Generasi Millennial Lebih Banyak Menghabiskan Uang untuk Kopi Daripada Menabung Dana Pensiun
Foto via akun Flickr bradleypjohnson

FYI.

This story is over 5 years old.

uang

Generasi Millennial Lebih Banyak Menghabiskan Uang untuk Kopi Daripada Menabung Dana Pensiun

Data ini kabar buruk buat generasi muda yang seringkali menginginkan gaya hidup mandiri.

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES.

Jika ada satu hal yang secara radikal mampu menyatukan setiap individu dari generasi Millennial, hal itu pastilah kopi. Generasi Millennial tak hanya "sangat sentimental" dan banyak lagak soal kopi, tetapi juga menyeruput habis persediaan kopi dunia.

Ternyata, tingkat konsumsi kopi para Millennial berhubungan dengan kebiasaan buruk menabung. Duh, gusti!

Menurut sebuah laporan jajak pendapat melalui aplikasi Acorns, hampir setengah generasi Millennial menghabiskan uangnya membeli kopi, alih-alih investasi masa tua.

Iklan

Survey yang dinamakan "Money Matters" ini, yang mengamati kebiasaan pengeluaran lebih dari 1,900 Millennial (usia 18 hingga 35 tahun), mengelompokkan hasilnya dalam beragam kategori, salah satunya adalah gender. Ternyata, perempuan muda cenderung lebih boros.

"44 persen perempuan Millennial berusia 18 hingga 35 tahun menghabiskan uangnya membeli kopi di pagi hari, alih-alih menabung," ujar Arcons. "Yang lebih penting adalah, angka tersebut 10 persen lebih besar dibandingkan kebiasaan laki-laki Millennial membeli kopi di pagi hari. Jadi total keseluruhan 41 persen dari seluruh responden."

Walaupun kopi adalah salah satu kenikmatan termurah dalam hidup, konsumsi terbanyak justru pada jenis flat white dan cold brew. Ini bukan kabar baik bagi generasi yang mengaku mandiri, karena artinya mereka menunda menabung untuk masa pensiun. Pada tingkatan tertentu, hal ini dapat meningkatkan usia rata-rata pensiunan seluruh generasi Millennial.

Hal tersebut diperkuat oleh riset yang menemukan bahwa 41 persen Millennial usia lanjutan, yaitu usia 24 hingga 35, memprediksi bahwa mereka tidak akan "bisa mapan secara finansial, sehingga musti pensiun di atas usia 65 tahun." Hadeuh.

Tetapi mengapa aplikasi investasi tersebut sangat tertarik dengan konsumsi kopi generasi Millennial? Sebab, tentu saja, Acorns menggunakan kopi sebagai cara menarik hati calon pengguna. Mereka mendeskripsikan diri sendiri sebagai "opsi menyenangkan dan sesuai kebutuhan bagi seseorang yang sedang mencari cara menambahkan sedikit uang pada portfolio investasi mereka sehari-hari."

Itu berarti membulatkan setiap harga pembelian dan memasukkan biaya tambahan tersebut ke dalam pendanaan investasi. "Sisa 100 perak dari misalnya, pembulatan Rp29.900,- harga kopi americano yang kamu beli setiap pagi langsung masuk ke rekening Acorns-mu."

Jadi meski Acorns membuat kita waspada soal tingginya konsumsi kopi, mereka sebetulnya mendapat manfaat dari pembelian obat psikoaktif termurah dan terpopuler di dunia, yaitu kopi.