Penyanyi, penulis lagu sekaligus produser musik Nicole Zefanya alias NIKI baru merilis album debutnya yang bertajuk “Moonchild” dalam format tiga bagian. Musisi 21 tahun asal Jakarta ini bergabung dalam label rekaman 88rising. Karier NIKI di dunia musik dimulai pada saat dia berusia 15. Ketika itu, dia terpilih sebagai pembuka konser “Red Tour” Taylor Swift di Jakarta. NIKI menyanyikan lagu ciptaannya di depan Swifties [sebutan untuk penggemar Taylor].
“Saya tampil 15 menit, tapi rasanya kayak lima detik doang,” kenangnya. “Saya sempat mengira penonton akan mencemooh penampilanku, tapi reaksi yang kuterima justru positif.” NIKI memanfaatkan momentum ini untuk memperkenalkan musiknya ke publik melalui YouTube. Beberapa tahun kemudian, dia merantau ke Amerika Serikat untuk mengenyam pendidikan seni musik di kota Nashville.
Videos by VICE
Penyanyi yang sekarang tinggal di LA telah menelurkan EP, mixtape dan album — menjadikannya salah satu musisi paling berpengaruh di 88rising. Dirintis oleh Sean Miyashiro, 88rising adalah kolektif musik yang mempunyai misi mengangkat nama Asia di mata dunia.
Bersama teman-temannya Joji dan Rich Brian, NIKI ingin menunjukkan kepada para penggemar dan seniman muda di Asia bahwa bukan mustahil untuk menjadi seperti dirinya.
“Saya berharap bisa mewakili anak muda Asia di luar sana,” terangnya. “Karena saat tumbuh besar dulu, saya jarang menemukan sosok yang dapat merepresentasikan diriku. Kurangnya representasi memberikan gagasan yang salah tentang apa yang bisa dan tak bisa kalian gapai. Saya harap generasi sekarang memiliki sosok panutan. Kalau saya bisa sukses, itu artinya mereka juga bisa sukses.”
2020 adalah tahun spesial bagi musisi Asia Selatan dan Tenggara. Sementara grup K-Pop macam BTS dan BLACKPINK memukau dunia dengan lagu popnya, artis 88rising membuat pendengar berdecak kagum dengan genre dan gaya bermusiknya masing-masing. Sebagian besar tenar dari YouTube, baik karena konten random, video klip maupun vlog. Mereka menentukan sendiri jalan hidupnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, NIKI telah berevolusi dari perempuan yang menyanyikan tentang cinta monyet seperti pada lagu “See U Never” dan “Vintage” menjadi sosok yang mengeksplorasi hubungan lebih dewasa dan jati diri. Moonchild direkam sebelum pandemi dan dirilis selama lockdown. Album ini padat dengan emosi (Siap-siap tisu saat mendengarkan “Lose”) namun tetap catchy (“Switchblade” dan “Plot Twist”).
NIKI sedih tidak bisa membawakan album barunya—yang digarap selama dua tahun—di atas panggung. “Pandemi mengajarkan kita untuk lebih pelan-pelan,” tuturnya. “Banyak hal indah akan terlewatkan jika kita terlalu terburu-buru. Pandemi memberikan kita waktu untuk mengembangkan diri dan refleksi diri.”
Dia memiliki beberapa video klip favorit yang dibuat selama lockdown. “Sebagai penggemar berat Disney, saya suka video ‘Plot Twist’ karena bisa mengenakan gaun cantik.”
Sekarang NIKI sedang menikmati kemilau album barunya dan berharap bisa menyanyikannya secara langsung suatu saat nanti. Dia ingin sekali merayakan Natal bersama keluarganya di Indonesia, tapi dia tak mau berharap ketinggian.
Untung saja ada anak-anak 88rising yang sudah seperti keluarga keduanya di LA. Selain rutin merilis mixtape dan menggelar showcase, label rekaman ini juga menawarkan persahabatan. Mereka mendukung para musisinya baik secara individu maupun sebagai kolektif.
Dengarkan Moonchild di Spotify dan beli album digitalnya di 88rising.