FYI.

This story is over 5 years old.

Di Balik Berita

Kebenaran di Balik Cerita Perempuan Rusia Tewas Dibalsem Hidup-Hidup Saat Operasi

'Tak Sengaja Dibalsem saat operasi' memang judul clickbait, tapi berita itu sebenarnya melibatkan bahan yang jauh lebih mudah didapat tapi sangat berbahaya: Formalin.

Pekan ini, muncul artikel berita menjabarkan kisah seorang perempuan 27 tahun yang tewas di Rusia akibat keracunan secara tidak sengaja, dalam operasi rutin, merujuk laporan Washington Post. Berbagai kanal berita turut melaporkan bahwa korban, bernama Ekaterina Fedyaeva, “dibalsem hidup-hidup” selama prosedur di meja operasi. Itu adalah judul berita yang menarik, tapi pada kenyataannya dia hanya terpapar formalin— cairan yang sangat beracun berupa campuran formaldehyde, zat kimia yang digunakan untuk mengawetkan mayat.

Iklan

Tabloid-tabloid menyatakan infus Fedyaeva secara tidak sengaja tertukar dengan formalin, yang merusak organ dalam tubuhnya. Realita di balik kematiannya tidak sesensasional tajuk-tajuk tersebut.

Menurut situs pemeriksa fakta Snopes, klaim Fedyadeva “dibalsem hidup-hidup” dengan cairan formalin “sebagian besarnya keliru.” Mortician Caleb Wilde menjelaskan formalin memiliki “bau yang kuat… yang menimbulkan rasa terbakar saat kamu hirup.” Jadi, hampir tidak mungkin bahwa staf rumah sakit tidak sadar kalau infusnya telah tertukar dengan formalin. Skenario yang lebih mungkin, menurut laporan-laporan lokal, adalah formalin secara tidak sengaja digunakan untuk membersihkan ruang operasi sebelum operasi tersebut.

Staf rumah sakit baru menyadari apa yang terjadi setelah temperatur Fedyaeva bertambah secara tiba-tiba dan dia mengalami nyeri di bagian perut, menurut CNN. Formalin tersebut bertahan di dalam tubuhnya selama 14 tahun setelah prosedur dilakukan.

Pejabat Kementerian Kesehatan, Keluarga, dan Kesejahteraan Sosial untuk distrik Ulyanovs, tempat kejadian malapraktik tersebut, menilai dokter-dokter Fedyaeva telah “melakukan segalanya” untuk memperbaiki kesalahan. Termasuk secepatnya merujuk pasien ke RS di Ibu Kota Moskow. “Sayangnya, mereka tidak bisa menyelamatkannya,” ujarnya.

Formalin lebih kuat daripada bahan yang digunakan untuk mengawetkan mayat. Sebagai perspektif, balsem pengawet mayat hanya mengandung 5 persen formaldehyde, sementara cairan yang menewaskan Fedyaeva mengandung 40 persen. Balsem pengawet formaldehyde mengubah jaringan tubuh sehingga bakteri tidak bisa memecahnya, dan formalin seringkali digunakan untuk mengawetkan spesimen anatomi.

Iklan

Ibu Fedyaeva menyebut kesalahan itu sebagai “pembunuhan” dan mendeskripsikan dua hari penuh penderitaan yang dialami anak perempuannya, menurut The Sun. “Kakinya tremor, dia mengalami kejang, seluruh tubuhnya berguncang,” ujarnya. “Kini saya paham bahwa formalin menggerogoti tubuhnya dari dalam.”

Fedyadeva mengeluh bahwa dia mengalami nyeri dan kejang. Kemudian dia berada dalam keadaan koma, jantungnya berhenti beberapa kali, dan alat bantu pernapasan dipasang pada tubuhnya, menurut ibunya.

Dokter-dokter mencoba mengatasi kesalahan tersebut, dengan memasukkan 52 obat-obatan ke dalam tubuh Fedyaeva. Dia kemudian dipindahkan ke rumah sakit Moscow, namun pingsan tak berapa lama kemudian.

Terlepas dari laporan-laporan yang mengklaim dia “ dibalsem hidup-hidup,” penyebab kematian Fedyaeva sesunggunya adalah kegagalan organ karena tubuhnya gagal menyaring dan membersihkan racun tersebut.

Insiden ini sedang diselidiki karena keteledoran dan menyebabkan kerusakan fatal pada orang lain, menurut kanal berita Rusia, TASS .

Follow Millie di Twitter