Delapan Album Musik Seru Untuk Didengarkan Pekan ini

Seperti biasa, di awal pekan, tim Noisey telah menyusun album-album, mixtape, dan EP baru yang dirilis dalam tujuh hari terakhir. Kamu bisa mendengarkan mereka semua di halaman ini. Daftar kami tidak komprehensif dan tentunya subjektif. Selamat menikmati.

Baths: Romaplasm

Empat tahun setelah merilis Obsidian, Will Wiesenfeld kembali merilis album baru Baths berjudul Romaplasm yang ditulis dalam periode nyaman dalam hidupnya. Tapi tanpa tahu cerita kehidupannya pun, mudah untuk mendengar suasana tersebut dalam album barunya—kumpulan tembang elektronik yang ceria, berkilau dengan lirik yang genit, romantis dan penuh harapan. Wiesenfeld mengatakan album ini tidak 100% positif, tapi bahkan momen paling suram di album masih akan menghantam telingamu dan membuatmu merasa terbangun di sebuah pondok di bukit dalam dunia khayalan — Danika Harrod, Baths’ New Album Is a Warm Fantasy World

Videos by VICE

Sharon Jones & The Dap-Kings: Soul of a Woman

Musik soul kehilangan salah satu ikon terbesarnya setahun lalu ketika Sharon Jones meninggal akibat kanker. Soul of a Woman, sebuah album anumerta yang menawan, adalah bentuk yang pas untuk menggambarkan keriaan dan kekuatan yang dia tunjukkan sepanjang karirnya, tidak peduli seberapa sulit kehidupan. Track penutup album, “Call on God,” mengingatkan kita salah satu keyakinannya—bahwa dia tidak pernah sendirian dalam momen tergelapnya, sebuah bab penutup yang akan terus mengabadikan sosoknya. — Tiffany Wines


MoneyBagg Yo and NBA Youngboy: Fed Baby’s

Memphis dan Baton Rouge bertabrakan dalam album Fed Baby’s, sebuah karya seni gabungan Youngboy Never Broke Again dan MoneyBagg Yo. Kedua musisi tersebut saling bertukar bars, menguatkan status mereka sebagai dua bintang yang paling bersinar dari South. Satu-satunya bintang tamu yang tampil dalam album adalah veteran Quavo dan Young Thug, biarpun sebetulnya kehadiran mereka gak perlu-perlu amat. Dengan track macam “Mandatory Drug Test”, “Character Witness,” dan “Plea Deal,” Youngboy dan Moneybagg membahas pentingnya mengevaluasi ulang sistem keadilan kejahatan di AS.


Moth Cock: 0-100 at the Speed of the Present

Label asal Chicago, Hausu Mountain telah lama mengukuhkan reputasi bahwa setiap rilisan digital mereka layak diembat. Tapi bahkan dengan reputasi ini, paket “WTF LOL” mereka bisa dibilang spesial, menampilkan sound baru dari dekonstruksionis freak-rock Form a Log, dan penjajah dunia luar, Brett Naucke. Namun tetap saja, yang paling menonjol adalah rilisan dari musisi absurd asal Ohio, Moth Cock. Doug Gent dan Pat Modugno memiliki katalog penuh dengan musik elektro-surrealis—tapi 0-100 at the Speed of the Present merupakan sebuah titik puncak baru, penuh dengan bunyi terumpet cair, drone, bunyi statik, dan drum machine. Ini adalah album yang akan membuatmu merasa mual, dan eneg, namun tetap ingin menelannya, memuntahkannya keluar, dan menelannya kembali, terus-menerus.— Colin Joyce


Charlotte Gainsbourg: Rest

Album studio keempat Charlotte Gainsbourg diproduksi oleh Guy-Manuel de Homem-Christo dari Daft Punk dan menampilkan kontribusi dari Paul McCartney, Owen Pallett, dan Connan Mockasin. Dinyanyikan dalam bahasa Perancis, album ini melankolis, anggun, inventif, dan akan sulit dilupakan pendengar — Alex Robert Ross


Tove Lo: Blue Lips

Album ketiga penyanyi pop Swedia, Tove Lo dibagi menjadi dua bagian—”Light Beam” dan “Pitch Black”—dan berusaha menangkap esensi “naik, turun, dan kehancuran sebuah hubungan.” Kamu juga bisa merasakan hal ini, mulai dari optimisme “disco tits” hingga optimisme introspektif dari “shivering gold” hingga rasa kebingungan dan kesepian di “cycles.” — ARR

Yamaneko: Spa Commissions

Spa Commissions adalah rilisan panjang ketiga dari Joe Moynihan yang berkarya menggunakan moniker Yamaneko. Kayak-kayaknya dia membuat rilisan ini khusus untuk mengeksplorasi segala rasa yang muncul saat kita berada dalam spa. Spa Commissions ini album yang brilian, menenangkan, dan nyaris tak ber-bit. Khusus untuk bikin album ini, dia riset selama setahun. Moynihan berniat untuk menghadirkan sebuah suasana tertentu dalam bentuk auditif, walaupun dia sebenarnya tak begitu familiar dengan suasana itu. “Saya sering ke tempat-tempat yang bikin rileks, baik secara langsung maupun virtual,” katanya. “walaupun saya sebenarnya enggak punya banyak uang buat pergi ke tempat-tempat seperti itu — Josh Baines, Yamaneko’s ‘Spa Commissions’ Offers Some Much Needed Peace


T-Pain: Oblivion

Ada selang waktu yang lumayan lama antara album yang sekarang dan album rEVOLVEr yang dirilis 2011. Tapi tetap, dengan gaya dan sound-sound oblivion-nya yang khas, semua garapan T-pain jadi karya yang tak lekang oleh waktu. Sepertinya ini adalah rilisan dia yang secara sound paling jujur dan apa adanya. Coba cek “Textin’ My Ex” dan “Second Chance”, dua track yang menunjukkan bahwasannya doi sadar diri, dan menunjukkan bahwa dia tuh sama saja sebenarnya dengan kita-kita. — Tiffany Wines

Follow Noisey di Twitter ya.