Kerajaan Timur Tengah mempertimbangkan untuk membangun parit sepanjang 60 kilometer di sekitar Qatar, yang akan mengisolasi negara tersebut.
Kabar berita yang terhubung dengan negara-negara Saudi melaporkan minggu ini bahwa penggalian yang disebut proyek Salwa Marine Canal akan memakan $750 juta dan menargetkan untuk menghasilkan kegiatan ekonomi dan wisata di area tersebut. Kabar lainnya, dari koran Al-Riyadh di Saudi, menyiratkan bahwa kerjaan akan membangun basis militer di satu bagian perbatasan, sementara porsi lainnya akan digunakan sebagai lahan pembuangan untuk limbah nuklir. Proyek ini masih menunggu konfirmasi resmi, menurut laporan.
Videos by VICE
Rencana pembangunan tersebut terjadi sembilan bulan setelah Arab Saudi, Bahrain, Meskir, dan UAE memberlakukan blokade pada Qatar—memutuskan rute transportasi dan perdagangan—sebagai respons atas ikatan Qatar dengan Iran dan dugaan pendanaan terorisme. Impor makanan diblok, perjalanan udara dihalangi, dan diplomat Qatar dikeluarkan dari seperempat negara tersebut.
Menteri Pertahanan AS James Mattis dan emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani, bertemu di Washington minggu ini untuk mendiskusikan ikatan di kawasan tersebut dan pertempuran melawan ISIS.
Meski pemimpin global telah menawarkan dukungan untuk Qatar dan organisasi hak asasi telat mengkritisi embargo tersebut, Presiden Donald Trump tampaknya mengaku berjasa.
AS memiliki kasaran 10,000 di pangkalan udara al-Udeid di Qatar, posisi penting bagi operasi serangan udara AS di Irak, Suriah, dan Afghanistan.
Parit, yang didanai oleh investor Saudi dan Emirat, membutuhkan 12 bulan untuk dibangun, menurut laporan-laporan Saudi.