Pada 2015, fotografer Hassan Ammar pulang ke kampung halamannya di Libanon. Dia sempat meninggalkan negara itu pada 2003, karena hijrah ke Prancis. Dia kembali pada saat para demonstran antikorupsi memblokir jalan-jalan di ibu kota Beirut memprotes pemerintah. Demonstrasi yang massif itu menyadarkan Ammar betapa budaya Libanon telah banyak berubah sejak kepergiannya. Termasuk respons anak muda setempat terhadap budaya tato.
Iklan
"Saya mulai memerhatikan banyak orang memiliki tato bernuansa Islami," katanya kepadaku. "Padahal semasa remaja, saya tidak pernah lihat ada anak muda muslim yang bertato."Saat mengunjungi kawasan selatan Beirut, Ammar memotret banyak anak muda yang bertato dengan motif khas Islam sekte Syiah. Tak hanya itu, dia juga bertemu dengan orang-orang yang menato tubuhnya dengan gambar pemimpin gerakan Hizbullah, Hassan Nasrallah. Banyak dari anak muda yang bertato itu sebenarnya tidak religius, tapi terinspirasi gerakan politik progresif yang melawan pemerintahan."Di salah satu studio tato, saya bertemu anak muda yang jelas tidak termasuk Muslim taat. Tubuhnya sedang ditato wajah Imam Ali bin Abi Thalib, karena sejumlah bangunan suci Islam di Beirut menjadi sasaran selama konflik." Ali bin Abi Thalib adalah sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad. Muslim Syiah meyakini Ali dan keluarganya adalah penerus sah ajaran Rasulullah SAW.Ammar menyaksikan para pejuang Hizbullah dan warga setempat mendatangi studio tato dan meminta ditato dengan gambar serupa. Selain potret Ali bin Abi Thalib, angka “313” juga menjadi tato favorit anak muda Llibanon. Rangkaian angka ini merujuk pada 313 pejuang legendaris Syiah yang menurut beberapa ulama sekte tersebut akan menemani seorang nabi masa depan bernama Imam Mahdi. Bersama Imam Mahdi, 313 orang itu bakal menyelamatkan dunia dari penindasan dan kedatangan Dajjal.
Iklan
Meskipun pemimpin agama di Libanon amat menentang tato, Ammar yakin orang-orang akan terus menato tubuhnya. Sebab, rajah dianggap cara yang efektif untuk menunjukkan dukungan kepada kelompok yang sealiran dan seideologi—tak peduli dia salat atau tidak. Tato juga berguna menjalin hubungan baik dengan sesama."Seorang polisi yang bertato Imam Ali di dadanya bilang kepadaku kalau perempuan suka dengan tatonya," kata Ammar sambil tertawa.
Hassan Ammar sempat menggelar pameran bertajuk “In Beirut” di Cultural Institute of Islam. Simak beberapa foto dari pameran tersebut di bawah ini.
Hassan Ammar sempat menggelar pameran bertajuk “In Beirut” di Cultural Institute of Islam. Simak beberapa foto dari pameran tersebut di bawah ini.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Prancis