FYI.

This story is over 5 years old.

Basket

Serangan Melebar Berbasis 3 Poin Mendominasi NBA Musim Ini

Skema serangan Houston Rockets dan Cleveland Cavaliers dalam format spread offense tak bisa dicegah tim lain. Tahun ini, pertahanan bukan lagi kunci utama basket.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports.

Pertahanan yang baik memenangkan gelar. Ini adalah frasa yang kerap diulang-ulang para analis dan penggemar NBA, semacam mantra dengan pesan moral: menciptakan sistem pertahanan tim yang baik itu lebih sulit dan lebih mulia dibanding mencetak angka yang dianggap lebih glamor.

Tapi apa iya ini pandangan yang tepat soal keadaan NBA di era modern ini?

Jelas benar bahwa pertahanan yang elit merupakan komponen yang penting untuk memenangkan kejuaraan. Tapi hal yang sama bisa diucapkan tentang penyerangan yang elit. Dalam sepuluh musim terakhir, tidak ada satupun tim pemenang gelar juara NBA yang tidak masuk dalam rating sepuluh besar pertahanan terbaik musim itu (DRTG). Dan hanya ada satu juara yang tidak masuk dalam rating sepuluh besar penyerangan terbaik (ORTG).

Iklan

Di musim ini, rating pertahanan rata-rata tim di liga meningkat 2.4 poin untuk setiap 100 possession semenjak musim 2015-16. Tujuh dari delapan tim yang tersisa di playoff masuk daftar sembilan tim dengan pertahanan terbaik musim ini, sementara hanya tiga yang masuk dalam sepuluh besar penyerangan terbaik. Empat tim dengan rating tembakan tiga angka terbaik setiap 100 possession semuanya diunggulkan untuk melaju ke final konferensi. Tiga dari tim tersebut juga merajai puncak persentasi field-goal di luar garis parameter.

Dengan kata lain, tim dengan serangan elit mendominasi NBA, di musim reguler dan playoffs. Biarpun Golden State Warriors menduduki pertahanan terbaik kedua di liga dan diunggulkan untuk meraih gelar musim ini, tren tim-tim NBA yang semakin efisien dalam area serangan memunculkan pertanyaan yang menarik: Apakah kini serangan lebih penting daripada pertahanan?

Mungkin pertanyaan yang lebih tepat adalah, apakah kemampuan menembak bola yang semakin elit membuat serangan lebih penting daripada pertahanan di NBA?

Dua tim, Houston Rockets dan Cleveland Cavaliers adalah contoh nyata. Mereka memiliki serangan terbaik kedua dan ketiga di musim reguler, tapi berada di posisi 18 dan 21 dalam hal pertahanan. Umumnya, memiliki pertahanan buruk seperti itu merupakan resep untuk gagal di playoffs, tapi kedua tim tersebut memiliki deretan pemain dan sistem serangan yang mematikan dan sulit untuk dihentikan, bahkan oleh tim-tim dengan pertahanan yang kokoh.

Iklan

Rockets dan Cavaliers memiliki sistem permainan yang serupa. Mereka banyak menggunakan secondary actions, misdirections, dan serangan yang mengandalkan pick-and-roll dan penembak ulung di garis 3 point. Sistem pick-and-roll yang sederhana justru menciptakan serangan yang efektif. Para shooters bisa menunggu di garis parameter dan bersiap menangkap bola dan menembak, membuka daerah paint bagi pointguard untuk menyerang, memaksa defender untuk melakukan switch dan meninggalkan post mereka, atau memaksa mismatch (keadaan satu lawan satu dimana pemegang bola dijaga oleh pemain lawan yang tidak seimbang, entah dalam hal ukuran tubuh atau kecepatan).

James Harden merupakan mesin penggerak serangan Houston, dan dia memiliki kemampuan yang sempurna untuk menjalankan gaya permainan seperti ini. Dia memiliki kemampuan untuk menembak off the dribble. Apabila dia gagal masuk ke paint, dia bisa dengan mudah menghabisi lewan lewat tembakan tiga angka. Musim ini, Harden rata-rata berhasil memasukkan 3 point shoot 6.8 kali per pertandingan, lebih tinggi dari siapapun di NBA dan mencetak .99 poin per usaha tembakan 3 point, belum termasuk ketika dia dilanggar dalam upaya penembakan.

James Harden, sang mesin permainan Houston Rockets. Foto oleh Soobum Im-USA TODAY Sports

Apabila anda mengandalkan center untuk menjaga Harden dalam keadaan isolasi, ini mimpi buruk karena Harden juga memimpin NBA dalam hal usaha isolasi, dengan angka 6.8 per pertandingan dan mencetak .97 poin per possession, tertinggi keenam di antara pemain yang setiap pertandingannya menembak paling tidak 3 kali dalam keadaan isolasi.

Iklan

Misalkan anda membendung ball screen, ada kemungkinan pemain bertahan bisa mencuri bola dari tangan Harden dalam permainan pick-and-roll, tapi resiko dari strategi ini juga tinggi. Pemain center bertahan harus bisa membaca timing screen dengan tepat dan memastikan dia siap meloncat dan memblok pemegang bola. Apabila anda terlambat atau berada dalam posisi yang salah, Harden bisa dengan mudah memecah screen dan membuat situasi semakin sulit bagi tim lawan.

Bahkan ketika strategi ini dijalankan dengan sempurna, Harden cukup tinggi untuk bisa mengoper bola ke pemain yang terbuka atau apabila tim pertahanan melakukan rotasi, mengumpan ke salah satu shooter yang terbuka lebar. Para pemain bertubuh besar di Rockets bisa dengan mudah menjadi sasaran operan Harden dalam keadaan pick-and-roll. Nene mencetak 1.25 poin per possesion dan Clint Capella mencetak 1.14 poin. Atau tinggal ganti dua pemain tersebut bersama Ryan Anderson yang ahli mencetak three point, dan semakin memperlebar serangan. Anderson mencetak 1.12 poin per possession dalam situasi pick-and-roll dan 1.16 poin per possession dari tembakan tiga angka.

Tim lawan selalu puyeng menghadapi Houston. Harden hampir tidak mungkin dijaga oleh satu orang, tapi pemain-pemain lainnya pun tidak bisa dilepas bebas. Rockets memiliki empat pemain yang bisa menembak dengan persentasi 40 persen dari ujung kiri lapangan, lima pemain dengan persentasi 38 persen dari ujung kanan. Intinya, tidak ada satu orangpun yang bisa dibiarkan berdiri bebas.

Iklan

Harden semakin mempersulit keadaan bagi tim lawan mengingat di adalah salah satu pengoper terbaik di NBA. Kebanyakan pemain memiliki ritme masing-masing dan anda bisa mengantisipasi kapan mereka akan menembak atau mengoper. Harden bisa mengubah ritmenya sendiri secara instan. Ketika dia mendribble bola, begitu tim lawan mengepung, dia bisa merubah ritme dan melempar bola ke penembak yang sudah siap di ujung lapangan.

Belum lagi kemampuan Harden yang luar biasa untuk menghasilkan pelanggaran. Dia berada di puncak liga dalam hal usaha free-throw, dengan rata-rata 10.9 per pertandingan. Banyak dari pelanggaran ini terjadi di situasi pick-and-roll ketika pemain lawan berusaha menjaga screen Rockets dengan ketat. Ini membuat pertahanan melawan pick-and-roll Rockets sangat sulit. Anda tidak bisa menjaga Harden terlalu ketat atau terlalu longgar. Tidak ada solusi yang mudah.

Semua hal ini juga bisa dikatakan tentang LeBron James dan Cavaliers. Semua orang tahu James adalah salah satu pemain offensive terbaik NBA dalam satu dekade terakhir, tapi baru musim inilah dia dikelilingi oleh banyak shooter.

Pelebaran (spacing) penyerangan Cavaliers membuat permainan James semakin menggila dan membuat penyerangan timnya sangat efisien. Sepanjang enam pertandingan playoff yang telah berlangsung, Cavaliers memiliki skor 120 ORTG dalam possesion mengikuti bola masuk. Ini adalah tipe possession dimana tim lawan tengah siap bertahan, dan memasang match-up yang sesuai. Seharusnya, makin sulit bagi Cavaliers untuk mencetak angka. Namun Cavaliers justru melebarkan serangan mereka dan menggunakan sistem yang bahkan lebih sederhana daripada Rockets.

Iklan

Serangan melebar yang sempurna ini membuat pertahanan yang paling elit sekalipun kesulitan mencegah terjadinya tembakan terbuka. Biarpun sejauh ini Cavaliers belum diuji lawan yang benar-benar tangguh, Rockets tetap mencetak 113 ORTG dalam tujuh pertandingan playoffs biarpun harus melawan dua dari sepuluh tim dengan pertahanan terbaik di NBA.

Tidak semua tim elit di playoffs mengandalkan strategi pick-and-roll sebanyak Rockets dan Cavaliers. Golden State Warriors tidak hanya memiliki rating penyerangan terbaik di musim reguler tapi juga ORTG terbaik di sepanjang sejarah NBA, dan ini dilakukan lewat banyak operan. Warriors mencetak rata-rata 50 operan lebih banyak per pertandingan dibanding Rockets atau Cavaliers dan menghasilkan lima assist lebih banyak. Dibandingkan dengan Cavaliers atau Rockets, Warriors juga jauh lebih jarang memainkan strategi isolasi.

Lucunya, Warriors juga terlihat lebih mengerikan ketika serangan mereka lebih terpusat lewat Steph Curry dalam situasi pick-and-roll. Dan ini bukan karena mereka tidak punya penembak tangguh—mereka memiliki tiga penembak three-poin terbaik dalam sejarah NBA. Biarpun Warriors memiliki pergerakan bola dan cutting yang luar biasa, ancaman tembakan tiga angka dari garis perimeter lah yang membuat tim mereka sangat berbahaya.

Tren serangan melebar yang mengandalkan shooting jarak jauh kemungkinan besar akan semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Semakin banyak shooter bertalenta tinggi memasuki NBA setiap musimnya, dan banyak tim semakin memprioritaskan tembakan jarak jauh di draft, karena mereka sadar strategi inilah yang bisa meningkatkan permainan superstar mereka.

Pemain bertahan bertubuh panjang menjadi salah satu bentuk solusi terhadap serangan melebar ini. Semakin lebar tubuh pemain, semakin mudah untuk menjaga pemegang bola dalam situasi pick-and-roll. Pemain yang luwes bisa menjaga berbagai posisi juga akan menjadi kunci, mengingat switching adalah cara terbaik untuk menghentikan pick-and-roll, dengan asumsi tim tersebut memiliki lima pemain multi-posisi di lapangan.

Milwaukee Bucks adalah salah satu contoh perubahan paradigma ini, dipimpin oleh salah satu pemain dengan fisik yang paling unik dalam sejarah NBA: Giannis Antetokounmpo. Warriors juga telah menerapkan strategi pemain bertubuh panjang dan keluwesan berposisi, tapi mereka tetap memiliki titik lemah. Di final tahun lalu, kelemahan Warriors adalah Steph Curry. Biarpun semua pemain Warriors lainnya bisa bertukar posisi, Curry terlalu lambat untuk bisa menjaga Kyrie Irving dan terlalu kecil untuk menjaga LeBron James. Cavaliers memaksa Curry menjaga salah satu dari dua pemain ini di final Game 7 NBA musim lalu. Di seri tersebut, Cavaliers memiliki rating serangan 109.1 ORTG, jauh lebih dekat ke angka musim reguler mereka dibanding rating pertahanan Warriors di angka 103.8 DRTG.

Apabila kedua tim ini kembali bertemu di Final NBA musim ini, kemungkinan besar Cavaliers akan melakukan hal yang sama. Biarpun Warriors memiliki pertahanan terbaik kedua di liga, hampir tidak mungkin mereka bisa mencegah strategi Cavaliers untuk memaksa Curry menjaga situasi pick-and-roll. Inilah sebabnya kenapa tim dengan pertahanan yang elit pun bisa terlihat rapuh ketika mereka memiliki kelemahan.

Baik Cavaliers dan Rockets bukanlah tim dengan pertahanan yang baik. Mungkin saja mantra yang didaulat oleh para analisis akan kembali berbicara tahun ini, dan tim dengan pertahanan elit lah yang akan menjadi juara. Namun ada banyak pertanda yang mengatakan bahwa tim dengan serangan yang mematikan kebal terhadap pertahanan yang tangguh. Kita lihat saja apabila sisa playoff NBA akan menjadi ajang pamer serangan.