FYI.

This story is over 5 years old.

Luar Angkasa

Ilmuwan Berusaha Menciptakan Makanan Astronot Dari Air Kencing

Beneran ini. Materi bagus buat para penulis sains-fiksi, kan?

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES.

Sudah tau kan kalo astronot itu minum air kencingnya sendiri?—untungnya gak langsung, tapi setelah disaring dan didaur ulang menjadi air minum. Ini adalah realita yang pahit, dan jarang dibahas ketika kita membicarakan eksplorasi manusia menuju luar angkasa.

Jarang juga disebutkan bahwa astronot dan koloni Mars nanti suatu hari harus bertahan hidup dengan memakan tomat yang ditumbuhkan menggunakan air kencing manusia, sama seperti kentang berpupuk tai ala Matt Damon di film The Martian. Biarpun pembahasan seperti ini rasanya menjijikan, nyatanya di luar angkasa yang tidak ramah kehidupan, setiap produk hasil atom manusia bisa membantu meningkatkan kesempatan hidup di luar atmosfir planet Bumi.

Iklan

Spektrum teknologi berbasis-kotoran manusia semakin meluas seiring peneliti dari Clemson University berencana menciptakan nutrisi dan makanan terbuat dari air urin astronot yang bisa bertahan selama beberapa tahun dalam perjalanan luar angkasa.

Peneliti utama Mark A. Blenner, Ph.D, menggarisbawahi bahwa mindset "tidak boleh buang-buang" harus diaplikasikan dalam hal-hal mikro dan makro. "Apabila astronot melakukan perjalanan luar angkasa selama bertahun-tahun, kami harus menemukan cara untuk menggunakan kembali dan mendaur ulang semua hal yang mereka bawa," katanya di sebuah konferensi pers. "Ekonomi atom akan menjadi sangat penting."

Kunci dari penemuan Blenner, selain air kencing manusia, adalah sebuah ragi bernama Yarrowia lipolyptica yang berhasil dimanipulasi secara genetik oleh Blenner dan timnya dengan cara "memberi makan" ragi tersebut dengan ganggang, bakteria dan nitrogen dari urin dan karbon dari nafas manusia.

Hasil dari galur ini menciptakan asam lemak omega-3 dan bahkan monomer kimia yang bisa dimasukkan ke cetakan 3-D untuk menciptakan obyek plastik seperti kunci. Ini adalah perkembangan yang luar biasa untuk para penulis sains-fiksi; bayangkan apabila Ripley dalam film Alien hanya perlu kencing ke secangkir Yarrowia lipolyptica dan mencetak secara 3-D senapan api yang dibutuhkan untuk mengenyahkan si alien, tanpa perlu repot-repot mikir macem-macem.

Di luar implikasi kultur pop, Blenner kini menyadari sesuatu yang sudah disadari oleh banyak pembuat roti dan alkohol; bahwa ragi adalah jamur yang sangat berguna. "Kami menemukan bahwa Y. lipolyptica berbeda dengan ragi lainnya dalam hal genetika dan biokimia," ungkapnya. "Setiap organisme baru memiliki ciri khasnya sendiri yang harus dipelajari betul-betul."

Dalam hal perjalanan luar angkasa, ciri khas ini bisa sangat berguna. "Ragi ini bisa bertahan melalui beberapa kondisi yang tidak umum, seperti pH yang tinggi dan rendah, kadar garam tinggi, kekuatan ionik, dan air kencing manusia," jelas Blenner ke MUNCHIES. "Mereka menjadi host yang sangat berguna untuk menciptakan produk menggunakan substrat kotoran."

Blenner, yang penelitiannya didanai oleh Space Technology Research Grants Program milik NASA, mempertunjukkan hasil penemuannya di seri ke 254 National Meeting & Exposition of the American Chemical Society, komunitas sains terbesar di dunia. Ternyata presentasinya menjadi bintang acara, bersama dengan presentasi terpisah mengenai "label pintar" yang bisa memberi tahu kita ketika makanan sudah kadaluwarsa.

Sama seperti label pintar, teknologi menciptakan makanan dari air kencing ini tentunya masih berada dalam tahap awal, biarpun implikasi penggunaannya sudah jelas. "Kita masih jauh dari teknologi menciptakan jumlah plastik yang cukup dari air kencing," kata Blenner. "Namun, penggunaan urea akan lebih menguntungkan dari sisi pembentukan produk dan biaya dibanding sumber nitrogen lain dalam bidang fermentasi industrial dan produksi omega-3 berdasarkan ragi."

Berkat ragi, kita punya pizza, bir dan anggur. Dan mungkin di masa depan kita akan bisa tinggal di Mars. Makasih, ragi!