FYI.

This story is over 5 years old.

DNA

Situs Pencari Silsilah Keluarga Lewat DNA Ternyata Bisa Dipakai Melacak Kriminal

Family Tree DNA, platform pelacak keturunan, menargetkan penggunaan database genealogi untuk kepentingan forensik sebagai layanan unggulan.
Situs Pencari Silsilah Keluarga Lewat DNA Ternyata Sanggup Melacak Kriminal
Foto ilustrasi via Shutterstock 

Setelah mengakui telah membagikan data genetik penggunanya ke FBI, kini situs pelacak keturunan lewat DNA yang populer meminta pelanggannya untuk ikut serta dalam melacak pembunuh dan kriminal.

“Jika kalian salah satu dari jutaan orang yang pernah tes DNA, bantuan kalian bisa membantu kami menyelesaikan masalah kejahatan,” kata Edward Smart, ayah korban penculikan Elizabeth Smart, dalam iklan baru Family Tree DNA yang muncul di laman webnya untuk menggaet lebih banyak pelanggan.

Iklan

Family Tree DNA adalah salah satu perusahaan komersial terbesar di Amerika yang menawarkan tes genetik untuk menemukan keturunan. Perusahaan ini punya database lebih dari dua juta profil. Beberapa datanya milik orang-orang yang telah membeli produk tes—cheek swab—atau mereka yang mengunggah data mentahnya ke platform serupa, seperti 23andMe atau Ancestry.

Pada Januari 2019, BuzzFeed News membeberkan kesepakatan rahasia perusahaan dengan FBI. Kesepakatan yang ditandatangani pada 2018 ini memberikan izin kepada agen FBI untuk mengakses database DNA perusahaan yang besar. Menurut New York Times, FBI dapat mengunggah DNA ke platform berdasarkan perjanjian tersebut. Mereka menerima hasilnya, dan induk perusahaan Family Tree DNA—Gene by Gene di Houston—setuju untuk memproses sampel FBI di labnya.

Ketentuan dalam kesepakatannya mencerminkan teknik forensik yang digunakan untuk menangkap tersangka Golden State Killer Joseph James DeAngelo pada April lalu. Pembunuh berantai asal California yang dikenal sebagai EARONS (East Area Rapist/Original Night Stalker) itu dituduh melakukan lebih dari 50 pemerkosaan dan 12 pembunuhan sepanjang 1970 hingga 1980-an.

Dalam kasus ini, para penyidik mengubah DNA kejahatan lama menjadi profil genetik. Mereka kemudian mengunggahnya ke GEDmatch, database genealogi publik yang membantu pengguna menemukan kerabat ber-DNA sama. Setelah menemukan hubungan keluarga, tim penyidik akan mencari kerabat yang sesuai dengan deskripsi Golden State Killer. Pada akhirnya, mereka berhasil menangkap DeAngelo yang berusia 72 di rumahnya di daerah Sacramento.

Iklan

Teknik ini sekarang digunakan pada sejumlah cold case (kasus yang belum terpecahkan). Menurut MIT Technology Review, pihak kepolisian di San Diego—tempat yang akan menayangkan iklan Family Tree DNA di televisi—belum lama ini memanfaatkan database genealogi untuk mengidentifikasi tersangka pembunuhan Barbara Becker pada 1979.

“Komunitas genealogi bisa ikut menyelesaikan kasus kejahatan,” terang Bennett Greenspan, presiden dan CEO Family Tree DNA, soal iklan barunya dalam siaran pers, sebagaimana dikutip dari MIT Technology Review.

Sikap lembaga penegak hukum yang mengakses keturunan DNA pengguna memicu kontroversi, dan Greenspan telah mengungkapkan permintaan maaf kepada pelanggan Februari lalu karena tidak memberi tahu mereka soal kesepakatannya bersama FBI.

GEDmatch, yang tersedia untuk umum dan dapat digunakan secara anonim, menolak klaim berkolaborasi dengan polisi dalam penyelidikan Golden State Killer.

“Walaupun tim penegak hukum atau siapa pun yang terlibat dalam kasus ini tidak meminta kami menunjukkan tes DNA, kebijakan GEDmatch selalu memastikan bahwa pengguna sadar databasenya dapat digunakan untuk tujuan lain,” kata pihak perusahaan dalam pernyataan setelah DeAngelo ditangkap.

Platform-platform ini terus mencari pelanggan baru meskipun sudah ketahuan memberikan akses database DNA ke polisi. Perusahaan seperti 23andMe sering buat iklan selama musim liburan. Mereka mempromosikan bahwa tes DNA adalah hadiah sempurna untuk orang tua. “Kita 100% keluarga,” bunyi salah satu iklannya.

Iklan

Dan sekarang, bekerja sama dengan polisi menjadi nilai jual bagi Family Tree DNA.

Tahun lalu, staf Motherboard Jason Koebler menulis bahwa database genealogi memang tampak tak berbahaya, padahal sebenarnya data genetik kita bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri di masa depan. Data ini bisa saja digunakan untuk hal-hal yang melanggar privasi dan menjerumuskan kita dengan salah. Tak hanya itu, kita juga dapat diprofil secara ras. Masalah ini tidak mengada-ada karena kita tak tahu seberapa luas hasil tes DNA bisa membawa kita. Penelitian yang diterbitkan pada 2018 dalam Science memperkirakan bahwa 90 persen orang Amerika keturunan Eropa akan dapat diidentifikasi melalui data genetik yang diberikan secara sukarela dalam waktu dua atau tiga tahun mendatang.

“Keputusan seseorang untuk melakukan tes DNA juga melibatkan kerabatnya,” tulis Vivian Chou, peneliti pascasarjana di Harvard Medical School, dalam emailnya kepada Motherboard pada Desember lalu.

“Menurut saya, masyarakat harus sangat berhati-hati dalam melakukan sesuatu yang bisa ‘mengekspos’ data banyak orang,” imbuh Chou.

Tak mengherankan jika Family Tree DNA menargetkan forensik untuk menjual produknya.

Sekarang tergantung konsumennya apakah mereka akan melawan hasil distopia ini atau tidak. Kalaupun kalian sudah kepalang menyerahkan tes DNA ke startup, kalian belum terlambat untuk menghapusnya.

Jason Koebler turut berkontribusi dalam liputan ini.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard