“Aku sudah terbiasa berteriak saat menelepon, dan suaranya makin kencang ketika video call,” kata Connor Snyder, 27 tahun. “Teman satu kontrakan sampai bilang suaraku menggelegar ke seluruh ruangan kalau sedang ngobrol di telepon.”
Sebastian Meza, 28 tahun, juga baru menyadari suka ngomong keras-keras setelah dikasih tahu orang lain. “Saudara perempuanku sampai mengeluh, padahal aku rapat Zoom lima kali SEHARI,” ujar Sebastian. “Aku bercerita kalau rapatnya kacau, dan dia menjawab ‘Aku sudah tahu. Aku bisa mendengar semua omonganmu.’ Rekan kerjaku bahkan sering mengira aku sedang marah. Kayaknya karena aku suka berteriak.”
Videos by VICE
Pertanyaannya, memang apa bedanya ngomong biasa saja sama berteriak?
Selama swakarantina, kebanyakan dari kita baru menyadari orang satu rumah atau diri sendiri suka melakukan sesuatu yang enggak pernah diketahui sebelumnya. Salah satu contohnya yaitu ngomong keras-keras saat video call, entah karena apa alasannya.
Tak ada satupun narasumber VICE yang bisa memberikan alasan logis kenapa mereka merasa harus berteriak saat ngobrol lewat sambungan video. Dan aku yakin, di antara kalian pasti ada orang-orang seperti ini.
“Aku baru saja menanyakan ini pada diri sendiri, Kenapa aku suka berteriak selama panggilan video?” kata Ryan Quinn, 24 tahun, kepada VICE. “Mungkin karena [hp atau laptopnya] jadi lebih jauh saat panggilan video, sehingga orang merasa harus ngomong keras-keras.”
Ryann sering video call di taman, dan menurutnya, pernah ada tetangga yang lewat depan rumah menyeletuk: “Suaramu kencang banget.”
Sebagian besar mikrofon built-in kualitasnya kurang bagus, tak seperti mikrofon MacBook yang bisa menangkap suara sekecil apapun itu. Kalian kentut pelan-pelan saja bisa kedengaran kencang. Posisi kepala sejajar dengan layar saat menghadap komputer, sehingga suara kita akan tetap terdengar. Oleh karena itu, kita tak perlu berteriak agar orang di seberang sana mendengar suara kita.
Namun, ada persoalan teknis yang bisa menjelaskan kenapa seseorang ngomong keras-keras saat panggilan video. Menurut beberapa pertanyaan terkait Google Hangouts, aplikasi ini secara otomatis mengontrol volume mikrofon untuk menyesuaikan suaranya. Apabila seseorang bersuara kencang, fitur ini akan menurunkan volumenya, tapi enggak sebelum orang lain mengecilkan volume output mereka.
Suara normal juga akan diatur menjadi lebih pelan, sehingga akhirnya seseorang disuruh berbicara lebih keras. The Verge mengutarakan berteriak saat rapat Zoom bukanlah ide bagus, karena bisa membuat orang lain merasa harus ngomong keras-keras juga.
Alec Lafavore, 26 tahun, memiliki alasan yang cukup bisa diterima, meski masih kurang logis. “Aku berusaha untuk ngomong biasa saja, tapi suka kebablasan berbicara keras,” tuturnya. “Bisa jadi aku kayak begini karena ingin merasa lebih dekat dengan mereka saat nongkrong virtual.”
Follow Hannah Smothers di Twitter.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE US