Daftar Terobosan Penting Sains Tahun Ini, Mengurangi Kebencian Kita Pada 2016

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic. 

Di tahun ini ada banyak kabar buruk untuk pemerhati sains dan pegiat lingkungan. CEO perusahaan minyak baru saja ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Orang yang menolak teori evolusi nyaris saja menjabat sebagai menteri pendidikan. Paling buruk, tentu saja adalah sosok presiden baru AS yang jelas-jelas pernah menyatakan “Semua omong kosong pemanasan global harus berakhir.”

Videos by VICE

Untungnya, hidup ini tidak selalu bergerak sesuai cuitan akun Twitter Donald Trump. Dengan cara-cara misterius, sains terus berkembang walau politikus di negara manapun semakin menyebalkan. Banyak penyakit-penyakit berat kini hampir ditemukan obatnya, misi pengiriman manusia ke Planet Mars dapat dimulai paling cepat 10 tahun lagi, serta semakin banyaknya anak muda yang tidak ragu menjadi penonton fanatik tayangan Bill Nye The Science Guy.

Berikut daftar temuan penting sains selama 12 bulan terakhir yang bisa membuat kita optimis pada masa depan umat manusia:

Vaksin Ebola sedikit lagi bisa diuji coba massal Sebuah vaksin diumumkan siap diuji pada publik beberapa pekan lalu. Vaksin in diklaim dapat membuat tubuh manusia kebal 100 persen terhadap virus ebola yang sangat mematikan. Sepanjang 2014, ketika ebola merebak di Benua Afrika, lebih dari 11 ribu orang tewas. Proses pembuatan vaksin ini disokong oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan Guinea, Kementerian Kesehatan Norwegia, serta banyak organisasi lainnya. Pembuatan vaksin ini didasarkan pada penelitian awal yang dirintis oleh Litbang Kementerian Kesehatan Kanada dan Angkatan Darat AS. Kajian yang dilansir oleh The Lancet menunjukkan hasil tes sementara yang menjanjikan. Sebanyak 5.837 orang disuntik vaksin itu. Hasilnya, tidak ada peserta tes yang mengidap ebola setelah 10 hari. Agar bencana penularan penyakit ebola tidak terulang lagi, surat kabar the New York Times melaporkan lebih dari 300 ribu vaksin sudah dipersiapkan sejak sekarang oleh otoritas kesehatan dunia. 

Seorang remaja menciptakan alat pembersih sampah laut Samudra Pasifik harus diakui, menampung banyak sekali sampah manusia. Jika kalian baru pertama kali mengetahui fakta tersebut, jangan sampai terkejut dengan data tambahan ini. Bayangkan, sampah plastik seluas Texas kini sedang mengapung di tengah perairan Hawaii dan California. Dampaknya jutaan ikan keracunan, merusak rantai makanan dan ekosistem tengah samudra. Di tengah situasi menyedihkan itu, remaja 17 tahun bernama Boyan Slat, merancang sebuah teknologi yang dapat membentengi kawasan konservasi laut dari sampah plastik. Remaja laki-laki ini menciptakan sistem mengapung bernama The Ocean Cleanup. Alat ini akan diprogram membentengi wilayah tertentu sekaligus menyedot sampah-sampah di air secara otomatis dalam satu kantong besar. Dengan begitu, manusia akan lebih mudah membuangnya secara layak. Purwarupa teknologi itu dikembangkan sejak awal 2016. Proyek Slat dijadwalkan siap digunakan pada 2020. (Oh, sedikit merusak suasana, jangan lupa Presiden Terpilih Trump menetapkan seonggok sampah dari Samudra Pasifik sebagai Kepala Badan Lingkungan Hidup (EPA). Tentu saja Scott Pruitt yang kami maksud. Orang yang selalu menyangkal bukti-bukti perubahan iklim ditunjuk menjadi kepala EPA. Menyedihkan).

Dokter berhasil menghentikan pewarisan gen cacat melalui sistem ‘tiga orang tua’ Awal 2016, suami-istri asal Yordania berkonsultasi dengan John Zhang, dokter spesialis kesuburan yang tinggal di Kota New York. Pasangan itu bernasib nahas, karena mewariskan sindrom Leigh kepada anak-anak mereka. Inilah risiko penyakit turunan. Semua gen buruk dari orang tuamu akan diwariskan melalui mutasi di mitokondria. Dua anak imigran asal Yordania itu meninggal akibat sindrom Leigh. Zhang, tertantang membantu pasiennya, akhirnya menawarkan pada mereka eksperimen berisiko melibatkan teknologi nuklir. Jadi, sinar radioaktif akan disorotkan pada DNA penderita sindrom Leigh. Teknik yang dijuluki ‘tiga orang tua’ ini sangat sederhana. Setelah disinari radioaktif, penderita akan diberi mitokondria baru dari donor. Hasil penelitian menunjukkan anak-anak penderita sakit turunan sudah tidak mengidap kelainan gen yang sama, sesudah melakoni uji coba penggantian mitokondria. Satu persoalan besar, praktik yang ditawarkan Zhang terlarang di AS. Untuk mengakali aturan, dia pun berangkat ke Meksiko bersama pasangan suami istri. Metode Zhang sukses membuat keturunan pasangan asal Yordania itu bebas dari warisan penyakit berat. 

Ilmuwan berhasil menembakkan laser ke sel kanker Spectra adalah karakter komik perempuan yang memiliki kekuatan khas berupa laser. Spectra ternyata punya saingan di dunia nyata, yakni Hadiyah-Nicole Green, asisten profesor di Tuskegee University. Tidak sama persis sebetulnya, tapi Green memang menggunakan laser untuk menaklukkan sel kanker jahat. Pasien akan disuntik obat yang bisa membuat sel kanker bersinar, membedakannya dari sel-sel lain dalam tubuh. Selanjutnya, laser partikel nano akan ditembakkan ke arah sel jahat (prosesnya lebih rumit, tapi setidaknya begitulah garis besarnya). Green, seorang ilmuwan perempuan kulit hitam, berhasil memperoleh hibah US$ 1,1 juta (setara Rp14,8 miliar) awal 2016 untuk mengembangkan tekniknya sehingga lebih sempurna. “Saya berharap metode ini akan mengubah drastis paradigma pengobatan kanker,” ujarnya. Metode ini, menurut Green, bisa memberikan harapan kesembuhan bagi pasien yang biasanya terlanjur divonis hanya bisa bertahan enam bulan karena kankernya sudah menyebar ke seluruh tubuh.

Obat alzheimer mendekati kenyataan Sebuah tim peneliti dibayai perusahaan farmasi raksasa, Merck, berhasil mengembangkan obat yang paling ampuh melawan gejala-gejala buruk alzheimer. Uji coba awal obat ini terhadap manusia dan hewan menunjukkan kemampuannya mengurangi amyloid beta, yang biasanya merusak protein tubuh penderita alzheimer. Obat diberi nama sandi verubecestat ini adalah yang pertama bisa melalui tiga kali uji klinis dengan hasil menggembirakan. 

Manusia sudah bisa mengubah karbon dioksida menjadi bahan bakar Di Laboratorium Oak Ridge, Tennessee, sekelompok ilmuwan yang dipimpin Adam Rondinone berhasil mengubah karbon dioksida menjadi ethanol. Rondinone lama mempelajari reaksi kimia yang melibatkan teknologi nano dan kelistrikan, sehingga kemudian tersadar proses pembakaran mesin bisa diubah urutannya. “Kami menggunakan nanoteknologi untuk membalik proses reaksi pembakaran, sehingga gas buangnya tidak sebanyak biasanya,” ujarnya melalui keterangan tertulis. Jika temuan ini diterapkan untuk skala industri, Planet Bumi bisa merasakan pengurangan karbon dioksida secara luar biasa di atmosfer. Gagasan ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Apalagi mekanisme yang dipakai Rondinone sebenarnya sederhana, cukup melibatkan sistem katalisator yang terdiri dari karbon, perunggu, nitrogen, serta sedikit aliran listrik. Setelah karbon dioksida diubah menjadi ethanol, apa yang bisa kita lakukan? “Tentu saja kita bisa menggunakannya kembali sebagai bahan bakar,” ujarnya seperti dikutip dari Popular Mechanics.”  

Muncul terobosan mengobati kelumpuhan  Beberapa kajian ilmiah terbaru menunjukkan adanya metode yang efektif untuk membalik proses kelumpuhan tubuh, terutama bagi penderita cedera tulang belakang. Tonic sudah pernah meliput “penyangga” neuro-spinal yang bisa menjadi tempat bergantungnya sel pembentuk tulang dan otot, yang bisa memulihkan fungsi gerak tubuh pasien. Sedangkan peneliti di Chicago dan University of Southern California belum lama inimenguji coba metode berbeda. Mereka menyuntikkan lebih dari 10 juta embrio manusia berupa sel punca ke batang tulang belakang, untuk memulihkan fungsi gerak penderita kelumpuhan. Sudah muncul tanda-tanda positif, karena pasien yang mengikuti uji coba ini dapat merasakan lagi tangan mereka, walau belum bisa menggerakkannya. Metode lain juga dikembangkan tim gabungan antar negara untuk menguji coba menghubungkan lagi sel otak dengan otot kaki. Metode sinyal elektrik ini sedang diuji cobakan pada monyet. Kendati demikian, ilmuwan optimis manipulasi sinyal otak ini bisa dikembangkan pada manusia 10 tahun lagi.

Obat kanker berhasil memperpanjang usia anjing tua Obat yang sebenarnya diniatkan mengobati manusia menderita kanker berhasil diujicoba secara positif memulihkan kesehatan anjing tua. Uji coba ini dilakukan oleh Profesor Arlan Richardson dari University of Washington. Dia memberikan rapamycin secara berkala selama 10 pekan terhadap seekor anjing yang sudah renta. Hasilnya, anjing itu bisa bergerak lincah bagaikan baru berusia tiga tahunan. Obat yang sama dalam uji coba lain terbukti memperpanjang 60 persen usia tikus. Sebetulnya, varian lain obat kanker ini yang dibuat pabrikan farmasi besar memberi efek samping buruk pada manusia. Setelah memperhatikan efeknya yang positif pada hewan, ilmuwan kini menduga rapamycin sebelumnya gagal karena tidak cocok digabung konsumsinya dengan jenis obat lainnya. Kita boleh bermimpi, suatu saat akan hadir obat yang bisa memperpanjang umur manusia.