Dunia Memantau Pertemuan Trump-Kim Jong-un, TV Korut Malah Sibuk Siarkan Opera Soal Tambang

Terlepas dari pro-kontra hasil pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un di Singapura, pihak yang paling bergairah membahas peristiwa tersebut adalah pekerja televisi. Ini peristiwa penting Abad 21. Merekam sosok presiden Amerika Serikat dan Diktator Korea Utara berjabat tangan untuk pertama kalinya sepanjang sejarah adalah momen idaman kameramen manapun. Kecuali, pekerja TV di Korut sana.

Berdasarkan pantauan warga asing yang tinggal di Pyongyang, sepanjang hari kemarin, siaran utama televisi milik pemerintah adalah konser operasi soal kehidupan para penambang. Sama sekali tidak disinggung, apalagi ada rekaman pertemuan pemimpin mereka di Singapura.

Videos by VICE

Alistair Coleman, jurnalis BBC yang rutin memantau Korut, menjadi salah satu yang pertama membagikan video via Twitter soal tak adanya kehebohan mengenai pertemuan Singapura di negeri tertutup itu. Sebaliknya, penonton televisi lokal harus puas menyaksikan opera bernuansa bahagia, patriotis, dan penuh tarian serta nyanyian seputar suka duka hidup di tambang.

Opera ini diawali nyanyian diiringi musik menghentak dan ceria. Bahkan, kalau kalian menyempatkan nonton videonya, tampaknya teater di Pyongyang punya banyak referensi musik jazz era big band saat merancang opera tersebut.

Sayangnya, karena ini opera, maka di pertengahan pentas cerita dan nyanyiannya jadi sedih. Ada salah satu karakter yang mati gara-gara kecelakaan kerja dalam tambang. Setelahnya aransemen musik jadi melankolis, lebih banyak diiringi akordion serta para penyanyi melantunkan ratapan dalam nada-nada minor.

Kayaknya belum sah bikin karya seni di Korea Utara tanpa memasukkan bendera negara ke dalam pentas.

Lalu kalian bisa melihat nyanyian luar biasa ini. Barangkali si bapak adalah penyanyi opera terbaik se-Korut.

Lalu, di akhir durasi, sebelum tirai ditutup, para aktor-aktris yang berperan sebagai penambang menyanyikan lagu perpisahan, dengan nada cresendo, berlatar matahari terbenam serta harapan agar Korut senantiasa jaya.

Sesudah tayang nyaris tiga jam, acara TV dilaporkan normal kembali, menyajikan berita (TV Korut isinya rata-rata berita mulu sih). Uniknya, tidak ada sama sekali cuplikan pertemuan di Singapura. Penayangan opera itu juga pas banget waktunya sama momen berlangsungnya dialog antara Trump dan Kim Jong-un.

Sayang, warga Korut harus memiliki rezim yang gemar menyensor segala sesuatu kayak gitu. Andai kemarin TV pemerintah menayangkan pertemuan di Singapura, warga Korut bisa dapat hiburan gratis. Mulai dari trailer film palsu mengejek Gedung Putih yang pengin ramah sama Korut, lelucon Trump soal edit foto biar kurus yang bikin situasi awkward, atau Trump yang malah sibuk membahas limusinnya daripada menceritakan hasil pertemuan.

Follow Adam Forrest di Twitter.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.