Andai Polah Politikus dan Buzzer Jelang Pilpres Semenarik Parodi WWE di YouTube

Parodi gulat politik Indonesia versi WWE

Merujuk keterangan komentator, lebih dari 5.000 pasang mata mengarah ke ring di tengah arena megah Provedence, Rhode Island. Empat orang polisi mengawal sosok yang diakrabi penduduk Indonesia itu ke arena diiringi musik cadas. Ia naik ring dan berdiri di pembatasnya, diiringi letupan asap putih. Dialah pegulat pertama yang muncul, penampilannya mirip sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Cuma, biarpun dikawal empat polisi, ia nampak “culun” dengan kemeja kotak-kotak biru-merah dan kacamata beningnya. Ternyata, ia bertarung sendirian. Polisi-polisi tadi tidak ikut mengawalnya masuk ke ring.

Di sisi berlawanan, adegan ring entrance-nya lebih epik. Tiga orang sok asik tergabung dalam New Wowo Order menggelorakan seisi arena. Mereka masuk dengan iringan musik oplosan hiphop dan… lagu badut? Bener enggak sih? Ah bodo amat. Intinya tiga karakter itu swag abis. Lelaki yang pakai penutup kepala hijau terlihat paling enjoy memasuki ring. Wajahnya sih mirip Rizieq Shihab, tapi sekali lagi itu cuma asumsi. Bisa aja salah. Namanya juga “menyerupai”, ya ga? Hhe…

Videos by VICE

Saking swag abis gayanya, aku sampai bingung membedakan pegulat lelaki bertutup kepala hijau itu Rizieq Shihab, Bruno Mars, atau DJ Khaled? Adapun pegulat berambut silver yang sering ada di tengah sih mirip sekali Amien Rais. Lalu, ada sosok pegulat gondrong yang sekilas menyerupai Bahar bin Smith yang terlihat luwes melantai.

1543904960823-Screen-Shot-2018-12-04-at-130020-1

Tunggu dulu, ini tuh deskripsi apaan sih? Kenapa politikus dan pemimpin ormas yang terkenal ikutan gulat profesional ala-ala World Wrestling Entartainment (WWE)? Kalau belum tahu, berarti kalian kurang lama browsing video-video unik di YouTube. Simak nih, salah satu contohnya, di tautan berikut:

Saatnya pertarungan dimulai. Karakter mirip Ahok dan Rizieq mulai kelahi saling menjatuhkan satu sama lain. Tiba-tiba salah seorang komentator nyeletuk, “I never get tired of watching these guys competing.”

Ya, elo enak aja tinggal komentar. Bayangkan, andai dua orang yang asli kelahi di dunia nyata, yang ribut TUJUH JUTA UMAT WOY! Untungnya semua adegan gulat itu hanya parodi hasil modifikasi game WWE 2K18 pakai fitur ‘create your own superstar’ (kemungkinan sih diedit lewat versi PC) yang rajin diunggah kanal Smackin Bloon di youTube.

Kanal anonim ini pertama kali mengunggah modifikasi pertandingan Smackdown enam bulan lalu. Temanya saat itu Jokowi vs Prabowo WWE. Video yang menampilkan karakter mirip Prabowo yang datang dengan kemeja safari krem dan bertarung telanjang dada. Sementara karakter kayak Jokowi datang ke ring mengendarai motor chopper dan jaket jeans. Sempat kukira dia sosok Undertaker yang sudah potong rambut. Video parodi itu mendapat perhatian 1,3 juta penonton di youTube.

Sayangnya di video itu Jokowi menang melulu. Jokowi menang dengan sentuhan akhir yang menggabungan aksi springboard crossbody dan diving splash a la Rey Mysterio untuk mengandaskan mimpi Prabowo. Aku agak kecewa sih, bosan euy lihatnya di game kok doi kalah juga. Buat pembuat video parodi, harusnya sekali-kali Prabowo kasih menang juga lah.

Unggahan kanal Smackin Bloon segera memperoleh reaksi luar biasa dari publik. Mulai dari komentar netral semacam “daripada sebar hoax mending bikin video beginian.”

Eh, tapi namanya suasana sekarang sedang menjelang Pilpres, enggak mungkin kita hidup tanpa diganggu suporter kedua kubu. Akun-akun yang terkesan pendukung Jokowi senang banget melihat parodi gulat ini. ya iyalah, jagoannya menang. Namanya juga fanatisme, komentar mereka absurd dan penuh pembenaran. Misalnya, komentar akun Koncong Mestra berikut:

Buat para kampret,, JANGAN KEJANG2 YA LIHAT VIDEO INI,,,!! ITU ARTINYA JOKOWI 1 PERIODE LAGI,, LIKE YANG SETUJU KAMPRET,, DILARANG KOMEN!!”

Komentar dari akun Rohman Nia pun sama nonjoknya ke kubu sebelah:

“Hebat…pak.jokowi..walau..di hentam .di.fitnah..hampir..lunglai…tapi akhir nya…menang juga…mudah..mudahan. 2019 jadi..kenyataan..salam One.jari…”

Eh tong, sejak kapan parodi WWE bisa menentukan nasib Pilpres negara lima tahun ke depan?!!

Untung, ‘pertarungan lain’ di kolom komentar dan medsos tidak berat sebelah. Masih ada komen dari kubu lawan misalnya dari Ricky Bennington yang bilang, “Jokowi yang babak belur, Prabowo yang kalah :D HIdup pak Aniiis!”

Berkat sambutan meriah, akun ini jadi makin rajin mengunggah parodi pertarungan politisi Tanah Air, misalnya saja pertandingan dalam video Sandi vs AHY WWE. Dalam parodi itu, AHY tampil dengan, ehem, bekingan Pak Beye. Sementara Sandi datang pakai seragam Wagub DKI, naik limousine norak bertanduk. Njir, jangankan di dunia nyata, dalam parodi WWE aja sosok Sandi tetap konsisten memeable. Goyangannya, sampai gaya tengilnya layak jadi materi shitposting.

Meskipun baru sekitar lima video yang diunggah ke youTube, konsep parodi macam ini menarik perhatian penonton milennial. Enggak heran lah, sebab millennial di negara kita tumbuh besar dengan dua hal: 1) menyalakan televisi diam-diam untuk menonton WWE: Smackdown di malam hari 2) Mempraktikannya dalam perkelahian konyol di sekolah keesokan harinya.

Makanya di awal dekade 2000-an tak sedikit anak SD bau kencur harus cidera atau mati sia-sia akibat mempraktikan adegan-adegan perkelahian teatrikal yang ditampilkan tayangan ultra-masukulin macam WWE Smackdown.

Sebagai anak perempuan yang tumbuh besar sambil rajin kelahi dengan anak lelaki, aku khatam betul bagaimana rasanya mempraktikan gaya ring entrance John Cena menutup wajah dengan telapak tangan dan kemudian muncullah bunyi … kkkkrrrrrr… tet teret teeet~ tet teret teet~ tet teret teet. Intinya, hiburan super maskulin ala John Cena dan kawan-kawan adalah salah satu pelengkap fase coming of age para milennial, tak peduli kau lelaki ataupun perempuan.

Penggemar gulat pro di Indonesia, sekalipun kecil jumlahnya, ternyata rata-rata politis euy. Selain bikin video parodi nyerempet kayak gini, mereka sebelumnya pernah mengusung John Cena ikutan pilkada DKI lho, walaupun gagal sih.

Di sisi lain, video parodi ini disambut positif, barangkali karena menggambarkan hasrat terdalam anak muda saat menyaksikan lagak ragam politik di Tanah Air. Para politikus dan buzzernya yang sering ribut tanpa substansi itu, sudahlah, kelahi ya kelahi saja. Tapi di arena doang ya, enggak usah nyusahin satu negara.

Jika tonjok-tonjokan tidak berlanjut hingga luar ring, dan kita hanyalah penonton bisa bersorak terhibur, bukankah lebih baik? Toh, semua pihak menjelang pilpres 2019 tak ada yang mau serius jualan program riil. Tiap kubu pengin meraih simpati millenial tapi akhirnya katrok banget—gimana ga katrok, orang udah usia sepuh dan lewat kepala empat aja pada ngaku “semangatnya” millenial. Jelas-jelas politikus itu pada bingung sama meme dan enggak susah dapat KPR gitu lho. Dikiranya anak muda doyan gimmick doang apa, terus pada enggak peduli kebijakan tiap kubu saat memerintah kelak. Baru satu janji politik doang yang agak ada gizinya buat anak muda, yaitu janji satu kubu kalau mereka terpilih, maka posisi Menpora, Menristek, dan Menkominfo akan diberikan ke millenial. Sisanya pepesan kosong.

Pada gila nih emang kaum baby boomers dan gen-X di kancah politik Indonesia. Zaman udah berubah, tapi gaya politik mereka masih gitu-gitu aja. Makanya, kalau terlanjur jadi materi parodi gini, jangan pada marah ye. Ntar biasanya sih ada yang sensi, hiya hiya hiya…

Omong-omong karena perilaku para aktor politik riilnya menjelang 2019 enggak kunjung jualan substansi, publik sebetulnya berhak merespons becanda sekalian (walaupun sulit, karena bangsa ini kan super serius dan enggak nyantai sama becandaan nyerempet bahaya). Gimana kalau para politikus, tim pemenangan, dan semua capres betulan aja melakoni apa yang terjadi dalam video parodi tersebut?

Cuy, andaikan politik sesederhana parodi Smackdown, dunia mungkin bakal damai. Cebong-kampret terus mau kelahi sampai lepas 2019? Silakan kelahi sono, tapi enggak usah mengatasnamakan jutaan rakyat ya.