Menurut Ilmuwan, Cara Mayoritas Orang Memastikan Kematangan Ayam Goreng Keliru

saji-4954852_1920

Mumpung banyak orang lagi rajin masak di rumah, yuk kita tingkatkan kemampuan menyiapkan hidangan berbasis ayam. Kalau pernah sakit perut dan meronta-ronta di toilet akibat memakan hidangan ayam yang tidak dimasak dengan benar, kamu pasti sadar betapa keahlian memasak ayam goreng supaya matang sempurna adalah perkara penting.

Ternyata ada ilmuwan yang khawatir masyarakat belum mampu menilai tingkat kematangan ayam goreng secara baik dan benar. Mayoritas orang berpatokan pada perubahan warna daging (sudah putih, bukan merah muda), serta kaldu yang dihasilkan (bening, bukan merah muda) sebagai acuan kematangan.

Videos by VICE

Ternyata kedua faktor tersebut belum cukup menghilangkan peluang hidup patogen Salmonella dan Campylobacter pemicu manusia sakit perut, menurut penelitian yang terbit di jurnal PLOS ONE. Kedua patokan lazim tersebut juga tidak berbasis sains sama sekali.

Tim peneliti menggelar survei melibatkan masyarakat umum dari berbagai lapisan sosial, untuk mencari tahu seperti apa cara mereka menilai hidangan unggas sudah matang atau belum.

Penelitian ini dihelat tim dari Institusi Penelitian Makanan, Ikan, dan Akuakultur Norwegia, melibatkan 3.969 responden asal Prancis, Norwegia, Portugal, Rumania, dan Inggris. Para peneliti sekaligus mengunjungi 75 keluarga berbeda, menyaksikan langsung proses mereka memasak dan menyiapkan hidangan ayam goreng.

Berdasarkan keterangan pers dari tim peneliti yang kami terima, berikut temuan mereka:

…memeriksa perubahan warna daging ayam merupakan cara yang populer menilai tingkat kematangan daging ayam, hal ini dilakukan setengah responden yang kami teliti. Metode umum lainnya adalah mengecek tekstur daging atau warna kaldu.

Namun, para peneliti turut melakukan eksperimen laboratorium untuk menguji akurasi berbagai teknik mengukur kematangan tadi. Hasilnya, warna dan tekstur daging semata tidak menjadi indikator yang bisa diandalkan. Sebab warna daging ayam berubah-ubah di temperatur rendah dan tidak mematikan keberadaan mikroba patogen.

Waduh, supaya benar-benar matang, berarti saat masak kita harus pakai termometer makanan dong? Masalahnya, jarang banget orang punya termometer makanan.

Pakai termometer ini pilihan, tidak wajib. Tapi bukan itu saja masalah dari cara masak ayam goreng orang-orang selama ini. Kata tim peneliti, kebanyakan responden mengukur kematangan dengan memeriksa bagian tengah daging ayam, padahal “mayoritas bakteri lebih sering ditemukan di daerah permukaan daging.”

Dengan kata lain, kita harus lebih rajin memeriksa temperatur di seluruh bagian daging: tengahnya, di pinggiran, serta permukaan kulit. Suhu matang yang benar minimal 75 derajat celsius. Kemudian, menurut penelitian tersebut, “selalu periksa bagian dalam daging. Kalau sudah berserat dan tidak mengkilap, berarti temperaturnya aman dari kemungkinan munculnya bakteri.”

Setidaknya itu menurut ilmuwan lho. Monggo silakan dicoba. Jangan lupa beli termometer makanan ya.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia