Kalian bingung enggak sih sama konsep orang-orang kaya yang gemar menghindari pajak? Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara jelas secara finansial mampu membayar pajak motor gede (moge) Harley Davidson barunya. Gajinya per tahun aja Rp3,7 miliar.
Namun, ia malah ngambil jalan kemaruk, memanfaatkan kekuasaannya untuk membawa pulang diam-diam moge baru itu pakai pesawat yang baru dibeli Garuda. Niatnya ngirit, malah kehilangan pekerjaan. Ketika penyelundupan ini ketahuan, Ari Ashkara langsung dipecat Menteri BUMN Erick Thohir.
Videos by VICE
“Saya sebagai Kementerian BUMN tentu akan memberhentikan saudara Direktur Utama Garuda. Yang sungguh menyedihkan, ini proses secara menyeluruh di dalam sebuah BUMN. Bukan individu, menyeluruh,” ujar Erick dikutip BBC Indonesia saat jumpa pers di Kamis (5/12) sore.
Menurut keterangan Menteri Keuangan Sri Mulyani, penyelundupan ini terbongkar ketika Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Bandara Soekarno-Hatta memeriksa pembelian pesawat baru Airbus A330900 oleh Garuda Indonesia pada Minggu (17/11). Setelah dibeli, pesawat diterbangkan dari Prancis ke Cengkareng untuk selanjutnya dirawat Garuda Maintenance Facility (GMF). Dalam penerbangan rute Prancis-Indonesia ini, 22 orang termasuk Ari turut menumpang.
Penerbangan tercatat tidak membawa kargo sama sekali. Setelah dilakukan pengecekan oleh DJBC, emang di kabin dan kokpit enggak ada bawaan, namun di bagasi pesawat ditemukan beberapa koper dan 18 boks cokelat dengan claim tag sebagai bagasi penumpang. Isinya? 15 koli komponen Harley Davidson bekas dalam kondisi terurai dan 3 koli berisi dua sepeda Brompton dengan kondisi baru. Sri Mulyani memperkirakan harga moge sekitar Rp800 juta per unit dan sepeda bernilai Rp50-60 juta per unit.
“Pemilik koper tidak declare kargo bea cukai dan tidak sampaikan keterangan lisan bahwa memiliki barang ini. Total potensi kerugian negara kalau tidak declare Rp532 juta sampai Rp1,5 miliar,” ujar Sri Mulyani dilansir CNN Indonesia.
Penumpang berinisial SAS dan LS, dua karyawan Garuda, tadinya sempat hampir jadi tersangka utama karena pada komponen tersebut nama keduanya tercatat sebagai pemilik barang. Namun, hasil penyelidikan Komite Audit PT Garuda melihat kejanggalan karena SAS ternyata punya utang di bank sebesar Rp300 juta dan tidak pernah punya sejarah hobi moge. Akhirnya, muncul kesaksian dalam penyelidikan Garuda bahwa moge tersebut milik Ari Askhara yang dibeli atas nama pegawainya.
Erick Thohir kecewa sekali karena peristiwa ini bisa terjadi karena ada bantuan dari pejabat-pejabat di Garuda. Sebab, pembelian moge itu sudah diproses sejak April 2019. Bahkan ketika penyelundupan baru ketahuan, VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan sempat mengambinghitamkan dua karyawan tadi untuk menyelamatkan Ari.
“Bukan [milik direksi]. Jadi dia itu petugas yang memang menjemput pesawat dari sana. Jadi dia petugas on board di pesawat, jadi bukan penumpang komersial karena itu kan pesawat ferry flight (penerbangan tanpa penumpang umum), jadi dia bawa petugas karena itu pesawat baru dari Toulouse (Prancis) langsung ke Bandara Soekarno-Hatta dan setopnya di GMF (hanggar pesawat GMF AeroAsia),” ujar Ikhsan, Selasa (3/12), dikutip CNBC Indonesia. Aduh, tim humas mau bikin statement apalagi kalau udah kayak gini….
Praktik penyelundupan moge untuk berkelit dari cukai adalah praktik lama. Pada 2006, kejadian serupa pernah ditemukan di Pelabuhan Merak, Banten. Sebanyak 5 unit moge Harley Davidson dipreteli dalam kontainer biar bisa masuk Indonesia gratisan. Selain Harley, moge merek Honda, Suzuki, dan Yamaha berkapasitas mesin sampai 1.000 CC juga ditemukan di sana. Total 21 unit kendaraan yang coba digelapkan berpotensi merugikan negara Rp2,6 miliar.
Pindah ke Pelabuhan Atapupu, Nusa Tenggara Timur, aparat intelijen Kodim 1605/Belu menahan sebuah kontainer mencurigakan milik PT Mentari Line, perusahaan jasa kirim-mengirim kargo, yang mau berangkat ke Surabaya pada Oktober 2017. Saat ditanya aparat, Kepala Operasional PT Mentari Line Maksi Keru mengaku tidak tahu apa isi kargo tersebut karena ada puluhan peti kayu yang bikin doi mager meriksain satu-satu.
Kata Maksi juga, pemilik barang bernama Doni bilang peti ini isinya cuma barang-barang pindahan, jadi ya dia percaya aja. Setelah kemudian dibuka paksa oleh petugas bea cukai, bener dong isinya moge yang sudah dipreteli.
Lagian heran, kalau perusahaan kargo aja udah mager meriksain isi kiriman kliennya, bayangin udah berapa moge coba yang enggak ketahuan telah diselundupkan?