Tiga tahun setelah kesuksesan album Fading Frontier, band indie revolusioner Deerhunter merilis single terbaru beserta keterangan tertulis seputar album terbaru mereka. “Death in Midsummer”, yang videonya bisa kamu tonton di artikel ini, menjadi single gacoan album studio kedelapan mereka, Why Hasn’t Everything Already Disappeared? yang akan dirilis 18 Januari 2019 lewat label 4AD.
Sang vokalis Brandon Cox dalam wawancara sebelumnya, menyatakan album baru mereka direkam di Texas, Los Angeles, dan Atlanta bersama tim produser yang melibatkan seniman Wales, Cate LeBon. Dalam rilisan persnya, Deerhunter tidak memberi banyak petunjuk tentang sound di album ini, tapi mereka sangat tegas mengungkapkan ambisi band terkait kondisi dunia saat ini.
Videos by VICE
“Deerhunter sebelumnya menciptakan album sains fiksi tentang keadaan zaman sekarang. Apakah seni macam ini masih perlu? Apakah yang kami lakukan relevan? Mungkin hanya bagi beberapa orang tertentu. Gerakan seni dadaisme dulu muncul sebaga reaksi terhadap kengerian perang. Punk adalah reaksi terhadap dekade 70’an yang lambat dan kosong. Hip-hop adalah kultur musik yang mengubah narasi tentang pengalaman kaum Afrika-Amerika. Sementara musik populer zaman sekarang sebetulnya reaksi terhadap apa?”
Pertanyaan ini tentu menggelitik, dan patut kita lihat akan direspons seperti apa oleh musiknya Deerhunter.
Ada juga sedikit penjelasan tentang setiap lagu di keterangan pers mereka. Salah satu yang paling panjang dan informatif adalah untuk lagu ‘No One’s Sleeping’, lagu kedua di album tersebut yang bercerita tentang peristiwa tragis Pada 16 Juni 2016. “Di hari itu, anggota Parlemen Partai Buruh, Helen Joanne Cox, tewas akibat ditembak dan ditusuk beberapa kali oleh Thomas Mair, lelaki dengan gangguan mental yang sempat bergabung organisasi Neo-Nazi. Dia berteriak ‘Inggris Raya nomor satu’ selagi melakukan pembunuhan tersebut.”
Tampaknya album baru Deerhunter patut dinantikan sebagai rilisan maut yang menyapa kita semua sejak awal tahun.
Tonton video klip ‘Death in Midsummer’ di tautan awal halaman ini.
Follow Alex Robert Ross di Twitter.
Artikel ini pertama kali tayang di Noisey