Celine Dion Dituding Sebarkan Satanisme Lewat Clothing Line Bayi Bergender Netral Terbarunya

Celine Dion dituding menyebarkan satanisme setelah penyanyi asal Kanada itu meluncurkan clothing anak bergender netral baru-baru ini.

Seperti yang diberitakan oleh i-D pekan lalu, Celine Dion baru saja meluncurkan clothing line khusus bayi CELINUNUNU. Namun dalam sebuah wawancara dengan National Catholic Register, seorang pendeta Amerika Serikat menuduh Celine berniat menyebarkan ajaran satanisme dan menjelaskan bahwa kaus, legging dan sweater lengan panjang keluaran CELINUNUNU “mengandung unsur-unsur pemujaan setan.”

“Saya yakin penyebaran wacana gender netral adalah perbuatan setan,” kata Msgr. John Esseff, seorang pendeta sekaligus pengusir seran dari Keuskupan Scranton, Pennsylvania. “Padahal itu keliru. Saya kurang tahu ada beberapa gender sekarang. Yang jelas, Tuhan cuma menciptakan dua gender.”

Artikel wawancara itu juga menuduh Celine menyembunyikan lambang-lambang okultisme dalam produk clothing linenya (“Salah satu sweater lengan panjang punya angka 3 di satu dengkul dan angka 6 di dengkul lainnya. Maksudnya 666?”). Artinya, lambang-lambang ini tak cuma mengganggu tapi juga “buruk rupa” bagi mereka.

“Siapa coba yag mau membayar US$77 (setara Rp1,8 juta) untuk selimut bayi bergambar tengkorak dan US$161 (Rp2,3 juta) untuk jaket yang lebih mirip plastik sampah?” tanya penulis artikel itu, Patti Armstrong. Jelas sekali si Patti ini tak akrab dengan karya-karya Demna Gvasalia.

Sejauh ini, Celine belum berkomentar tentang tuduhan dirinya menyebarkan satanisme. Sebelumnya, Celine menyatakan bahwa clothing line bayinya untuk dibuat untuk memungkinkan “anak-anak tumbuh dalam nilai-nilai kesetaraan berama kebebasan untuk menegaskan kekuatan kepribadian mereka berdasarkan prinsip-prinsip saling menghargai.”

Nah kan, pernyataan ini jelas lebih masuk akal dari tuduhan ngaco pendeta asal Pennsylvania itu. Tapi, tentu saja, kita tak punya wewenang untuk melarang pendeta itu untuk menghibur kita dengan tudingan-tudingan ngaconya.

Artikel ini pertama tayang di i-D UK.