Tech

Coba Bunuh Orang di Antartika, Laki-Laki Ini Ditahan Dulu di Gereja Seram Sebelum Diciduk

Gereja tritunggal suci di Antartika

Laki-laki yang dituduh melakukan percobaan pembunuhan di Antartika harus menjalani masa tahanan selama 10 hari di gereja Ortodoks sebelum kembali ke Rusia. Staf Motherboard mendapatkan informasi bahwa benua es di Kutub Selatan ini tidak punya penjara ataupun polisi sama sekali.

Sergei Savitsky merupakan seorang tahanan rumah di Rusia yang sedang menunggu persidangan atas tuduhan percobaan pembunuhan setelah diduga menikam tukang las Oleg Beloguzov di Stasiun Bellingshausen. Tidak adanya penjara di Antartika membuat Savitsky terpaksa mendekam di Gereja Holy Trinity selama 10 hari. Gereja kecil ini adalah gereja Ortodoks Rusia timur yang ada di atas bukit berbatu di Pulau King George.

Videos by VICE

“Setelah peristiwa penikaman tersebut, Tuan S. Savitsky tinggal bersama para imam gereja ortodoks kami selama 10 hari sebelum terbang kembali ke Rusia,” kata Alexander Klepikov, kepala Russian Antarctic Expedition untuk Russian Arctic and Antarctic Research Institute, kepada Motherboard lewat pesan elektronik. “Stasiun Antartika tidak memiliki tempat khusus untuk tahanan sementara. Tak ada petugas polisi juga di sini.”

1540578269905-1024px-2005-02-24_Overnight_at_Bellingshaussen
Foto: Wikimedia Commons.


Pasalnya, Savitsky dan Beloguzov sering cekcok selama berbulan-bulan di stasiun, yaitu saat musim dingin di Antartika dan tidak ada matahari sama sekali untuk beberapa hari. Menurut beberapa pemberitaan, ketegangan mulai muncul ketika Beloguzov menyuruh Savitsky untuk menari di atas meja makan supaya dapat uang. Beloguzov segera dilarikan ke rumah sakit militer di Chili setelah ditusuk berulang kali oleh Savitsky. Laki-laki ini selamat dari insiden tersebut.

Savitsky menyerahkan diri kepada kepala stasiun Bellingshausen setelah menusuk rekannya. Dia langsung dipindahkan ke gereja.

1540578301352-1024px-2005-02-25_A_View_inside_Trinity_Church_Bellingshaussen
Foto: Wikimedia Commons

Gereja bergaya kuno ini sebenarnya dibangun pada 2004, dan hanya bisa menampung 30 orang. Sayangnya, salah satu tugas utama pendeta di gereja yaitu untuk melakukan pemakaman bagi orang-orang yang meninggal di benua tersebut.

Klepikov juga memberi tahu Motherboard bahwa tidak ada psikolog sama sekali di Antartika meskipun mereka harus menjalani evaluasi psikologi sebelum pergi ke sana. Menurutnya, hanya ada dokter bedah dan umum di stasiun.

Klepikov mengatakan bahwa insiden kriminal tersebut baru pertama kali terjadi di Russian Antarctic Expedition yang sudah berdiri selama 63 tahun ini. Menurut Klepikov, Russian Investigations Committee sedang menyelidiki kasus penikaman dan penyebabnya. Laporan terbaru menduga bahwa alkohol, dendam pribadi, dan isolasi jangka panjang berperan besar dalam peristiwa itu.