Tiongkok

Sebut Taiwan sebagai Negara, John Cena Dipaksa Minta Maaf ke Tiongkok

Sejumlah warga Tiongkok tak puas melihat video permintaan maaf sang pegulat WWE itu, karena John Cena kurang gamblang menyebut apa "kesalahannya".
Tangkapan layar video permintaan maaf John Cena di Weibo
Foto: Weibo

Aktor John Cena membuat video permintaan maaf di media sosial Tiongkok usai menyebut Taiwan sebagai negara ketika mempromosikan film terbarunya, Fast & Furious 9. Sikapnya ini menggarisbawahi tekanan besar yang dihadapi Hollywood untuk menyenangkan para penonton di Tiongkok. Jika tidak mengikuti kemauan mereka, maka harus siap kehilangan pasar terbesar di dunia.

Dalam video promosi, bintang WWE mengatakan Taiwan adalah “negara pertama yang bisa menonton F9”. Ucapannya menuai kontroversi setelah viral di situs mikroblog Weibo.

Iklan

Beijing menyatakan Taiwan masih menjadi bagian dari wilayahnya, dan kelompok nasionalis kerap mengancam akan memboikot perusahaan asing mana pun yang tidak mau mengakui pulau tersebut adalah milik Tiongkok.

Cena menyampaikan permintaan maafnya dalam bahasa Mandarin, yang telah dipelajari selama 10 tahun terakhir.

“Saya telah membuat kesalahan,” pegulat tersebut membuka video yang diunggah ke akun Weibo pada Selasa. Dia memperkenalkan diri dalam nama Tionghoa-nya Zhao Xina. “Saya ingin mengatakan hal yang sangat, sangat, sangat, sangat, sangat penting. Saya mencintai dan menghargai Tiongkok dan rakyatnya.”

“Saya sangat, sangat minta maaf atas kesalahan saya,” lanjutnya. “Maaf, maaf, saya benar-benar minta maaf. Saya sungguh-sungguh mencintai dan menghargai Tiongkok dan rakyatnya. Sekali lagi saya minta maaf.”

Di Amerika Serikat, permintaan maaf tersebut terlihat sebagai upaya baru mematuhi Partai Komunis guna mengamankan pasar terbesarnya. Namun, di negara dengan penduduk terbanyak di dunia, tak sedikit yang menganggap permintaan maafnya tidak tulus.

Walaupun beberapa penggemar sudah memaafkan Cena, banyak lainnya yang mempermasalahkan kenapa dia tidak memperjelas pendapatnya terkait status Taiwan. Mereka menduga sang aktor sengaja tidak menyebutkan kesalahannya untuk menyenangkan penonton di daratan Tiongkok dan Taiwan.

Iklan

“Kami baru akan memaafkanmu jika sudah mengatakan ‘Taiwan adalah bagian dari Tiongkok’ dalam bahasa Mandarin,” bunyi komentar paling disukai pada postingan Cena.

“Dia menghindari pertanyaan, hanya omong kosong,” bunyi komentar yang paling banyak di-vote. Pengguna mengakhiri caciannya dengan tiga emoji muntah.

Ini bukan kali pertama Hollywood menjilat pemerintah dan penonton Tiongkok agar tidak dimusuhi. Film yang bersifat sensitif untuk negara tersebut akan disensor. Lalu ada juga yang memasukkan unsur-unsur Tiongkok ke dalam film. Sayangnya, beberapa masih menuai kontroversi bahkan setelah melakukan semua itu.

Tahun lalu, Tiongkok melarang media memberitakan tentang film live-action Mulan setelah dikecam dunia karena sebagian difilmkan di Xinjiang, yang penduduk minoritas Muslim-nya dipaksa berasimilasi dengan nilai-nilai negara. Berita yang meliput pemenang Oscar Chloé Zhao juga disensor di Tiongkok akibat perdebatan panas seputar kewarganegaraan sang sutradara.

Tiongkok menghasilkan keuntungan yang sangat besar bagi Hollywood. Namun, dengan meningkatnya sikap nasionalisme dan berkembanganya industri film dalam negeri, banyak penonton lebih menyukai film-film Tiongkok karena lebih relevan dengan kehidupan mereka.

Menurut platform data film Maoyan, Fast & Furious 9 telah meraup satu miliar yuan (Rp2,2 triliun) sejak dirilis di daratan Tiongkok pada Jumat pekan lalu, meski hanya menerima peringkat 5,5 dari 10 di situs ulas film Douban.

Follow Viola Zhou di Twitter.