Kebanyakan video tutorial memasak di YouTube tampak sama saja dengan video memasak lainnya. Video diambil dari atas, dan ada orang yang menjelaskan langkah-langkahnya. Editannya pun sangat minim sehingga tidak ada yang unik sama sekali dari video-video ini.
David Ma, penata gaya makanan sekaligus sutradara film, punya cara berbeda. Dalam seri videonya yang berjudul Food Films , Ma menampilkan tutorial memasak dengan sentuhan gaya sinematik sutradara ternama. Kira-kira bagaimana Quentin Tarantino masak spageti? Pastinya sangat garang dan luar biasa.
Videos by VICE
Kami berbincang dengan Ma untuk mengetahui alasannya memulai seri video ini dan harapan kedepannya untuk Food Films.
MUNCHIES: Bisa jelasin konsep Food Films ini?
David Ma: Pada dasarnya, Food Films sama saja dengan video tutorial memasak lainnya. Bedanya, videoku difilmkan pakai gaya sutradara terkenal. Idenya muncul waktu aku sedang nonton video masak di Instagram. Hampir semua videonya diambil dari atas pakai teknik hyperlapse dan musik stok. Sangat membosankan. Aku ingin nonton video memasak yang tidak biasa. Makanya aku terpikir untuk bikin video masak pakai sentuhan gaya sutradara Hollywood. Aku juga tertantang memfilmkan video masak layaknya sedang bikin film.
Kamu sendiri punya pengalaman menggarap video tutorial memasak konvensional?
Sebelum jadi sutradara video tutorial memasak, aku memulai karir sebagai seorang penata gaya makanan. Pengalaman ini tak cuma mengajarkan aku bagaimana berbedanya penampakan sebuah makanan di depan kamera, tapi juga mengajarkan bagaimana sebuah makanan menjadi sebuah diva dengan pencahayaan yang seksi. Menjadi food stylist juga membiasakan aku duduk di set sampai berjam-jam, tak cuma sekian menit saja. Aku pernah menggarap video tutorial memasak konvensional di awal karirku sebagai sutradara. Cuma sekarang, aku cuma mau menerima tawaran bikin video tutorial memasak yang memberikan aku kebebasan kreatif agar hasil akhirnya lebih punya gaya dan seksi.
Bagaimana cara kamu memilih gaya dan konsep setiap video?
Tema dan gaya dari tiap video disesuaikan dengan film masing-masing sutradara— Kill Bill, Gravity, The Grand Budapest Hotel, dan Transformers. Kalau masalah memilih resep dan gaya sutradara yang sesuai, aku cukup memikirkan kecocokan antaranya tiap resep dengan gaya sutradara tertentu.
Misalnya, begitu kami memilih gaya Tarantino, kami tahu harus memperbanyak sayatan pisau mendalam dan cipratan darah. Makanya, tomat dan saus marinara akan bekerja dengan baik dalam videonya. Untuk gaya Michael bay, kami meniru Transformers, dan prop stylist saya menemukan mesin pemanggang waffle besar yang kelihatan seperti robot. Sementara untuk video tutorial memasak ala West Anderson, kami memilih resep paling sederhana yang bisa digarap dengan sangat teliti dan agak berlebihan. Lagian, siapa sih yang perlu resep untuk membuat s’more?
Apa yang kamu lakukan agar bisa meniru gaya tiap sutradara dengan sempurna?
Aku mungkin menghabiskan satu minggu lamanya untuk menonton film paling terkenal dari sutradara yang saya pilih. Aku amati cara mereka mengambil dan komposisi warna dan gaya-gaya “klasik” mereka dan aspek-aspek lainnya. Setelah itu, aku mengamati langkah-langkah dalam setiap resep dan memikirkan bagaimana mengaplikasikan gaya setiap sutradara pada setiap video. Misalnya, aku mengambil gambar tumpukan waffle dari bawah agar kelihatan seperti raksasa (ala Michael Bay) atau mengambil gambar wajan bekas memasak yang penuh darah dengan lamban ala Tarantino.
Menurutmu, apa yang penonton bisa pelajari dari Food Films?
Tujuanku menggarap Food Films adalah membuat video tutorial memasak lebih atraktif dan menyediakan perspektif baru bagi penonton. Memperlakukan tiga bahan untuk membuat s’more seperti tiga orang karakter aneh dalam film Wes Anderson memicu penonton untuk lebih menghargai ketiganya saat bikin graham cracker sandwich dari coklat dan marshmellow. Mentorku tak bosan-bosannya bilang aku harus membuat karya yang kelak bikin aku dibayar untuk menggarapnya. Akhirnya, aku berharap bisa menggarap lebih banyak video tutorial memasak yang lebih stylish dan mengejutkan.
Video-video yang kamu buat punya fungsi praktis enggak sih? Apakah bisa menggunakannya untuk belajar memasak?
Mungkin bisa. Langkah-langkah memasak tiap resep ada di dalamnya, tak berbeda dari video tutorial memasak lainnya. Malah, aku rasa video-videoku lebih enak ditonton dan menghibur.
Video mana yang paling susah digarap?
Video ala Wes Anderson adalah video yang paling menantang—dan lumayan bikin jeri. Aku bekerja bersama art director dan prop stylistku selama proses pre-produksi untuk menentukan warna, background, properti yang digunakan hand model hingga tipografinya. Dalam semalam, kami membuat 100 kotak kue dan pita, bolak-balik ke IKEA untuk membeli sarung tangan putih dan mengatur tata letak background video. Food styling dalam video ini dibuat seunik mungkin. Jadi, kami memesan marshmallow yang dibentuk menjadi coklat serta coklat batangan yang desainnya kami cetak sendiri. Semua bagian dari bagian art directing, video hingga bagian kuliner bekerja sama agar kita bisa mencapai komposisi gambar dengan ketelitian saksama.
Kamu sudah menggarap empat video sampai sekarang. Berapa video lagi yang rencana kamu bikin dan sutradara mana lagi yang gayanya bakal kamu tiru?
Kami sudah mulai menyusun storyboard untuk beberapa video yang akan kami garap. Aku enggak mau sesumbar tapi kami akan mengerjakan video dengan ala Christopher Nolan, Alfred Hitchcock, Tim Burton, dan sejumlah sineas lainnya. Gaya Woody Allen mungkin akan susah diaplikasikan karena film-film Allen kebanyakan ngobrol. Tapi, kalau berhasil, hasilnya akan jadi video tutorial masak yang sangat menarik.
Terimakasih sudah mau ngobrol dengan kami, David.