The VICE Guide to Right Now

Agar Orang Tak Lagi Kencing Sembarangan, Pemkot di India Pasang Cermin di Penjuru Kota

Upaya ini dilakukan Pemkot Bengaluru setelah berulang kali gagal menertibkan warganya yang jorok. Apakah bisa lebih efektif dari poster 'yang kencing di sini cuma anjing'?
Shamani Joshi
Mumbai, IN
Agar Orang Tak Lagi Kencing Sembarangan, Pemkot di India Pasang Cermin di Penjuru Kota
Foto ilustrasi via Trougnouf [ CC BY-SA] via Wikimedia Commons.

Di India, kencing sembarangan bukan hal aneh. Banyak penduduk yang seenak jidat buang air kecil di tempat umum tanpa memikirkan efeknya pada orang lain. Kebiasaan ini sangat dirasakan di Bengaluru. Saking serius masalahnya, warga tak jarang mengeluhkan bau pesing yang menempel di tembok. Sepanjang 2019 sendiri, setidaknya ada 100 orang yang dihukum akibat kencing tidak pada tempatnya.

Pejabat sipil Bengaluru sudah melakukan segala cara untuk menghentikan ini, tapi tak pernah berhasil. Meski sudah menandai tempat yang pernah dikencingi sampai menempelkan gambar-gambar dewa di dinding, tukang kencing sembarangan tetap bodo amat dan melanjutkan kebiasaan buruk mereka.

Iklan

Oleh karena itu, Bruhat Bengaluru Mahanagara Palike (BBMP) mengambil langkah baru dengan memasang cermin seukuran tubuh manusia di berbagai sudut Garden City. Cerminnya terbuat dari kaca yang tidak dapat dipecahkan, dan ditempelkan kode QR penunjuk lokasi toilet umum terdekat. Pesan akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan larangan menggunakan plastik sekali pakai juga ditemukan di sana. Para pejabat berharap oknum bisa sadar diri dan lebih taat aturan setelah dipasangnya cermin-cermin ini.

“Alasan kami memasang cermin di titik rawan kencing sembarangan yaitu untuk memunculkan rasa malu dan mencegah kebiasaan ini di kota. Cerminnya dipasang di lima lokasi setelah melakukan survei,” kata Randeep D, Komisaris Khusus BBMP divisi Pengelolaan Limbah Padat (SWM), kepada The Indian Express.

Sayangnya, gagasan ini punya satu kelemahan. “Kode QR hanya bisa digunakan oleh pemilik ponsel cerdas, sedangkan orang-orang yang kencing sembarangan cenderung tidak punya HP canggih. Mereka tidak akan tahu itu apa,” seorang warga memberi tahu News18. Instruksinya pun dijabarkan dalam bahasa Inggris, bukan bahasa daerah Kannada.

Meskipun idenya bagus, pejabat seharusnya merenungkan kembali keefektifan cermin tersebut. Solusi mereka bisa gagal total untuk kesekian kalinya, terutama di negara yang memandang ciuman di tempat umum lebih menjijikkan daripada kencing sembarangan.

Jangan sampai orang-orang ini malah mengira cerminnya disediakan agar mereka bisa sekalian menyisir rambut atau memastikan celana sudah dikancing.

Follow Shamani Joshi di Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE India