Beberapa tahun terakhir, Thailand mendominasi daftar destinasi terpopuler dunia. Pada 2018, Forbes menyatakan Bangkok sebagai kota paling banyak dikunjungi turis mancanegara selama tiga tahun berturut-turut. Saking populernya Negeri Gajah Putih, tak heran bila pemerintah setempat merasa harus mempromosikan turisme, khususnya untuk lokasi yang belum banyak dilirik.
Sebab, setelah dianalisis lagi, hanya beberapa kawasan dari negara tersebut yang sukses menarik lebih dari 30 juta turis tiap tahun. Dalam upaya memikat wisatawan mampir ke kota-kota yang kurang terkenal, pemerintah Thailand berencana membayar orang untuk menjelajahi negerinya.
Videos by VICE
Thailand menyiapkan anggaran 15 juta baht (Rp6,6 miliar) untuk program ini. Sampai sekarang belum ada kabar mengenai cara mendaftar, sayangnya yang boleh ikut serta hanya warga negara Thailand di atas usia 18. Setiap peserta akan diberi 1.500 baht (setara Rp660.000) untuk dihabiskan di kota yang terpilih, dari 55 kota dalam proposal kampanye terebut.
“Kami berencana meluncurkan kampanye tersebut sebelum Juli tahun ini,” kata juru bicara Kementerian Keuangan Thailand kepada The Nation.
Kampanye ini bertujuan mempromosikan metode pembayaran online di daerah-daerah terpencil. Menurut program ini, pemerintah akan menyetor dana ke akun setiap peserta melalui sistem e-payment. Para peserta diharapkan sebisa mungkin selalu melakukan transaksi nontunai selama perjalanan mereka.
Thailand memang sedang mengalami lonjakan jumlah pembayaran online. Angka penetrasi terbesar transaksi nontunai di Thailand terbesar se-Asia Tenggara (mencapai 67 persen), melebihi Singapura dan Malaysia.
Yuthasak Supasorn, Ketua Dewan Turisme Thailand, mengatakan kampanye ini diharap bisa menggenjot Produk Domestik Bruto (PDB) Thailand sebesar 0,3 hingga 0,5 persen.
Anusorn Tamajai, pengamat pariwsiata dari Universitas Rangsit, mengapresiasi program tersebut saat dihubungi The Nation. Dia berharap perekonomian kawasan pedesaan Thailand bisa terdongkrak. “Kekeringan terakhir telah mempengaruhi kehidupan warga yang tinggal di daerah terpencil.”
Awal tahun ini, Thailand mengalami kekurangan curah hujan. Pakara meteorologi memprediksi jumlah hujan di Thailand sepanjang 2019 akan mencapai tingkat paling rendah sejak 30 terakhir. Sebanyak 17 provinsi di daerah utara dan timur laut Thailand terancam kekeringan dan berpotensi mengalami kekurangan air.
Tahun lalu, Thailand memecahkan rekor sebelumnya dengan 38,37 juta turis, kenaikan 7,5 persen sejak tahun sebelumnya. Tahun ini, 41 juta turis diharapkan tiba selama musim liburan Mei-Juli.
Tapi, terlalu banyak turis kadang tak baik untuk Negeri Gajah Putih. Tahun lalu, Teluk Maya di Kota Phi Phi Leh ditutup demi menyelamatkan terumbu karang yang hancur karena didatangi terlalu banyak turis. Tak lama setelah ditutup, hiu ditemukan kembali berenang di perairan tersebut.
Menurut berbagai laporan, Teluk Maya seharusnya dibuka kembali pada Oktober 2018, tapi sampai sekarang belum boleh didatangi wisatawan. Sembari turis lokal dan internasional menunggu daerah tersebut pulih dan dibuka kembali, mereka punya kesempatan bertualang di wilayah-wilayah Thailand yang tidak setenar Teluk Maya. Idealnya, tanpa merusak lingkungan dong.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.