The VICE Guide to Right Now

Daftar 10 Besar Kota Paling Banyak Mengkonsumsi Ganja Ini Sangat Mengejutkan

Amsterdam, yang sejak lama melegalisasi mariyuana, kalah jauh konsumsi gele-nya dari tiga kota di Asia.
JP
Diterjemahkan oleh Jade Poa
Daftar 10 Besar Kota Paling Banyak Mengkonsumsi Ganja Ini Sangat Mengejutkan, Amsterdam kalah dari Mumbai Soal Gele
Foto ilustrasi konsumsi ganja di India via Wikimedia Commons/lisensi CC 2.0 

Mariyuana memang ilegal di India, tetapi warga Kota Mumbai dan Delhi bersikap bodo amat. Dalam indeks konsumsi mariyuana global 2018, Delhi berada di urutan ketiga, sementara Mumbai meraih peringkat keenam.

Warga Delhi dan Mumbai ternyata demen banget mengonsumsi ganja, menurut sebuah studi yang dilakukan ABCD, sebuah lembaga riset berbasis di Jerman, serta Seedo perusahaan yang menyediakan alat-alat penumbuhan hidroponik agar konsumen mariyuana dapat menumbuhkan tanamannya sendiri.

Iklan

Berdasarkan indeks tersebut, Kota New York dihuni paling bayak penggemar ganja, diikuti Kota Karachi, New Delhi, Los Angeles, Cairo, Mumbai, London, Chicago, Moscow, dan Toronto.

Studi ini menyatakan penggemar mariyuana Delhi dan Mumbai masing-masing mengkonsumsi 38,3 dan 32,4 ton mariyuana yang beredar di pasaran dunia.

Amsterdam—yang bertahun-tahun melegalisasikan ganja dan “narkoba halus” untuk konsumsi pribadi—hanya nangkring di peringkat ke-56 dengan 3,6 ton. Itu sekitar 10 persen konsumsi ganja warga Kota Delhi.

1568102603733-20190910_Cannabis_Consumption

Infografik via Statista

Harga yang murah kemungkinan menyebabkan lebih banyak orang India mengkonsumsi mariyuana. ABCD menuatakan harga jual ganja di Delhi hanya US$4,38 (setara Rp61.500) per gram. Sementara di Mumbai, harga rata-rata selinting ganja US$4,57 (Rp64,100). Kedua kota tersebut masing-masing memiliki harga mariyuana paling murah di dunia bila dihitung per gram.

ABCD adalah lembaga yang mengadvokasi legalisasi kanabis secaraglobal. Untuk mendukung kampanye mereka, indeks 2018 ini menyertai angka penghasilan pajak yang dapat diambil pemerintah setempat, andai mariyuana dikenakan pajak seperti rokok. Hasilnya? Delhi berpeluang mendapatkan US$101,2 juta (setara Rp1,42 triliun), sementara penghasilan pajak Mumbai berpotensi naik US$89,38 juta (setara Rp1,25 triliun) per tahun.

"Dengan menghapus unsur kriminal dari mariyuana, pemerintah berbagai negara sanggup mengatur produksi mariyuana secara aman, mengurangi kekuasaan dari geng-geng kriminal bawah tanah, dan menghasilkan jauh lebih banyak pemasukan dari pajak," ujar Uri Zeevi selaku CMO Seedo.

Iklan

Baru pada 1985 perdagangan dan produksi getah dan bunga kanabis dilarang di bawah Undang-undang Zat Psikotropik dan Narkotik India. Sebelumnya, ganja diperdagangkan secara bebas. Meski dikriminalisasi, mariyuana terus diperjualbelikan dan dikonsumsi di seluruh India. Kini, konsumsi mariyuana makin berkembang berkat gerakan legalisasi oleh anak-anak muda.

Untuk menjalankan penelitian ini, Seedo mengamati negara-negara dengan konsumsi kanabis tertinggi dan terendah di dunia, kemudian membagikan hasilnya berdasarkan legalitas mariyuana setiap negara. Daftar 120 kota ini dianggap menawarkan gambaran holistik tentang tren konsumsi mariyuana global.

Follow Meera di Twitter dan Instagram .

Artikel ini pertama kali tayang di VICE India