Bagi banyak pendaki, ada satu pemeo klasik: sebaiknya jangan bermain-main dengan air terjun. Aktivitas ini sangat berbahaya. Selain licin, tantangan pendaki adalah jurang yang menganga di bawah, yang siap menelanmu kapan saja.
Pemeo itu ternyata tidak berlaku di hutan rimba Jepang, Warga Jepang punya teknik khusus yang membuat siapapun percaya tak ada yang perlu ditakuti dari air terjun.
Videos by VICE
Sawanobori adalah seni memanjat air terjun yang telah dipraktikkan di kawasan hutan Negeri Matahari Terbit itu selama berabad-abad. Teknik ini bermula dari kebiasaan penduduk setempat yang menyusuri aliran sungai saat melewati desa-desa pegunungan.
Warga lebih memilih memanjat air terjun, daripada harus melintasi hutan lebat. Sawanobori tak hanya sekadar teknik “canyoning” secara terbalik. Siapa pun yang melakukannya harus terampil dalam melintasi dinding jurang, mengarungi dan berenang di ngarai, serta memanjat air terjun.
Pembangunan jalan di daerah pegunungan yang marak selama setelah Perang Dunia II, tak menggugurkan semangat para pecinta alam menaklukkan dinding jurang di Jepang. Kemajuan infrastruktur juga tidak mengurangi rasa puas pendaki setelah berhasil mencapai puncak.
Mungkin belum banyak orang luar yang tahu tentang teknik ini, tetapi kalian bisa menemukan toko yang menyediakan perangkat khusus sawanobori di Jepang. Toko macam itu biasanya menjual sepatu bersol bulu kempa, wetsuit, dan sarung tangan wol.
Banyak juga panduan yang tersedia bagi mereka yang ingin lebih dekat dengan keajaiban alam ini dan para dewa suci, yang menurut kepercayaan Shinto tinggal di dalam air terjun deras.
“Saya bukan orang yang punya keyakinan spiritual,” kata James Pearson. Tahun lalu, atlet panjat profesional yang disponsori The North Face ini mencoba olahraga tradisional tersebut untuk pertama kalinya. “Tapi saya bisa merasakan kekuatan hebat dalam air terjun itu.”
Pearson dan rekannya mengabadikan petualangan mereka menjadi sebuah dokumenter pendek. Lokasinya berpusat di sekitar kawasan Shōmyō, air terjun tertinggi di Jepang yang mencapai 350 meter dari permukaan air
“Buat saya, elemen spiritual sawanobori berasal dari air. Saya merasa sangat kecil di tengah guyuran air tanpa henti. Saya merasa tidak ada apa-apanya di hadapan kekuatan alam. Segalanya terasa hidup, mulai dari air sampai suara gemericiknya. Kamu bisa merasakan kehadiran alam. Kamu akan memahami betapa kuatnya alam. Saya diizinkan untuk bermain dan mencoba tantangan yang diberikan. Alam takkan ragu memusnahkan siapa pun yang ceroboh dan belagu.”
Selain elemen sejarah dan spiritual, ada alasan lain mengapa kita harus menjajal air terjun di Jepang saat pertama kali melakukan sawanobori. Kalian bisa mendapatkan panduan profesional dan pengalaman istimewa. Selain itu, kalian tidak perlu mengenakan jaket tebal karena airnya yang relatif hangat.
Batuan vulkanik di Jepang juga membantumu mengalahkan aliran deras air terjun. Pijakan alami itu mengantarkanmu ke tempat mukim para dewa suci yang tersembunyi. Kalian bisa menjadikan bebatuan kecil tersebut sebagai pijakan dan pegangan.
Kalian takkan menemukannya di negara lain, termasuk Indonesia, yang sebagian besar jurangnya dipenuhi batu granit halus akibat bergesekkan dengan air selama ribuan tahun.
Jenis batuan ini mustahil untuk dipanjat. Bisa dibilang, Sawanobori memang olahraga khas yang dianugerahkan bentang alam Jepang.
Artikel ini pertama kali tayang di Amuse—situs bagian dari VICE.com mengulas travelling dan petualangan