‘All I Want for Christmas Is You’ Masih Menjadi Lagu Natal Modern Terpopuler

Artikel ini pertama kali tayang di Noisey.

Penelitian dari majalah The Economist baru-baru ini menyimpulkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi orang mendengar lagu Natal dari layanan streaming. Lepas dari adanya bermacam alasan tadi, rupanya ditemukan data bila lagu “All I Want for Christmas Is You” yang dinyanyikan Mariah Carey menjadi lagu paling banyak didengar via streaming dibandingkan semua musik sejenis. Lagu tersebut diputar 210 juta kali, itu baru di Spotify saja. Belum termasuk Apple Music, Tidal, atau Youtube (plus penjualan CD/vinyl fisiknya). Penelitian ini menyatakan single populer tiap Natal ini sukses memberi royalti senilai US$ 60 juta untuk Carey, yang artinya si penyanyi legendaris itu bisa hidup dengan bayaran yang cukup besar dari satu lagu saja tanpa harus rekaman lagi. Tapi, kenapa “All I Want for Christmas Is You” bisa populer? Nah alasan dari penelitian tersebut perlu diungkap lebih lanjut.

Videos by VICE

Kalian boleh saja berdebat kalau “All I Want…” bukan lagu natal terbaik sepanjang masa. Coba kita cari alternatif penantangnya. Pastinya bukan “Last Christmas” (RIP George Michael) dan jelas bukan “Wonderful Christmas” (terlalu banyak delay pada keyboardnya). Bisa saja kalian curang, lalu menyebut Nutcracker Suite karya Tchaikovsky sebagai lagu Natal terbaik sepanjang masa. Tapi itu tidak sepenuhnya adil, karena lagu klasik sang komposer Rusia itu seharusnya diadu dengan sesama musik klasik. Nah, kalau konteksnya pop vs pop, “All I Want For Christmas Is You”, harus diakui masih merupakan lagu liburan paling lengkap sampai saat ini.

Ya, Mariah benar-benar bernyanyi sepenuh hati di lagu tersebut. Jiwa dan kebahagiaannya serasa menular. Tapi saya kasih tahu nih, aransemen diminished chords dari lagu itu adalah kunci kesuksesan emosional dalam lagu tersebut. “All I Want…” menggunakan chord yang dinamis. Anda tidak hanya merasakan suasana liburan Natal yang menghibur jiwa, tapi sekaligus kesedihan kerinduannya, dan perasaan penuh kontradiksi lainnya, termasuk imajinasi kita akan keseruan liburan. Tambahkan beberapa chord C-minor yang manis di situ hasil pendengar memperoleh kompleksitas emosional. Inilah alasan mengapa lagu Mariah Carey itu tetap paling banyak di stream dibanding lagu-lagu natal kontemporer lainnya. “All I Want…” pasti agak menyebalkan karena diputar terus saban tahun di semua tempat, termasuk mal dan hotel. Tapi jujurlah, kalian sebenarnya memang suka lagu ini. Kamu boleh membantah di mulut, tapi hati pasti berkata lain.

Kalau tertarik membaca utuh kajian The Economist soal lagu-lagu Natal, klik tautannya di sini.

Follow Phil di Twitter. Cuma dia sebenarnya enggak terlalu ngerti lagu Natal.