Dikenal dengan julukan “Kindly Killer”, Dennis Nilsen akan mengajak korban ke suatu tempat sebelum mencekik mereka hingga tak bernyawa. Dia terbiasa menyimpan mayat selama beberapa hari untuk kemudian dimutilasi dan dibuang potongan tubuhnya ke toilet. Mantan PNS ini membunuh setidaknya 12 lelaki muda dalam kurun lima tahun. Pada November 1983, Nilsen dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup dengan rekomendasi hukuman minimal 25 tahun penjara.
Sama seperti banyak pembunuh berantai lainnya, kisah Nilsen kerap diangkat menjadi film, podcast dan bahkan biografi. David Tennant memerankan Nilsen dalam serial TV Des, yang mengikuti proses penyelidikan polisi hingga persidangannya. Netflix belum lama mengumumkan akan memproduksi dokumenter yang diadaptasi dari memoar anumerta History of a Drowning Boy yang diterbitkan pada 21 Januari.
Videos by VICE
Dilarang terbit di Inggris pada 2003, buku setebal 6.000 halaman itu berisi catatan, surat dan informasi lain yang ditulis oleh Nilsen selama menjalani masa hukumannya. Dia menceritakan masa kecil, karier, pembunuhan dan kehidupannya di dalam penjara.
VICE berbincang dengan Mark Austin, kawan lama Nilsen yang mengompilasi dan menyunting memoar tersebut. Austin buka-bukaan tentang hubungan mereka, dan tantangan yang dilaluinya selama menyunting kisah paling pribadi dari seorang pembunuh.
Wawancara telah disunting agar lebih ringkas dibaca.
VICE: Kamu kenal Nilsen dari mana?
Mark Austin: Saya baca buku [tentang Dennis Nilsen] berjudul Killing for Company pada awal 1990-an. Dia telah melakukan kejahatan mengerikan, tapi menurutku Nilsen cukup normal dan rasional. Saya menghubungi penulis, Brian Masters, karena tertarik dengan buku ini. Dia menunjukkan beberapa buku catatan Des [nama panggilan Nilsen] kepadaku.
Saya menulis surat kepada Des pada 1991, ketika dia dipenjara di Pulau Wight (Isle of Wight), Inggris. Dia segera membalasnya, dan kami semakin sering berkirim surat sejak itu. Obrolan kami mengalir lancar dan nyambung. Saya sempat mengira akan syok membaca suratnya, tapi nyatanya tak ada satu pun dari tulisannya yang mengerikan atau menyeramkan.
Sejak kapan kamu mulai mengumpulkan tulisan Nilsen?
Dia pindah ke Penjara Whitemoor di Cambridgeshire pada 1992. Saya pertama kali bertemu dengannya di sana. Saya kemudian rutin menjenguknya selama 27 tahun berikutnya. Saya tak pernah membicarakan pertemuan kami ke surat kabar.
Dia memercayai tulisannya kepadaku sedikit demi sedikit. Setiap beberapa bulan sekali, dia akan menyerahkan kotak besar yang tidak muat di sel penjara. Arsipnya menumpuk selama bertahun-tahun, termasuk autobiografi yang dia coba terbitkan pada 1996. Dia sampai mendatangi Pengadilan HAM Eropa supaya bukunya bisa diterbitkan, tapi mereka menolak.
Walaupun begitu, dia terus menuangkan kisah hidupnya dalam tulisan. Sehari sebelum dia meninggal [pada 2018], saya diminta mengunjungi sel karena dia menganggapku kerabat dekatnya.
Apakah kamu merasa bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu dengan dokumen Nilsen?
Saya ngomong ke istri ingin menyatukan semua dokumen yang saya miliki. Bukan untuk keuntungan pribadi — hasil penjualannya akan disumbangkan — melainkan untuk mengungkapkan kehidupan Des dari sudut pandangnya. Saya tak bermaksud bilang semua tulisannya jujur, tapi saya percaya sebagian besar ditulis dengan sungguh-sungguh.
Bagaimana kamu menghubungkan lelaki normal yang kamu kenal selama puluhan tahun dengan pembunuh yang digambarkan dalam History of a Drowning Boy?
Saya tak dapat menghubungkan keduanya, tapi semua yang ditulis olehnya benar-benar seperti dirinya — dari selera humor, gaya menulis sampai caranya berinteraksi dengan orang lain. Saya tak mampu membayangkan orang yang kukenal melakukan pembunuhan seperti itu.
Bisa dijelaskan proses penyusunan materinya? Tantangan apa saja yang kamu hadapi selama menyunting buku ini?
Des tidak suka disensor, makanya saya berusaha sekeras mungkin untuk membuat tulisannya sesuai dengan yang asli. Saya menghabiskan 18 bulan untuk mendigitalkan dan membaca semua tulisannya, lalu membagi naskah ke dalam 10-12 file — misalnya satu untuk masa kecil, satu untuk dinas militer, satu untuk kasus pembunuhan. Saya mengumpulkan poin-poin utama yang paling menarik. Totalnya ada 600.000 kata. Itu terlalu kebanyakan, jadi harus dipangkas lagi.
Penerbit dan editor menguranginya lagi, lalu ditinjau hukum besar-besaran. Proses yang dilalui sangat panjang untuk menghasilkan buku final. Beberapa bagian dipangkas habis-habisan, seperti tulisan Des tentang mimpi dan fantasinya. Penggambarannya sangat vulgar, sehingga kami hanya memasukkan sekitar lima persen materinya. Buku ini takkan mungkin bisa terbit jika penggambaran semacam itu tetap dimasukkan.
Des menceritakan salah satu korban, dan saya tidak bisa memasukkan namanya setelah menonton dokumenter tentang ini.
Apa yang akan terjadi dengan dokumen Nilsen?
Saya siap memberikan akses kepada siapa saja yang serius ingin mengecek keakuratannya secara akademis. Dokumen setebal 6.000 halaman ini tidak ada yang diubah sama sekali. Masih asli seperti saat saya menerimanya.