Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menggelar pemungutan suara, Rabu (13/10/2022) waktu setempat, terkait pencaplokan empat wilayah Ukraina. Namun, di tengah pembahasan yang mengutuk ulah Rusia, perwakilan tetap Republik Demokratik Kongo tiba-tiba menuduh Rwanda mengakui spesies primata asli negaranya sebagai milik mereka. Tudingan tersebut dilontarkan tanpa bukti jelas.
Georges Nzongola-Ntalaja mengklaim negara tetangga telah melakukan berbagai kekejaman selama menjajah Republik Kongo dari 1998 hingga 2003. Menurutnya, Rwanda mengekspor emas dan coltan yang sebenarnya hasil rampasan kekayaan negara jajahannya. “Rwanda bahkan mencuri simpanse dan gorila dari hutan Kongo, lalu membawanya ke Rwanda. Semua orang sudah tahu ini,” tukas sang diplomat.
Videos by VICE
Terekam dalam video, utusan Rwanda Robert Kayinamura hanya bisa tertawa saat Nzongola-Ntalaja mulai mengangkat isu yang tidak nyambung dengan tujuan utama pertemuan mereka. “Ini sudah biasa. Kalau kekeringan, yang disalahkan Rwanda. Kalau tidak ada listrik, yang salah tetaplah Rwanda. Tidak ada akses jalan juga salah Rwanda… Sudah saatnya kita membuang jauh-jauh mentalitas semacam ini,” tuturnya.
Gorila gunung merupakan spesies langka yang hanya ada di kawasan hutan lindung Virunga, barisan gunung berapi yang membentang di sepanjang perbatasan Rwanda, Uganda dan Republik Demokratik Kongo.
Populasi gorila di kawasan tersebut nyaris punah akibat konflik bersenjata dan ketidakstabilan politik yang berkepanjangan. Setelah diperkirakan punah pada akhir abad ke-20, jumlah spesiesnya mulai mengalami peningkatan pada 2018. Rwanda aktif menggalakkan upaya konservasi untuk menyelamatkan kera besar dari kepunahan. Salah satu strateginya yaitu menawarkan paket selfie bersama gorila dengan tarif $1.500 (Rp23 juta). Hasil pendapatannya dimanfaatkan untuk kepentingan konservasi. Pada 2005, masyarakat Rwanda juga mengadakan ritual khusus penamaan gorila gunung sebagai bentuk perlindungan. Berkat segala upaya ini, sekarang diketahui ada lebih dari seribu gorila gunung yang berkeliaran di alam bebas.
Setelah puas mengeluarkan unek-unek, perwakilan DRC ikut mengutuk keputusan Rusia mengakui empat wilayah Ukraina sebagai bagian dari negaranya. Sebanyak 143 negara anggota PBB mendukung resolusi damai Ukraina, sedangkan Rusia dan empat negara sekutunya menentang hal tersebut.