Setelah anak laki-laki Earl dan Patty Mills, Robert, meninggal pada usia 26, mereka ingin memberi penghormatan terakhir yang istimewa kepadanya. Selama masa hidupnya, Robert adalah anak yang supel, berpikiran luas, dan mencintai luar angkasa. Maka dari itu, suami istri Mills memutuskan untuk mengirimkan abu kremasinya ke luar angkasa melalui peluncuran pesawat pemakaman luar angkasa yang ditawarkan oleh Celestis, pelopor dalam bisnis pemakaman luar angkasa. Ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa dan berarti bagi keluarga Robert.
Kamu tidak perlu khawatir kalau keluargamu memutuskan untuk meluncurkan abumu ke luar angkasa saat kamu mati nanti. Kamu tidak akan sendirian di sana. Mendiang penulis sci-fi Arthur C. Clarke, astronot Bill Pogue, advokat space settlement Gerard K. O’Neill, dan pencipta Star Trek Gene Roddenberry dan istrinya, aktris Majel Barrett Roddenberry, pun turut ‘dimakamkan’ di luar angkasa. Terlepas bermunculan pendatang baru di bisnis ini, Celestis tetap menjadi perusahaan swasta pertama dan satu-satunya yang berhasil meluncurkan pesawat pemakaman luar angkasa. Beberapa anggota keluarga dan teman yang sempat saya temui meluapkan perasaan bahagia mereka saat menyaksikan roket yang membawa abu jenazah saudara dan temannya meluncur ke angkasa.
Videos by VICE
Dengan menggunakan berbagai pesawat luar angkasa, Celestis menawarkan beberapa paket (atau yang mereka sebut sebagai “pengalaman”) mulai dari “Earth Rise,” penerbangan suborbital yang akan memulangkan kapsul kembali ke bumi dengan biaya sebesar $1.250 atau sekitar Rp17,2 juta, sampai Voyager, yang akan meluncurkan kapsul sampai ke luar angkasa yang paling jauh, dan akan mengorbit di matahari, dengan biaya $12.500 atau Rp172 juta. (Menurut perusahaan, paket Voyager akan ditawarkan pertama kalinya pada 2019.)
Anggota keluarga akan menerima CD yang merupakan rekaman peluncuran dan sertifikat penerbangan bahwa abu sudah sampai di luar angkasa. Celestis juga berencana menawarkan paket peluncuran DNA orang hidup dalam waktu dekat.
Earl dan Patty Mills menceritakan bahwa peluncuran ini mempersatukan mereka dengan orang-orang yang tidak mereka kenal sebelumnya. Sebelum proses peluncuran, mereka saling berbagi cerita satu sama lain. Setelah itu mereka akan berkumpul bersama untuk menonton peluncuran roket. Mereka memiliki satu kesamaan saat roket lepas landas: abu kremasi anggota keluarganya diluncurkan ke luar angkasa.
“Kami bertemu dengan berbagai orang, baik yang memiliki kesamaan dan perbedaan dengan kami,” kata Patty. “Pada penerbangan pertama, kami bertemu dengan seorang pengacara dan pasangannya yang memakai jaket kulit studded. Kami tidak menyangka memiliki kesamaan dengan mereka. Anak laki-lakinya juga meninggal seperti kami.”
David Livingston, pendiri dan moderator The Space Show, mengirimkan abu ibunya pada tiga penerbangan berbeda, dan menjadwalkan penerbangan keempat yang meluncur ke bulan dan menuju orbitnya atau mendarat di permukaannya. Sejauh ini, baru ada satu abu jenazah yang sudah dikubur di bulan, yaitu astronom dan geolog Eugene Shoemaker. (NASA memberikan tumpangan ke bulan, dan menyediakan kapsul ke Celestis.)
Livingston menceritakan bahwa ia dapat merasakan hal positif saat peluncuran, dan membandingkannya dengan Overview Effect, adanya perasaan serupa seperti yang dialami astronot saat melihat bumi dari orbit atau bulan.
“Kami serasa mengalami Overview Effect saat roketnya lepas landas, bukan karena kami melihat bumi dari orbit, tapi seperti ada perasaan terhubung di antara keluarga lainnya yang datang dari berbagai budaya dan latar belakang,” tutur Livingston.
Livingston mengenang bahwa ada anggota klub motor yang menghadiri salah satu peluncurannya, dan dia sempat terpikir tidak mau menghabiskan waktu bersama mereka. Tapi setelah roket lepas landas, mereka merasa terikat satu sama lain karena mengalami hal serupa dalam mewujudkan mimpi teman atau anggota keluarga mereka yang sudah meninggal. (Sejak saat itu, Celestis menjadi sponsor The Space Show.)
Pernyataan Livingston tentang Overview Effect, istilah yang saya buat dan fenomena yang saya teliti lebih dalam, meyakinkan saya untuk mempelajari paket-paket yang ditawarkan Celestis. Perusahaan ini didirikan oleh aktivis luar angkasa kawakan Charles Chafer pada 1994. Saat ini, Celestis telah menjalani 14 peluncuran dan berencana untuk melakukan dua atau tiga penerbangan per tahunnya.
Pada pertengahan 1980an, Chafer bekerja sama dengan mantan astronot Mercury, Donald “Deke” Slayton, di saat bisnis luar angkasa masih baru muncul. “‘Celestis’ bermula dari ide dua insinyur pesawat dan pengurus pemakaman,” ujar Chafer. “Mereka gagal dan saya meminta izin mereka untuk menggunakan nama tersebut. Saya ingin mendirikan perusahaan luar angkasa yang memiliki permintaan pasar saat itu juga. Karena itulah kami menciptakan kembali Celestis.”
Meskipun Celestis adalah satu-satunya perusahaan swasta yang menawarkan pesawat pemakaman luar angkasa saat ini, ada banyak perusahaan lain yang mencoba masuk ke dalam bisnis serupa, seperti Elysium Space dan Orbital Memorials.
Saat saya menanyakan pengalaman yang diceritakan suami istri Mills dan Livingston, Chafer berujar, “Apa yang mereka bilang ada benarnya. Rasanya menakjubkan kalau bisa terhubung dengan orang lain saat menyaksikan peluncuran. Lebih seperti perayaan, bukan pemakaman.”
Faktanya, keluarga bisa menyewa berbagai peluncuran untuk tujuan berbeda. Earl dan Patty Mills sudah memesan tiga peluncuran. Peluncuran kedua agar dua anak perempuannya bisa memiliki kapsul yang ada abu Robert, dan yang ketiga hanya untuk senang-senang saja. Mereka mengatakan bisa mengenang Robert dengan cara yang istimewa.
Pesawat pemakaman luar angkasa muncul bersamaan dengan lonjakan aktivitas non-pemerintah dalam sektor luar angkasa. Luar angkasa terasa lebih personal dan sakral.
Selama ini, banyak penggemar luar angkasa, seperti Robert, yang tidak pernah mendapat kesempatan terbang ke luar angkasa.
Sekarang, mereka bisa merasakannya lewat Celestis dan menjadi ‘Ashtronaut’, seperti yang dikatakan oleh Earl Mills.