10 Pertanyaan yang Selalu Ingin Kamu Tanyakan Pada Dokter Forensik

FYI.

This story is over 5 years old.

10 Pertanyaan Penting

10 Pertanyaan yang Selalu Ingin Kamu Tanyakan Pada Dokter Forensik

Benarkah kerja mereka seperti di serial 'CSI'? Bagaimana caranya mengungkap kejahatan? Mari bertanya langsung pada sang dokter kematian.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Canada.

Begini, semua manusia bakal mati suatu saat nanti. Kita boleh merasa tidak nyaman memikirkannya, tapi memang begitu adanya kan? Yang bisa kita upayakan adalah menjelang kematian yang tenang, misalnya meninggal dengan tenang saat sedang tidur, setuju? Setelah itu, mari berdoa mayat kita kelak tak mampir ke bagian forensik sebuah rumah sakit antah berantah. Soalnya kalau jasad kita sampai ke lab forensik, besar kemungkinan kita mati gara-gara nasib kurang enak, sehingga aparat meminta seorang forensik memeriksanya.

Iklan

Kematian, apalagi yang sampai mengantarkan jasad-jasad malang ke meja forensik, adalah topik yang tak pernah habis dibicarakan. Terlepas dari semua obsesi terhadap kejahatan sempurna, tetek bengek prosedural, dan judul sensasional di koran-koran kuning, kerja-kerja dokter forensik tetaplah wilayah yang tak banyak diketahui orang-orang. Untuk saya itu menemui William Clarke, seorang dokter forensik di East Baton Rouge parish, Louisiana, Amerika Serikat, bertanya soal rasanya memeriksa, membolak-balik, atau sampai membedah jenazah-jenazah malang. Saya berusaha memberinya 10 pertanyaan penting yang ingin diketahui orang awam dari seluk beluk profesi dokter forensik.

VICE: Hal mengerikan apa yang pernah kamu lihat di meja forensik?
Dr. Clark: Ini pertanyaan yang paling sering ditanyakan orang. Aku tak bisa bilang mana yang paling mengerikan. Kamu tahu, kematian dan jenazah itu makanan sehari-sehari. Jenazah yang aku hadapi rata-rata korban kejahatan. Pokoknya bukan jenazah yang mati normal-normal saja. Biasanya mereka mati karena pembunuhan, kecelakaan, atau bunuh diri. Bahkan, kadang kita tak tahu apa yang terjadi pada mayat yang kami periksa. Belum lagi, korban ini belum "waktunya mati", bedalah dengan mereka yang meninggalkan karena usia tua, serangan jantung, dan sebab-sebab alamiah lainnya. Karena itu, aku tak pernah tahu mana yang paling mengerikan. Bagiku, kematian yang datang sebelum waktunya sudah bikin aku merinding.

Iklan

Jujur deh, waktu memeriksa mayat apa kamu pernah mengejek wajah atau ukuran kelamin jenazah dan semacamnya?
Jelas tidak pernah. Satu prinsip yang harus kami pegang sebagai dokter forensik adalah perlakukan jenazah dengan hormat. Tugas kami mengungkap apa yang terjadi korban dengan menggunakan sisa-sisa petunjuk dalam mayat tentang penyebat kematian. Begitulah pekerjaan kami: menyelidiki kematian akibat sebab-sebab kriminal.

Pernah makan siang di kamar mayat seperti dalam film atau serial televisi? Makan di kamar mayat sepertinya kok tidak higienis dan bisa merusak bukti
Kamar mayat adalah laboratorium sains, jadi ada prosedur tetap yang harus kami patuhi. Samal seperti dokter bedah, meraka tak akan makan sandwich sewaktu mengoperasi usus buntumu. Kami tentu juga tak akan melakukan hal serupa di dekat jenazah.
.
Apa yang kamu lakukan dengan organ dalam sesudah melakukan otopsi? Apakah dikembalikan lagi atau disumbangkan?
Biasanya, saat kita mengambil sebuah organ, kami lebih dulu memeriksanya secara menyeluruh. Kadang, kami mengambil beberapa sampel untuk penelitian histologi. Kalau kami melakukan ini, artinya kami akan menaruh sampel di slide, mengamatinya lewat mikroskop. Kalau tidak, begitu pemeriksaaan beres, kami akan menaruh kembali organ ke tempatnya semula. Setelah itu jenazah akan dikirim ke rumah duka, untuk dikebumikan, dikremasi, atau dibalsem. Kita tak bisa mendonasikan organ (dari mayat yang masuk kamar forensik). Tapi, kamu bisa mendonasikan jaringan seseorang setelah dia meninggal, tapi proses itu diurus di bagian lain. Jadi, kalau pekerja organisasi donasi tahu suatu kasus terjadi dan ahli waris korban setuju, kami akan melakukannya. Tapi untuk melakukan donasi ginjal, hal itu tak bisa dilakukan. Ginjal harus didonasikan sebelum meninggal selama masih ada aliran darah dan oksigen.

Iklan

Kesalahan macam apa yang kerap muncul dalam film atau serial yang menampilkan sosok ahli forensik?
Wah banyak sekali yang salah tentang penggambaran dokter forensik di media. Tempatku bekerja Lousiana selatan sering jadi lokasi produksi film dan acara TV, cuma kalah dari Hollywood dan California. Jadi, kami terbiasa melihat orang syuting di kamar mayat selepas jam kerja. Kadang aku bertanya bakal seperti apa adegannnya. Seringnya mereka menjelaskan adegan-adegan yang biasa muncul di film. Tentunya ini fiktif banget.

Kru-kru yang kutemui biasanya menggambarkan adegan emosional standar yang menggambarkan anggota keluarga korban di bawah masuk ke kamar mayat. Kain putih masih menutup mayat korban. Tak lama kain bakal disingkap agar keluarga bisa mengenali sang mayat. Sayangnya, yang sebenarnya tidak seperti ini. Kami sudah menggunakan teknologi mutakhir untuk mengenali mayat. Kami tak harus meminta anggota keluarga melewati proses tramuatis seperti itu. Kalau kamu pernah datang ke acara pemakaman, jenazah yang kamu lihat pasti sudah diawetkan dan dipakaikan kosmetik hingga terlihat seperti orang yang sedang terlelap tidur. Di kamar mayat, karena kami bekerja di laboratorium sains, penampakan mayat yang kami periksa apa adanya. Jauh dari apa yang kerap dikhayalkan orang. Dengan demikian tak ada alasan untuk membawa-bawa anggota keluarga korban.
Kesalahkaprahan lainnya yang kerap terlihat dalam tayangan TV adalah betapa cepat sebuah proses pemeriksaan foreksi dijalankan. Pertama, petugas forensik datang ke TKP. Tak lama adegan ini disela iklan. Tahu-tahu setelah itu, bagian forensik kembali ke tempat kerja dan dalam sekejap pelaku bisa dicokok. Dalam keseharian kami, waktu dan usaha yang dilakukan lebih banyak dari itu. Namun, ada juga kru acara TV atau film yang berkonsultasi dengan kami tentang bagian dari ilmu forensik mana yang bisa mereka pakai. Yang menarik bagi kami sih, ada beberapa pelaku bisnis TV dan film datang berkonsultasi sebelum skenario ditulis. Kalau begini, aku langsung beritahu mana yang salah dalam film Hollywood dan mana yang benar. Belakangan, aku lihat hasil akhirnya. Mereka sudah menerapkan apa yang aku katakan. Sekarang lebih banyak yang benar setelah berkonsultasi dengan kami.

Iklan

Apa kamu jadi kebal dengan semua kekerasan yang kerap ditampilkan film-film, gara-gara melihat mayat saban hari?
Menurutku, aku engga akan pernah jadi kebal. Kalau melakukan satu hal berulang-ulang saban hari, kamu akan terbiasa. Kalau "kebal" sepertinya berlebihan deh.
Aku pernah bekerja di bagian gawat darurat selama 17 tahun. Sudah lima tahun aku jadi dokter forensik. Jadi engga heran, kalau aku sudah melihat semuanya.

Benda tergila apa yang pernah kamu temukan dari mulut atau perut mayat?
Kami tidak akan mengambil apapun yang terdapat di dalam perut mayat, apalagi yang aneh dan gila.

Apa yang sudah kamu lakukan ketika pertama kali jadi dokter forensik?
Nah ini sulit pertanyaannya. Sepanjang karirku, aku terbiasa menghadapi peristiwa-peristiwa traumatis. Dari itu, aku memutuskan jadi dokter forensik. Jadi, tak ada yang mengejutkan sama sekali.

Ada yang berubah dalam cara memandang kematian setelah jadi dokter forensik?
Yang jelas, menjadi forensik membuat kematian makin nyata. Ini bukan berarti aku banyak memikirkan kematian sendiri daripada keluargaku misalnya.

Aku malah memiliki kekhawatiran tersendiri tiap kali mendengar penyelidik forensik di bawahku pergi ke lokasi kecelakaan mobil di jalan raya dan aku sedang berada di kantor sementara keluargaku ada di sekolah atau di tempat lain. aku was-was dan berharap bukan mereka yang jadi korban. Ada rasa engga enak setiap kali ini terjadi. Biasanya aku langsung bilang, "Hey, kalian ada di mana? Di rumah? Oh kalian baik-baik saja, syukurlah kalo begitu."
Sebenarnya, sejak menjadi dokter forensik, aku lebih menghargai kehidupan karena kematian bisa datang kapan saja. Tak ada yang tahu.

Apa yang tak ingin kamu alami pada jasadmu ketika meninggal kelak?
Aku sih berharap bisa berumur panjang. Harapan yang sama aku tujukan buat orang-orang di sekitarku. Tapi, kalau aku sudah mati, aku engga peduli-peduli amat dengan apa yang terjadi pada tubuhku.

Wawancara ini telah disunting agar ringkas dan lebih enak dibaca.