FYI.

This story is over 5 years old.

islamofobia

Politikus Anti-Islam di Jerman Jadi Mualaf, Alasannya Menolak Pernikahan Sejenis

Arthur Wagner, petinggi partai konservatif garis keras AfD, kecewa melihat mayoritas umat Kristen dan gereja di negaranya mendukung legalisasi pernikahan sesama jenis.
Arthur Wagner, petinggi partai Aliansi untuk Jerman (AfD) yang berideologi anti-imigran. Arthur masuk Islam dan mundur dari posisinya. Keputusan jadi mualaf diumumkan dalam konferensi pers di Postdam, dekat Berlin, Jerman, pada 31 Januari lalu. Foto oleh Inke Kappeler/Reuters.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News

Akhir bulan lalu, info politikus dari partai sayap kanan radikal Jerman masuk Islam mengejutkan masyarakat setempat. Sosok yang bikin geger karena jadi mualaf itu adalah Arthur Wagner, petinggi Partai Aliansi untuk Jerman (AfD). Partainya padahal dikenal mengedepankan kebijakan anti-imigran, anti-Islam, dan anti terhadap pendatang.

Makanya, ketika dia mengaku dia sebetulnya sudah pindah agama sejak tahun lalu yang dia umumkan pada konferensi pers pada 31 Januari lalu, rekan separtainya tentu kaget. Wagner langsung mundur dari posisinya sebagai Wakil Ketua Partai untuk Wilayah Brandenburg. Siapa sangka, alasan Wagner yang biasanya membenci Islam jadi mualaf adalah pernikahan sejenis.

Iklan

Setelah sepekan lebih diam, Wagner akhirnya kembali mau bicara kepada media. Saat diwawancarai surat kabar Jerman, Bild, Wagner yang kini berusia 48 tahun menjelaskan keputusannya pindah agama disebabkan oleh gereja Protestan yang semakin toleran terhadap pernikahan sejenis. Ia menganggap ini sebagai “kemunduran moral”. Sesuai ajaran Islam, pernikahan sejenis tidak mungkin didukung, sehingga Arthur merasa menemukan agama yang konsisten terhadap pandangan konservatifnya.

“Saya pindah agama karena gereja tempat saya beribadah dulu tidak lagi sejalan dengan kepercayaan yang saya anut,” ujarnya. Ia tidak bisa menerima sikap toleran terhadap pernikahan sesama jenis, serta terlibatnya beberapa pendeta di Pawai Gay Pride beberapa tahun belakangan.

Arthur Wagner sekarang mengubah namanya menjadi Ahmed. Wagner mengucapkan kalimat syahadat pada Oktober 2017, tetapi rupanya ia sudah berniat pindah agama sejak 2015. Artinya ketika baru bergabung ke AfD, sebenarnya Arthur telah berencana jadi Mualaf.

Tindakan Arthur membuat geram anggota AfD, yang selama ini terang-terangan membenci Islam dan menganggap pengikut Nabi Muhammad sebagai teroris dan tidak pantas untuk tinggal di Jerman.

Wagner sadar sikapnya dapat mengundang perpecahan di internal partai, sehingga dia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil kepala cabang partai AfD di Brandenburg. Rekan-rekannya di AfD ternyata sejak lama ingin dia keluar dari partai—lepas dari keputusannya menjadi mualaf. “Banyak anggota menginginkan dia keluar dari partai. Sayangnya, AD/ART partai kami tidak mengizinkan kami langsung memecatnya sepihak,” kata Kai Berger, Ketua Dewan Pimpinan Daerah AfD, saat dihubungi wartawan setempat.

Uniknya, Wagner menyatakan masih ingin bergabung dengan AfD apabila masih memungkinkan. Dia tidak merasa ada konflik kepentingan, mengingat statusnya sebagai muslim dalam partai yang jelas-jelas anti-Islam.

“Saya akan selalu setia kepada AfD,” ujarnya dalam konferensi pers. Selain itu, dengan menjadi mualaf, Arthur optimis dapat menjembatani hubungan antara partai ultrakonservatif tersebut dengan komunitas muslim di Negeri Panzer.

“Saya berkeinginan membangun dialog dan musyawarah yang lebih intensif antara kelompok konservatif dan kaum Muslim di Jerman.”

Gagasan Arthur menjadi "jembatan dialog" direspons negatif, bahkan oleh komunitas Muslim Jerman. Popularitas AfD di Jerman meningkat drastis beberapa tahun belakangan. Jargon-jargon anggota AfD saat berkampanye seringkali rasis dan senantiasa menghina komunitas muslim. Kepala Dewan Muslim Jerman menganggap AfD adalah sekumpulan orang rasis dan Islamofobik yang mustahil diajak berdialog secara beradab.