Sam Hellmann mengerjakan proyek berupa majalah fotografi bertajuk Love and Loneliness. Semuanya berawal ketika dia memotret saudara laki-lakinya Liam yang sedang bersantai di tepi kolam renang saat musim panas. “Dia sedang tidur dan aku rasa dia sangat manis. Bayangan tanganku kelihatan di wajahnya. Aku sampai enggak sadar meletakkan tanganku,” ujarnyabeberapa hari sebelum majalahnya secara resmi dijual di toko buku Ofr di Paris.
“Aku ingin mengelus pipinya, tapi aku enggak mau membangunkannya.” Hasilnya berupa foto hitam putih yang memulai majalahnya. Foto ini memiliki makna mendalam yang membuat Sam merasa bisa dihubungkan dengan karya-karyanya yang lain. “Bayangan itu menggambarkan rasa kehadiran dan ketiadaan pada waktu bersamaan.”
Videos by VICE
Cinta dan kesepian adalah perasaan yang muncul pada dan sering dialami oleh manusia saat ini. Kita mungkin paham alasan kenapa bisa saling terhubung namun terpisah dari orang lain, tapi kita tidak begitu tahu bagaimana ini dapat terjadi. Kenapa kita merasa sendirian di saat orang lain membutuhkan kita?
“Beberapa tahun terakhir, aku merasa kesepian padahal aku sedang jatuh cinta. Beberapa fotoku terinspirasi dari perasaan campur aduk ini. Seri fotografi ini juga menggambarkan segala jenis rasa cinta yang pernah kualami, baik itu cinta persaudaraan maupun rasa cinta terhadap suatu momen, kenangan dan kesepian. Aku ingin menciptakan kumpulan foto yang mencerminkan perasaan dan pandanganku soal cinta dan kesepian.”
Pengalaman yang ditampilkan di setiap foto beragam, seperti orang yang tidur menyelimuti seluruh tubuhnya, klub malam yang ingar-bingar, dan anak kecil yang sedang menangis di meja. Melalui foto-foto ini, Sam berharap bisa menceritakan bahwa cinta dan kesepian saling bersinggungan kapan dan di mana saja. “Aku pernah baca kalau bagian sunyi masih termasuk bagian lagu. Hal ini begitu mewakili proyek ini dan apa yang ingin kusampaikan dari foto-fotoku.”
“Pada akhirnya, hal paling menantang buatku yaitu membuat sesuatu yang tulus dan pribadi, tapi tak membuat orang lain merasa enggak relevan dengan ceritanya. Aku harus bisa menceritakan sesuatu yang personal lewat fotoku tapi juga dapat dirasakan orang lain yang melihat.”
Artikel ini pertama kali tayang di i-D