Dunia baru-baru ini dikejutkan dengan adanya kuburan massal yang terletak dekat gereja di kota Bucha, hanya berjarak sekitar satu jam perjalanan mobil dari ibu kota Kiev. Ratusan mayat juga ditemukan tergeletak di jalanan, beberapa dalam keadaan tangan terikat ke belakang.
Jasad-jasad itu diduga milik warga sipil yang tewas dibunuh pasukan Rusia, yang sempat menguasai wilayah tersebut.
Videos by VICE
Pada Minggu waktu setempat, Presiden Volodymyr Zelenskyy menyebut pasukan Rusia “telah melakukan genosida” dan menyamakan mereka dengan “pembunuh, penyiksa dan pemerkosa”. Namun, Rusia membantah tuduhan itu, mengatakan Ukraina sengaja memprovokasi keadaan.
Penemuan ini telah menimbulkan kekhawatiran terjadinya kekejaman serupa di daerah-daerah yang dikuasai Rusia, terutama seiring pergerakan pasukan Rusia ke bagian timur Ukraina.
Beberapa tokoh dunia turut mengutuk apa yang diyakini sebagai kejahatan perang.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggambarkan foto-fotonya amat “menyayat hati”.
“Sejak agresi [dari pihak Rusia], kami bisa memastikan pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang. Kami berupaya keras mendokumentasikan kejahatan ini dan mengumpulkan informasi untuk instruksi dan organisasi relevan. Harus ada pertanggungjawaban untuk ini.”
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengutuk “pembunuhan warga sipil di Ukraina”. Dia berjanji negaranya “berkomitmen menuntut pertanggungjawaban rezim Rusia, dan akan berusaha semaksimal mungkin membantu rakyat Ukraina.”
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengutuk “pembunuhan warga sipil di Ukraina”. Dia berjanji negaranya “berkomitmen menuntut pertanggungjawaban rezim Rusia, dan akan berusaha semaksimal mungkin membantu rakyat Ukraina.”
“Orang-orang yang telah melakukan serangan keji ini wajib diadili,” lanjutnya.
Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz berjanji akan menjatuhkan sanksi yang lebih berat kepada Moskow, untuk memastikan “Putin dan para pendukungnya menerima konsekuensi dari kekejaman” mereka.
“Saya menuntut agar organisasi internasional, seperti Komite Internasional Palang Merah, diizinkan mendokumentasikan kekejaman ini secara independen,” serunya.