchester City," demikian kutipan dari keterangan tertulis CAS.

Tak hanya itu, CAS sekaligus mengkorting denda yang diterima City menjadi "hanya" €10 juta saja. CAS akan mengumumkan detail jalannya persidangan arbitrase, termasuk bukti-bukti yang meringankan City, dalam waktu dekat.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK