Rob McElhenney, bintang serial it’s Always Sunny in Philadelphia, pernah membeberkan latihan fisik yang harus dia jalani agar sukses berubah dari Mac versi gendut menjadi Mac versi kekar. Perubahan fisik tokoh yang dia perankan itu jadi jualan utama season terbaru serial komedi tersebut. “Gampang kok latihannya,” katanya agak nyinyir. “Yang perlu kamu lakukan adalah latihan angkat beban enam hari dalam seminggu, berhenti mengonsumsi alkohol, jangan makan apapun setelah jam 7 malam, jangan makan karbohidrat dan gula. Maksud saya, jangan makan apapun yang kalian suka, sewa pelatih pribadi dari Magic Mike, tidur sembilan jam dalam semalam, lari sejauh hampir 5 kilometer per hari, minta studio membayar ongkos untuk semua itu selama enam sampai tujuh bulan.”
Intinya, biar kita bisa mendapatkan badan layaknya Arnold Schwazenegger, kuncinya adalah merelakan semua hal yang tak ada hubungannya dengan kegiatan membentuk tubuh. McElhenney dengan baik menyimpulkan hal ini. “Saya bingung, kok enggak semua orang melakukan pola latihan seperti ini. Ini kan gaya hidup yang super realistis dan hasilnya adalah citra tubuh yang bikin orang iri.”
Videos by VICE
Pernyataan di atas jangan dianggap serius. McElhenney mengucapkannya sambil bercanda. Sebaliknya, dia menyindir, sesungguhnya tubuh yang kekar adalah impian tak masuk akal bagi kebanyakan lelaki. Jadi, membayangkan diri punya badan sekekar Jonatan Christie tanpa baju, padahal masih disibukkan dengan pekerjaan harian dari jam 9 sampai 5 sore, barangkali kurang berfaedah buat membangun rasa percaya diri kita.
Kesimpulan paling mengejutkan, menurut sebuah penelitian terbaru, adalah fakta belum banyak penelitian ilmiah mencari tahu akar penyebab munculnya “hasrat memiliki badan yang kekar” pada lelaki. Sudah menjadi rahasia umum, kalau perempuan seringkali bermasalah sama citra tubuh saat dihadapkan pada tekanan memiliki tubuh seramping model. Sebaliknya, lelaki menurut berbagai penelitian justru tak memiliki masalah serupa.
Bagi lelaki, seperti yang disimpulkan penelitian yang kami kutip untuk artikel ini, masalahnya bukanlah badan yang tipis atau ramping. Bentuk tubuh yang sering bikin lelaki tak pede dengan citra tubuhnya adalah otot kekar. “Perempuan memang diharapkan memiliki tubuh yang ramping dan garis pinggang yang kecil,” kata Trine Tetlie Eik‐Nes, salah satu penulis makalah penelitian yang kami kutip di atas, sekaligus associate professor di Norwegian University for Science and Technology, dalam sebuah keterangan tertulis.
“Lelaki sebaliknya diharapkan punya pundak yang lebar dan otot yang besar. Ini adalah bentuk badan ideal yang diimpikan banyak pemuda saat ini. Ternyata, citra tubuh yang tidak realistis macam ini menjadi momok bagi perempuan maupun laki-laki.”
Tonton dokumenter VICE saat bertemu Wim Hof, sosok manusia sakti yang tahan berenang di suhu minus berkat ilmu pernapasan dan bikin ilmuwan sedunia bingung:
Guna mencari tahu sebesar apa imbas citra tubuh seperti ini pada laki-laki, pera peneliti menggunakan data dari 2460 laki-laki berumur antara 18-32 tahun yang tinggal di Amerika Serikat. Mereka diberi 15 pertanyaan untuk mengungkap “hasrat mereka memiliki tubuh kekar” atau gampangnya seterobsesi apa mereka punya tubuh bak binaragawan.
Hasil analisis para peneliti menunjukkan lelaki yang terlampau berhasrat punya tubuh kekar memiliki tingkat depresi tinggi dan kemungkinan lebih sering mabu-mabuan di bar saban akhir pekan. Kelompok yang sama juga punya kemungkinan empat kali lebih tinggi untuk mengonsumsi suplemen, baik yang legal atau ilegal serta anabolic steroids.
Beberapa di antaranya bahkan mengindap body-image disorders. Buktinya sepertiga dari mereka telah menjalani diet dari tahun lalu meski tidak terlalu gendut sedangkan sepuluh persen lainnya merasa punya tubuh yang gemuk dan ingin lebih langsung lagi
Bagi Eik-Nes otot tak ubahnya kosmetik bagi laki-laki. Otot punya nilai estetik dan kaum lelaki tak berusaha membesarkan otot mereka untuk keperluan praktis. “Lelaki cuma berolahraga untuk membesarkan otot. Mereka tak melakukan apapun untuk melatih fungsi otot mereka. Itu bedanya,” katanya.
Dengan demikian, penelitian ini memaparkan masalah citra tubuh pada lelaki yang ternyata lebih ruwet—sesuatu yang baru pemukaannya saja dipahami oleh para peneliti. Eik-Nes misalnya secara khusus sangat berhati-hati dengan efek hasrat memiliki badan kekar para remaja yang hendak beranjak dewasa.
Seperti gadis, para bocah lelaki gampang sekali terperangkap dalam citra tubuh yang tidak sehat. “Jika mereka menghabiskan hari-hari mereka untuk berolahraga, orang tua mereka harusnya segara waspada dan bertanya pada mereka apa tujuan mereka melakukan itu,” imbuh Eik-Nes.
Artikel ini pertama kali tayang di Tonic