Artikel ini pertama kali tayang di VICE INDIA
Di sebuah istana di Jamia Nagar, Delhi, hiduplah 80 kucing beserta anak-anaknya, 65 anjing, serta kawanan kambing, kelinci dan burung. Kerajaan itu memiliki 300 hewan, sedangkan mantan menteri luar negeri Salman Khurshid dan Louise Fernandes Khurshid adalah raja dan ratunya. “Putra sulungku pernah menyuruh pilih antara anak atau hewan peliharaan,” kata Salman, sambil memberikan snack kepada kucing di ruangan remang-remang menghadap taman. “Saya bilang saja, kamu sudah tahu pilihannya.”
Videos by VICE
Louise menjadi pencinta hewan sejak dia memelihara kucing Siam bernama Boo Boo. Dalam perjalanan menuju Goa, Boo Boo loncat dari mobil dan menghilang. “10 hari kemudian, Boo Boo pulang ke rumah saya di Bangalore. Jaraknya 200 kilometer lebih. Entah bagaimana dia bisa sampai ke sana,” tutur Louise. “Benar-benar suatu keajaiban.”
Louise yang merupakan mantan jurnalis dan Salman sang pengacara menikah pada 1984, bersatu karena kecintaannya pada binatang. Ketika berbulan madu, mereka membawa anak anjing jalan-jalan ke Taman Nasional Jim Corbett. “Kami enggak pernah memberikan peliharaan ke orang lain. Kami dulu pernah kasih kucing ke teman, tapi enggak dirawat sama sekali,” lanjut Louis, yang sibuk melindungi Pippin sang Chihuahua dari German shepherd mereka yang bernama Zehra. Pippin dan Zehra sedang main kejar-kejaran di ruang tamu luas yang penuh dekorasi.
“Kami membeli hewan setiap senang dan sedih,” ujarnya. Kegilaan mereka dimulai setelah menikah. “Dua kucing Persia bertambah jadi empat. Dokter hewan dan teman-teman suka menggoyahkan iman kami dengan memamerkan peliharaan mereka.” Pasangan suami istri ini terkadang membawa pulang hewan telantar seperti Bruno, labrador hitam yang kini suka duduk di dekat gerbang rumah. Salman pernah kena tipu pedagang anjing di internet.
Keluarga Khurshid memiliki preferensinya sendiri. “Saya lebih suka anjing kecil kayak Chihuahua. Kalau suami sukanya merpati dan ayam kate. Ayam pheasant punyaku. Kami berdua suka kucing,” terang Louise.
Ruang tamu mereka menghadap ke taman rimbun penuh kandang beo eksotis, merpati Shirazi, puyuh Jepang, ayam pheasant, fantail, dan merak. Kandang anjing dachshund, Pekingese, St Bernard, cocker spaniel, anjing gunung Himalaya, dan apso berada di sisi lain taman. Kucing Persia dan Siam tinggal di tiga kamar bersama anak-anak mereka yang baru lahir. Louise mengakui bau yang muncul darinya. “Setiap mengadakan pesta atau ibuku datang ke rumah, kami selalu membuka jendela dan membersihkan rumah biar baunya hilang.”
Mereka dibantu empat pengasuh yang bertugas memberi makan (nasi, ayam, sayuran dan makanan hewan), memandikan, dan memeriksa kesehatan peliharaan di rumah. “Kami enggak lepas tangan,” Salman mengutarakan. “Hewannya bisa mati kalau penyakit mereka enggak cepat terdeteksi.” Louise menambahkan, “Banyak anak peliharaan kami yang mati karena terinfeksi virus. Dokter hewan enggak mendiagnosis apa-apa.”
Sebagian besar anggaran Khurshid dihabiskan untuk membeli makanan dan biaya perawatan peliharaan. “Untungnya, Salman enggak merokok dan minum alkohol,” ucap Louise. “Uangnya bisa buat yang lain.”
Masih banyak hewan peliharaan lain di dua rumah mereka. Anjing dan kelinci Angora tinggal di Nainital, sementara lainnya tinggal di rumah peninggalan di Kaimganj, Uttar Pradesh yang merupakan kota konstituen politik mereka. “Kami memelihara kambing Ajmeri dan kerbau di Kaimganj. Kami sering berkunjung ke sana saat musim pemilu,” tutur Louise. Mereka selalu membawa pulang berkarung-karung gandum, jagung dan pearl millet untuk burung-burung mereka.
Saya menanyakan Salman siapa saja politikus India yang cinta hewan. Mantan anggota Parlemen Jagdish Tytler menyukai burung, sedangkan Maneka Gandhi terkenal pencinta binatang. “Salman memperkenalkan merpati ke Kumari Selja,” ungkap Louise. “Kami sering menerima bantuan medis dari Rita Singh, yang mengelola penampungan anjing telantar di Chhattarpur.”
Salman percaya binatang mampu membuat manusia menjadi lebih peduli, bahkan jika mereka politikus sekalipun. “Mereka melatih kita untuk enggak egois, dan mudah bahagia dengan hal-hal kecil dalam hidup,” jelasnya. “Berurusan sama manusia jauh lebih melelahkan.”
Louise setuju. “Ada sesuatu yang menenangkan dari hewan. Kalau saya sakit, semua kucing kami seakan mengerti dan bisa merasakannya.” Menurutnya, mereka sering dikritik karena kebanyakan memelihara binatang. “Banyak yang bilang kami sudah gila, dan enggak mengerti ajaran Islam.”
Namun, bagi Salman dan Louise, hewan peliharaan mereka bisa dijadikan contoh bahwa hewan dan manusia bisa hidup berdampingan dengan damai. “Kucing dan anjing kami enggak pernah bertengkar,” kata Louise. “Memang suka ada ketegangan setiap anjing dewasa gabung, tapi enggak pernah jadi masalah.” Pertengkarannya paling cuma ketika kucing betina birahi. “Semua kucing ingin kawin dengan dia. Selain itu, mereka enggak tertarik.”
“Manusia bisa hidup damai selama enggak dipengaruhi politik,” Louise berpendapat. “Andai saja politikus atau anggota parlemen berkunjung ke sini, mereka bisa belajar caranya hidup damai dari hewan.”
Follow Zeyad Masroor Khan di Twitter.