FYI.

This story is over 5 years old.

Dunia Kerja

Trik-trik Jitu Menjawab Pertanyaan Soal Gaji Saat Wawancara Kerja

Ditanya gaji yang kita inginkan tidak mudah, kamu harus memberi kisaran yang tidak terlalu rendah atau tinggi. Bagaimana caranya? Kamu bisa ikuti langkah-langkah dari berikut.
Illustration by Daniel Zender

Artikel ini pertama kali tayang di FREE

Selama enam bulan belakangan ini, sebut saja namanya Ade giat cari kerja dan sudah 10 kali dipanggil wawancara. Tiap kali wawancara, oleh HRD dia pasti ditanya soal ekspektasi gaji. Pertanyaannya sih beragam, tapi intinya cuma ada satu. Perusahaan pengin tahu mereka harus ngegaji dia berapa.

“Saya kelewat jujur orangnya. Saya jawab saja kalau dulu digaji Rp7 juta, jadi sekarang saya pengin dapat gaji Rp10 juta. Awalnya kisaran gaji saya Rp6-7 juta, tapi ada teman yang kasih saran minta lebih tinggi dari itu. Makanya saya naikkan lagi kisarannya jadi Rp10 juta. Eh terus pas saya baca-baca di internet, sebaiknya kita tidak menyebutkan nominal gaji yang diinginkan. Mending langsung negosiasi saja katanya. Saya jadi bingung harus melakukan yang mana,” ujar Ade.

Iklan

Jadi, mana yang benar nih? Bagaimana kita bisa tahu berapa gaji yang harus ditawarkan?

Cari Tahu Standar Gaji Perusahaan Idaman

Sebetulnya tidak elok bila HRD bertanya pada pelamar berapa gaji mereka sebelumnya. Kamu tentu tidak bisa lancang menolak menjawab kepada perekrut. Yang ada nanti malah di blacklist sama perusahaan tempat kamu melamar kerja.

“Awalnya saya akan pura-pura mengira mereka tanya yang lain,” tutur Alison Green, penulis buku Ask A Manager: Clueless Colleagues, Lunch-Stealing Bosses, and the Rest of Your Life at Work. “Saya akan bilang, ‘saya ingin digaji segini.’ Biasanya perekrut tidak akan tanya lebih lanjut.” Tapi apabila mereka masih juga mendesakmu menyebutkan gaji sebelumnya, kamu bisa bilang kalau perusahaan tempatmu bekerja saat ini meminta merahasiakannya. “Jawab dengan santai dan jangan defensif,” imbuh Green.

Akan tetapi, pertanyaan yang paling sering muncul biasanya, “berapa gaji yang Anda harapkan?” Nah, ini yang sulit dijawab.

Kamu memang bisa lihat standar gaji perusahaan di situs web seperti Salary.com atau Glassdoor.com, tapi Green tidak menyarankan pakai informasi ini sebagai acuan. “Jawabannya beragam dan belum pasti. Ini hanya akan merugikan pelamar,” ujar Green. Kamu bisa cari tahu standar gaji dengan mendiskusikannya dengan rekan kerja. Kamu tidak perlu tanya berapa gaji mereka. Menurut Green, kamu cukup minta saran berapa gaji yang pantas kamu dapatkan untuk posisi di perusahaan tersebut.

Iklan

Pikirkan Matang-Matang Semua Kebutuhanmu

Setelah kamu puas bertanya pada kolega yang jenis pekerjaannya sama, kamu bisa mempertimbangkan sendiri kisaran gaji yang ingin diperoleh di tempat baru. (Kamu akan semakin jago memutuskan kisaran gaji kalau sudah sering ikut wawancara kerja.)

Interview coach Barry Dexler menganjurkan kita untuk mempertimbangkan baik-baik semuanya. Selain gaji pokok, kita juga harus memikirkan tunjangan atau bonus yang diharapkan, apakah posisinya sekarang jauh lebih tinggi, dan apa saja yang akan kamu dapatkan di perusahaan tersebut.

“Mereka bertanya karena ingin memastikan gajimu sesuai dengan standar perusahaan, jadi berilah kisaran umumnya,” kata Drexler. Perekrut akan ragu mempekerjakanmu kalau kasih nominal gaji yang spesifik dan minta bonus. Berhubung menentukan bonus tidak mudah, jadi kamu bisa kasih kisaran yang fleksibel saat wawancara. Tapi jangan pernah bilang “saya terima berapa saja yang ditawarkan,” imbuhnya.

Drexler mengungkapkan bahwa proses negosiasi sebaiknya tidak dilakukan saat wawancara kerja. “Perekrut malas dengan pelamar yang menegosiasi gaji saat masih wawancara,” Drexler mengingatkan. “Kamu bisa melakukannya kalau perekrut sudah mantap denganmu dan memberikan tawaran kerja.”

Selalu Beri Penawaran Tertinggi

Tidak ada salahnya kasih nominal yang lebih kalau perekrut sudah menawarkanmu bekerja di sana, terutama kalau kamu perempuan atau kaum minoritas yang biasanya digaji lebih rendah. Kamu bisa menawarkan 20 persen lebih tinggi dari kisaran gaji yang diharapkan. Kalau mereka sepakat, kamu bisa dapat gaji lebih. Kalaupun tidak, pasti mereka tetap mempertimbangkan gaji yang cocok untukmu.

“Kebanyakan orang tidak menyebutkan nominal yang tinggi karena takut tidak diterima bekerja di sana. Padahal itu sangat jarang terjadi,” tutur Green. “Kamu berhak minta lebih. Kamu tidak perlu menjelaskan alasannya. Cukup sebutkan angkanya, dan tanya apakah mereka sanggup membayarmu segitu.”